Virus Corona
IGI: Vaksin Covid-19 Harus Diprioritaskan Bagi Peserta Didik
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim, mengusulkan agar pemerintah memberikan prioritas vaksinasi Covid-19 kepada para siswa.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim, mengusulkan agar pemerintah memberikan prioritas vaksinasi Covid-19 kepada para peserta didik.
"Anak didik harus jadi prioritas utama vaksin, jangan dulu yang lain," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (28/8/2020).
Menurut Ramli, jika sudah tersedia nantinya, vaksin Covid-19 semestinya diprioritaskan bagi siswa/siswi dari tingkat terbawah.
"Kalau orang dewasa bisa lebih menjaga diri, bisa lebih memahami untuk mengenakan masker dan jaga jarak," ungkapnya.

Baca: Erick Thohir Sebut Harga Vaksin Corona Sinovac di Kisaran Rp 366.000 sampai Rp 439.000
Ramli mengungkapkan sektor pendidikan harus diutamakan setelah sektor ekonomi perlahan mulai dijalankan.
"Pendidikan kita harus jalan, kan kalau ekonomi sekarang sudah jalan," ungkapnya.
"Jadi saya mengusulkan agar pemerintah memberikan prioritas vaksin pada siswa-siswi, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi," imbuh Ramli.
Soal Dimulainya Sekolah Tatap Muka

Sementara itu Ramli juga memandang agar penyelenggaraan sekolah tatap muka tak buru-buru dilaksanakan.
Sebab menurut Ramli, saat ini sudah ada harapan akan adanya vaksin Covid-19.
"Tidak usah dipaksakan dulu, kecuali tidak ada harapan ada vaksin dalam waktu dekat, tapi ini kan ada harapan, vaksin sedang diuji klinis," ungkap Ramli.
Baca: Tenaga Medis Positif Covid-19, Layanan IGD dan Poliklinik RSUD Embung Fatimah Batam Ditutup
Pembukaan kembali sekolah tatap muka dinilai berpotensi menimbulkan lonjakan kasus Covid-19.
Ramli menilai semestinya pemerintah lebih bersabar dalam memutuskan penyelenggaraan sekolah tatap muka.
"Orangtua juga sudah tahu kalau vaksin sudah ada, seperti pak Jokowi bilang kemungkinan Januari vaksin sudah ada," ungkap Ramli.
Vaksin Kemungkinan Siap pada 2021
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kemungkinan vaksinasi Covid-19 sudah dapat dimulai pada awal tahun 2021.
Hal itu disampaikan Jokowi saat melakukan peninjauan Posko Penanganan Covid-19 Provinsi Aceh, Selasa (25/8/2020) kemarin.
Jokowi menyebut Indonesia sudah mendapatkan komitmen dari Uni Emirat Arab dan China dengan jumlah total 290 juta vaksin.
"Kita harapkan nanti insyaallah sebagian besar diproduksi di Indonesia, sebagian diproduksi di luar. Saya harapkan nanti, insyaallah nanti Januari sudah mulai vaksinasi,” tutur Jokowi dikutip dari setkab.go.id.
Baca: Indonesia Berencana Impor Calon Vaksin Covid-19 dari Sinovac China, Berapa Harganya?
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada jajaran pemerintahan di Aceh.
”Semuanya bekerja keras tak kenal waktu dalam rangka mengendalikan Covid-19 di Provinsi Aceh,” ujar Jokowi.
Baca: Relawan Jokowi Minta Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang Dikurangi
Jokowi menyebut hingga hari ini di dunia setidaknya terdapat 23,8 juta kasus di 215 negara.
”Kita semuanya patut bersyukur alhamdulillah bahwa di Aceh kasus sampai hari ini saya tadi mendapat laporan dari Pak Gubernur 1.241 kasus."
"Ini masih dalam angka yang kecil, tetapi jangan dibiarkan untuk membesar lagi. Kasus baru 30 dan yang sembuh 191,” ujarnya.
Maka dari itu, Jokowi meminta agar tindakan pencegahan segera dilakukan.
Jokowi meminta Pangdam dan Kapolda, agar Gubernur di-back up yang berkaitan dengan hal-hal pemakaian masker, jaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumunan dan berdesakan.
”Ini harus diulang-ulang terus ke masyarakat. Kita tahu betapa sangat bahayanya kalau kita enggak pakai masker, kalau kita berkerumun dalam jumlah yang banyak,” jelas Jokowi.
Baca: Kembangkan Vaksin Corona, RI Buka Peluang Kerja Sama dengan Bill Gates
Turut hadir dalam agenda tersebut KSP Moeldoko, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi puncak wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus atau September 2020.
Hal itu disampaikan Jokowi kala berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, 13 Juli 2020 lalu.
"Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Jokowi.
Jokowi pada bulan Maret lalu juga sempat memprediksi puncak Covid-19 akan terjadi pada Mei.
Namun, prediksi tersebut meleset.
Jokowi kini justru menemukan fakta kasus baru Covid-19 masih terus bertambah.
Baca: Covid-19 Menular Lewat Udara, Pakar: Minimalisir Penggunaan AC di Kantor
Prediksi terbaru pandemi Covid-19 akan mencapai puncaknya pada Agustus atau September juga masih bisa berubah.
Jokowi menilai, hal tersebut bergantung dengan kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus Covid-19.
"Kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu, saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)