PMI: Protokol Kesehatan Penting Bagi Jurnalis Saat Meliput di Lapangan
Jurnalis saat meliput peristiwa di lapangan rentan terpapar virus corona atau Covid-19.
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jurnalis saat meliput peristiwa di lapangan rentan terpapar virus corona atau Covid-19.
Dokter Heru Aryadi, pengurus Bidang Kesehatan dan Sosial dari Palang Merah Indonesia (PMI) mengatakan keselamatan jurnalis saat melakukan peliputan di tengah pandemi saat ini sangat penting.
“Berbagai macam informasi penting disampaikan saat situasi (pandemi) ini,” ujar Heru dalam webinar yang diselenggarakan PMI bertema ‘Keselamatan Jurnalis saat Meliput di Masa Pandemi’, Kamis (13/8/2020).
Baca: Setelah Ridwan Kamil, Kini Doni Monardo Daftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Dokter Heru mengatakan, jurnalis perlu memperhatikan 3 M untuk mencegah terpapar virus saat melakukan peliputan.
Mulai dari memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan teratur dan benar, serta menjaga jarak saat melakukan peliputan.
Heru mengatakan, program 3 M sendiri akan digencarkan pemerintah secara bertahap mulai dari bulan Agustus hingga Desember 2020.
“Memakai masker yang dikampanyekan bulan Agustus ini dengan intens, yang kedua adalah mencuci tangan yang akan intens dilakukan pada bulan September dan menjaga jarak di bulan Oktober,” kata Heru
“Kemudian program 3 M akan di kampanyekan secara serempak pada bualn November. Terakhir di bulan Desember adalah peran ibu-ibu mengkampanyekan 3 M,” lanjutnya.
Baca: Indonesia dan Rusia Jajaki Kerja Sama Bidang Kesehatan, Termasuk Soal Vaksin Covid-19
Pengurus PMI tersebut juga menjelaskan sejumlah cara yang terkadang disepelekan masyarakat, tidak terkecuali para jurnalis saat meliput dilapangan.nSeperti saat menggunakan masker.
Dokter Heru menjelaskan jurnalis harus memperhatikan betul cara menggunakan masker yang benar, dan hendaknya mencuci tangan baik sebelum atau setelah menggunakan masker.
“Sebelum memakai masker hendaknya cuci tangan. Yang kedua kita memasang masker dengan memegang talinya dan menutup masker dengan menutup mulut hidung dan dagu supaya semua terlindungi,” tegasnya.
Baca: Erick Thohir Keluhkan Pemberitaan Media Asing: Kita Seakan Tak Berdaya Hadapi Covid-19
“Kemudian tekan bagian masker yang kaku sesuai bentuk hidung , jadi yang kaku ada diatas disesuaikan bentuk hidung. Kemudian jangan menurunkan masker ke dagu maupun leher,” katanya.
Jurnalis disarankan dokter Heru tidak melanjutkan peliputan apabila narasumber membuka masker saat melakukan wawancara
“Ketika melakukan wawancara kepada narasuumber yang saat wawancara menurunkan masker, lebih baik wawancaranya batal saja. Demi kesehatan jurnalis itu sendiri,” katanya.
Selanjutnya mencuci tangan dengan air yang mengalir dengan sabun atau handsanitizer selama 20 detik.
“Kalau tidak melakukan secara berurutan biasanya lupa ada yang terlewatkan. Oleh karena itu WHO mengingatkan ada 6 langkah cuci tangan,” katanya
Selain itu, jurnalis diimbau untuk menjaga jarak saat melakukan peliputan apapun keadaannya.
Menurutnya peliputan yang direncanakan dengan baik adalah peliputan yang telah diatur jarak sosialnya, sehingga tidak menyebabkan kerumunan.
Baca: Ini Kendala dalam Melakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19
“Jangan ketika meliput pada saat selesai acara sambil keluar narasumbernya, lalu saat narasumber akan kembali naik mobil dan diwawancara ini akan sulit," katanya.
Hal yang tidak kalah penting menurutnya adalah perlengakapan pribadi yang dibawa jurnalis, seperti masker cadangan, handsanitizer, tisu basah antiseptic, peralatan makan minum pribadi, maupun perlengkapan salat pribadi bagi muslim.
Selanjutnya setelah pulang dari tugas peliputan, jurnalis wajib untuk melakukan dekontaminasi pada alat peliputan, pakaian yang langsung dicuci dan mandi.
“Lebih baik ribet tapi aman, daripada tidak ribet, namun tidak aman,” katanya.