Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

WHO Optimis Covid-19 Dapat Diatasi Lebih Cepat dari Flu Spanyol

Direktrur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom berharap, wabah virus corona atau Covid-19 dapat selesai kurang dari dua tahun.

Editor: Adi Suhendi
freepik
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktrur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom berharap, wabah virus corona atau Covid-19 dapat selesai kurang dari dua tahun.

Mengutip dari laman situs BBC Minggu (23/8/2020), Tedros mengatakan, setidaknya wabah Covid-19 bisa diselesaikan lebih cepat dari flu Spanyol yang memakan waktu dua tahun dalam mengatasinya.

Ia menyebutkan, dengan kemanjuan teknologi yang ada di dunia saat ini tentu memungkinkan untuk
menghentikan virus ini dalam waktu yang lebih singkat.

Baca: Kondisi Keamanan Negara Menurun Saat Covid-19, Publik Idamkan Tentara Jadi Pemimpin Nasional

"Tentunya dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang besar untuk menyebar. Tetapi pada
saat yang sama, kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya," ucap Tedros.

Tedros menyebutkan, flu Spanyol menjadi wabah pertama bagi dunia pada tahun 1918 dan
menewaskan sedikitnya 50 juta orang saat itu.

Baca: Pentingnya Keterlibatan Masyarakat di Pilkada untuk Lahirkan Pemimpin yang Mampu Lawan Covid-19

Sedangkan Covid-19 saat ini, katanya, telah membunuh lebih dari 800 ribu orang dan telah menginfeksi lebih dari 23 juta orang di seluruh dunia.

Sementara itu, menurut Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan, diperlukan tiga
gelombang untuk menginfeksi sebagian individu yang rentan.

"Kemudian dimungkinkan Covid-19 ini akan menjadi pola musiman, karena pandemi virus sering
menjadi pola musiman dari waktu ke waktu," ucap Mike.

Covid-19 ini, lanjut Mike, dapat ditekan penyebarannya dengan tindakan yang ketat dan juga
pemulihan yang lebih cepat dengan bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini.

 Semangat Reformasi

Sementara itu Presiden RI Joko Widodo, mengatakan, sekira 22 tahun lalu, bangsa Indonesia memulai
sebuah langkah reformasi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semangat reformasi saat itu kini menjadi relevan di saat bangsa kita tengah berjuang menghadapi pandemi Covid-19 beserta dampak kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkannya yang juga menimpa di setidaknya 215 negara di dunia.

Baca: Presiden Jokowi: Semangat Reformasi Relevan untuk Hadapi Krisis karena Pandemi Covid-19

Dalam situasi saat ini, bangsa Indonesia memerlukan langkah-langkah perubahan yang luar biasa.

Meninggalkan cara lama, segera melakukan transformasi, dan melahirkan lompatan-lompatan
kemajuan.

"Kita harus memperkuat reformasi, melakukan langkah-langkah extraordinary, langkah-langkah
perubahan fundamental, memanfaatkan momentum krisis ini untuk melakukan lompatan-lompatan
kemajuan," ujar Presiden Joko Widodo dikutip dari Sekretariat Presiden, Minggu (23/8/2020).

Meski demikian, melakukan sebuah langkah reformasi diakui tidaklah mudah karena sering kali
menimbulkan perubahan-perubahan terhadap sesuatu hal yang telah dapat dinikmati di zona nyaman
bagi sebagian pihak.

Baik itu zona nyaman secara ekonomi maupun zona nyaman oleh karena status dan lainnya.

"Oleh sebab itu ruang kompetisi harus dibuka, ruang persaingan yang sehat harus diberi peluang, untuk
semua bidang. Kita jangan takut dengan kompetisi dan jangan takut bersaing. Kita harus mengambil
peluang momentum krisis ini untuk melakukan lompatan," ucapnya.

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada penurunan ekonomi global dan berpengaruh pada hampir
sebagian besar sektor kehidupan.

Banyak negara-negara maju yang kini terdampak oleh hal itu dan merasakan kemunduran ekonomi.

Di sinilah kesempatan besar bagi bangsa Indonesia untuk membenahi berbagai kelemahan fundamental dan mengeksekusi strategi-strategi besar negara.  (hari/chaerul/tribunnetwork/cep)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved