Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Seperempat Orang Brasil Enggan untuk Vaksin Covid-19, Alasan Teori Konspirasi Masih Dipercayai Warga

Hingga seperempat orang Brasil mungkin tidak menggunakan vaksin COVID-19 ketika sudah tersedia.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo/AFP
Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA -  Sebuah jajak pendapat menunjukkan, hingga seperempat orang Brasil enggan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 bila sudah tersedia.

Lima persen orang Brasil akan menolak vaksin virus corona dalam keadaan apa pun.

Sementara 20 persen lainnya mengindikasikan mereka mungkin tidak menerimanya.

Dikutip dari CNA, survei tersebut diterbitkan dalam surat kabar O Estado de S Paulo pada Minggu (6/9/2020) kemarin.

Kebanyakan dari mereka yang menolaknya, ragu atas keamanan dan keefektifannya.

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. (HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP)

Baca: Presiden Brasil Sebut Vaksinasi Covid-19 Tidak Wajib: Tak Ada Undang-Undang Mengaturnya

Bahkan ada pula yang beralasan karena percaya adanya teori konspirasi yang tidak berdasar.

Seperti ketakutan akan manipulasi genetik, memiliki chip yang ditanamkan dengan mengambilnya, dan dibuat dengan janin yang diaborsi.

Adapun jajak pendapat Ibope untuk organisasi non-pemerintah Avaaz, telah menyurvei 1.000 orang di seluruh negeri.

Dari mereka yang menyatakan keengganan untuk vaksinasi, 34 persen berada dalam rentang usia 25-34 tahun.

Juga 36 persen di antaranya merupakan orang Kristen evangelis.

Jajak pendapat menunjukkan, 75 persen orang Brasil akan mengambil vaksin jika sudah tersedia.

Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta.
Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta. (Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo/AFP)

Baca: Ditanya Soal Dugaan Skandal Korupsi Istrinya, Presiden Brasil Ancam Pukul Wajah Wartawan

Survei tersebut dilakukan setelah Presiden Brasil Jair Bolsonaro menegaskan, vaksinasi COVID-19 tidak akan wajib ketika tersedia.

Hal itu dia sampaikan pada Kamis (4/9/2020), dalam obrolan langsung Facebook dengan para pendukungnya.

"Banyak orang ingin vaksin diterapkan dengan cara yang memaksa, tetapi tidak ada undang-undang yang mengaturnya," kata Bolsonaro, dikutip dari CNA.

Sosok Presiden ini memang dikenal kerap meremehkan tingkat keparahan wabah virus corona.

Wakil Presiden Hamilton Mourao mengatakan sebelumnya, vaksinasi massal tidak dapat dihindari untuk melawan pandemi di Brasil, tetapi ia sejalan dengan sikap Bolsonaro.

Tayangan dari TV Brasil menampilkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengenakan masker saat diwawancarai wartawan di istana kepresidenan Planalto Palace di Brasilia, pada Selasa (7/7/2020). Di hari itu Bolsonaro dinyatakan positif Covid-19, tapi mengaku dirinya baik-baik saja serta hanya mengalami gejala ringan.
Tayangan dari TV Brasil menampilkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengenakan masker saat diwawancarai wartawan di istana kepresidenan Planalto Palace di Brasilia, pada Selasa (7/7/2020). Di hari itu Bolsonaro dinyatakan positif Covid-19, tapi mengaku dirinya baik-baik saja serta hanya mengalami gejala ringan. (TV BRASIL via AFP)

Baca: Ini Alasan Pulau di Brasil Hanya Izinkan Turis yang Pernah Terinfeksi Covid-19 untuk Berkunjung

"Tidak ada cara bagi pemerintah, kecuali kita hidup dalam kediktatoran, untuk memaksa semua orang mendapatkan vaksinasi," kata Mourao dalam wawancara radio.

Adapun Brasil kini telah mencatat lebih dari 4 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi.

Angka tersebut menjadikan Brasil, negara kedua setelah Amerika Serikat yang terdampak virus corona.

Sedangkan jumlah kematian resmi dari COVID-19 telah meningkat menjadi 124.614, menurut catatan Kementerian Kesehatan.

Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil.
Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil. (TARSO SARRAF / AFP)

Baca: Presiden Brasil Siapkan Dana Rp5,3 Triliun untuk Beli Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca

Dalam 24 jam sebelum Kamis sore, 43.773 kasus baru dilaporkan di negara itu serta 834 kematian akibat virus tersebut.

Padahal, Brasil pada bulan lalu menandatangani perjanjian dengan AstraZeneca untuk membeli 30 juta dosis vaksin yang dikembangkannya dengan Universitas Oxford.

Bahkan pihaknya memberikan opsi untuk membeli 70 juta dosis lagi, jika vaksin itu berhasil.

(Tribunnews.com/Maliana)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved