Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

BREAKING NEWS: Presiden Jokowi ''Sekali Lagi, Jangan Buru-buru Menutup Sebuah Wilayah''

Presiden juga mengingatkan agar para kepala daerah tak terburu-buru untuk memberlakukan penutupan wilayahnya.

Editor: Johnson Simanjuntak
Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Puncak Hari Olahraga Nasional XXXVII Tahun 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepala daerah untuk  menghitung dengan cermat dalam mengambil keputusan terkait Covid-19.

Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar para kepala daerah tak terburu-buru untuk memberlakukan penutupan wilayahnya.

Pasalnya, sistem yang efektif menekan angka penularan Covid-19 adalah pembatasan berskala lokal dan strategi intervensi berbasis komunitas.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas 'Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional' melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/9/2020).

"Strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan baik itu manajemen intervensi yang dalam skala lokal maupun komunitas, sehingga sekali lagi jangan buru-buru menutup sebuah wilayah," kata Jokowi.

Baca: Jokowi Sebut Kasus Aktif Covid-19 di Atas Rata-rata Dunia Pada 13 September

Presiden juga menginstruksikan kepala daerah selalu melihat data sebaran Covid-19 sebelum mengambil keputusan. Sebab, suatu daerah tidak sepenuhnya masuk dalam zona merah. 

Oleh sebab itu, penanganan Covid-19 di daerah tidak boleh digeneralisir.

"Strategi pembatasan berskala lokal baik itu di tingkat RT, RW, desa atau kampung sehingga penanganannya lebih detail dan bisa lebih fokus, karena dalam sebuah provinsi misalnya ada 20 kabupaten/kota tidak semuanya berada pada posisi merah," ucap Kepala Negara.

"Sehingga penangannya tentu saja jangan digeneralisir, di sebuah kota atau kabupaten pun sama, tidak semua kelurahan, desa, kecamatan, mengalami hal yang sama merah semua, ada hijau, kuning, itu perlu treatment atau perlakuan berbeda," tambahnya.

Kasus Aktif Covid-19 di Atas Rata-rata Dunia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, bahwa kasus aktif Covid-19 di Indonesia masih berada di atas rata-rata dunia.

Maka, Presiden meminta jajarannya bekerja keras meningkatkan angka kesembuhan dan mencegah penularan lebih luas.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas 'Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional' melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/9/2020).

"Pemerintah harus terus bekerja keras meningkatkan angka kesembuhan. Penting sekali. Di 13 September rata-rata kasus aktif di Indonesia 25,02 atau sedikit lebih tinggi (dari) rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 24,78," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menyebut kasus kesembuhan di Indonesia mencapai 155.010 atau sekitar 71 persen.

Baca: DKI Jakarta Berlakukan PSBB Total, Di Mana Persija Jakarta Bisa Latihan?

Tentunya, angka tersebut sedikit lebih rendah dari rata-rata kesembuhan dunia.

"Kemudian juga jumlah kasus sembuh sebanyak 155.010 kasus dengan recovery rate 71 persen. Jadi rata-rata kesembuhan di Indonesia 71 persen ini sedikit lebih rendah dari rata-rata kesembuhan dunia," ucap Jokowi.

"Saya kira kita harus terus mengejar rata-rata kesembuhan dunia," tegasnya.

Pastikan Ketersediaan Tempat Tidur dan ICU untuk Pasien Covid-19

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus segera mengaudit dan mengoreksi protokol keamanan untuk tenaga kesehatan dan pasien di rumah sakit rujukan Covid-19.

Tak hanya itu, Presiden juga meminta Terawan memastikan ketersediaan tempat tidur dan ruang ICU di RS rujukan.

Pasalnya, tempat itu digunakan untuk kasus positif Covid-19 dengan gejala berat.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas 'Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional' melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/9/2020).

"Pastikan ketersediaan tempat tidur dan ICU di rumah sakit rujukan untuk kasus berat. Saya minta agar Menkes segera lakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan untuk nakes dan pasien di seluruh RS, sehingga RS menjadi tempat aman dan tidak menjadi kluster penyebaran covid," kata Jokowi.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut, saat ini tren perkembangan grafik bed occupancy ratio atau rasio tempat tidur terisi di 67 rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta memperlihatkan kenaikan.

Doni pun mengatakan pihaknya telah sering melakukan diskusi dan memberikan pesan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan juga Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memperhitungkan jumlah kapasitas tempat tidur.

Kepala BNPB ini menambahkan, masalah ketersediaan tempat tidur RS di Jakarta juga sudah disampaikan kepada Menteri Kesehatan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved