Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

CDC Minta Pejabat Kesehatan di AS Mempersiapkan Distribusi Vaksin Covid-19 pada Akhir Oktober

CDC AS memberi tahu negara bagian untuk mempersiapkan distribusi vaksin COVID-19 paling cepat akhir Oktober.

Penulis: Inza Maliana
HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengumumkan kabar terbaru terkait vaksin Covid-19.

Menurut laporan, CDC meminta pejabat kesehatan masyarakat negara bagian, untuk bersiap mendistribusikan vaksin virus corona yang potensial.

Kabarnya, distribusi vaksin kepada kelompok berisiko tinggi ini akan berlangsung secepatnya pada akhir Oktober.

Adapun, waktu pemberian vaksin menjadi kepentingan politik, karena Presiden AS Donald Trump berupaya terpilih kembali pada November.

CDC juga mengatakan bahwa belum jelas apakah penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa pada Kamis (14/5/2020). Penyakit itu menimbulkan risiko baru bagi anak-anak.
CDC juga mengatakan bahwa belum jelas apakah penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa pada Kamis (14/5/2020). Penyakit itu menimbulkan risiko baru bagi anak-anak. (MIT Technology Review)

Baca: CDC Sebut 94% Kematian Pasien Covid-19 di AS Terjadi Akibat Adanya Kondisi Medis Lain

Terlebih setelah menstimulus miliaran dolar AS untuk mengembangkan vaksin guna mencegah COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 180.000 orang Amerika.

"Untuk tujuan perencanaan awal, CDC menyediakan negara-negara bagian dengan asumsi perencanaan tertentu saat mereka mengerjakan rencana spesifik negara bagian untuk distribusi vaksin."

"Termasuk kemungkinan memiliki jumlah vaksin yang terbatas pada Oktober dan November," kata seorang juru bicara CDC, dikutip dari CNA, Kamis (3/9/2020).

The New York Times sebelumnya melaporkan, CDC telah menghubungi pejabat di semua 50 negara bagian dan lima kota besar dengan informasi perencanaan itu.

Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika.Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika.
Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika. (Hyosub Shin / AP, Marietta Daily, Gwinnett Daily Post, WXIA-TV, WGCL-TV)

Baca: CDC Revisi Durasi Isolasi Pasien Corona Ringan, 10 Hari Boleh Keluar tanpa Harus Dites Ulang

Pakar penyakit menular terkemuka AS, Anthony Fauci turut menanggapi terkait rencana pemerintahan Presiden Donald Trump ini.

Ia mengatakan, mungkin ada cukup data klinis untuk diketahui pada November atau Desember bahwa salah satu vaksin itu aman dan efektif.

Hal itu berdasarkan tingkat pendaftaran pasien dalam uji coba vaksin COVID-19 yang sedang berlangsung.

Tanggapan itu disampaikannya dalam sebuah telewicara bersama MSDBC, Rabu (2/9/2020).

Diketahui, CDC sedang mempersiapkan satu atau dua vaksin untuk COVID-19, yang akan tersedia dalam jumlah terbatas paling cepat akhir Oktober.

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. (HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP)

Baca: Texas, California hingga New York Tolak Anjuran Baru CDC untuk Kurangi Tes Covid-19: Ini Sembrono

Vaksin akan disediakan gratis terlebih dahulu untuk kelompok berisiko tinggi.

"Seperti petugas kesehatan, personel keamanan nasional, dan penghuni panti jompo dan staf," kata organisasi tersebut dalam keterangannya.

Padahal, regulator di seluruh dunia telah berulang kali mengatakan kecepatan pengembangan tidak akan mengganggu keamanan vaksin.

Karena hasil yang lebih cepat akan berasal dari pelaksanaan uji coba paralel yang biasanya dilakukan secara berurutan.

Namun jaminan semacam itu belum meyakinkan semua orang.

Hasil awal dari survei yang dilakukan selama tiga bulan terakhir di 19 negara menunjukkan hanya sekitar 70 persen responden Inggris dan AS yang akan menggunakan vaksin COVID-19 jika tersedia.

Foto diambil pada tanggal 29 April 2020 ini. seorang ilmuwan melihat sel-sel ginjal monyet saat melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Cells Culture Room di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet.
Foto diambil pada tanggal 29 April 2020 ini. seorang ilmuwan melihat sel-sel ginjal monyet saat melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Cells Culture Room di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Baca: Selain Demam dan Batuk, Kini CDC Amerika Tambahkan 3 Gejala Baru Covid-19: Pilek, Mual hingga Diare

Pengembang obat termasuk Moderna, AstraZeneca dan Pfizer memimpin 'perlombaan' untuk mengembangkan vaksin yang aman dan efektif untuk penyakit pernapasan.

Dokumen CDC menjelaskan dua kandidat vaksin yang harus disimpan pada suhu -70 derajat Celcius dan -20 derajat Celcius.

Persyaratan penyimpanan tersebut cocok dengan profil kandidat vaksin dari Pfizer dan Moderna.

Baca: CDC Peringatkan Dokter Tentang Penyakit Radang Misterius pada Anak-anak Terkait dengan Covid-19

Kendati demikian, pada bulan lalu, departemen kesehatan AS mengatakan CDC sedang melaksanakan opsi kontrak yang ada dengan McKesson Corp, untuk mendukung distribusi vaksin potensial.

Direktur CDC Robert Redfield telah meminta gubernur negara bagian untuk mempercepat permintaan McKesson itu.

Sebab pihaknya ingin membangun pusat distribusi vaksin dan mempertimbangkan pengabaian persyaratan yang akan menghentikan mereka untuk beroperasi penuh pada 1 November.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved