Virus Corona
Hadapi Musim Dingin, Inggris Siapkan Alat Tes Covid-19 yang Bisa Deteksi Virus Hanya 90 Menit
Tes baru yang mendeteksi COVID-19 dalam 90 menit akan diluncurkan minggu depan di Inggris.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah tes yang mendeteksi Covid-19 hanya dalam 90 menit akan diluncurkan pada minggu depan.
Tes tersebut rencananya akan mulai digunakan di rumah perawatan dan laboratorium di Inggris, minggu depan.
Jenis tes baru ini kabarnya tidak memerlukan staf kesehatan terlatih untuk mengoperasikan.
Bahkan tak hanya virus corona, alat tes ini juga dapat mendeteksi virus musim dingin lainnya.
Saat ini sebagian besar dari tes yang dilakukan secara langsung, hasilnya baru terdeteksi di hari berikutnya.

Baca: Anggota Parlemen Inggris Ditangkap Setelah Dilaporkan Melakukan Pelecehan Seksual
Sementara, selebihnya bisa memakan waktu lebih lama hingga dua hari.
"Fakta bahwa tes ini dapat mendeteksi flu dan COVID-19 akan sangat bermanfaat saat kita memasuki musim dingin."
"Sehingga pasien dapat mengikuti saran yang tepat untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain," ujar Sekretaris Kesehatan Matt Hancock, dikutip dari Sky News, Senin (3/8/2020).
PM Inggris, Boris Johnson sebelumnya mengatakan, ingin 500.000 alat tes Covid-19 dapat tersedia setiap hari pada Oktober nanti.

Baca: PM Inggris Boris Johnson Ingatkan Mungkin Tak Pernah Ada Vaksin Covid-19 Meski Tengah Dikembangkan
Hal itu dikarenakan kekhawatirannya akan kemungkinan gelombang lebih lanjut di musim dingin.
Sebanyak 450.000 tes LamPORE akan tersedia untuk merawat rumah dan laboratorium di Inggris mulai minggu depan.
Adapun jutaan lainnya akan datang kemudian di tahun ini.
Mesin-mesin yang memproses tes datang dalam versi desktop dan palm dan akan digunakan di 'lab pop-up' serta di fasilitas yang ada.

Baca: PM Inggris Boris Johnson Sematkan Nama Dokter yang Merawatnya saat Idap Covid-19 pada sang Anak
Tes DNA baru juga akan diluncurkan dengan 5.000 mesin Nudgebox yang diberikan ke rumah sakit di Inggris mulai September.
Delapan rumah sakit di London sudah menggunakan mesin yang menganalisis DNA dalam usap hidung untuk mendeteksi virus.
Itu terjadi ketika pemerintah bersiap untuk mengadakan pertemuan dengan penyedia perawatan di rumah yang tidak dapat mengakses pengujian reguler.
Pekan lalu, dua perusahaan perawatan besar di Inggris tidak dapat mengakses pengujian rutin karena masalah dengan pemasok pemerintah.

Baca: Update Corona Global 3 Agustus Siang: Pasien Sembuh AS 2,3 Juta, Brasil 1,8 Juta, India 1,1 Juta
"Dengan infeksi meningkat, terus terang menteri lalai gagal memenuhi janji mereka untuk secara teratur menguji warga rumah perawatan dan staf," tutur Jonathan Ashworth, Anggota Parlemen Britania Raya.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial bersikeras mengirim ribuan alat tes ke rumah perawatan.
Tetapi, mereka mengakui masalah pemasok telah membuat pengiriman tersebut mengalami penundaan.
Para menteri berharap tidak ada pelatihan klinis yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin uji cepat baru ini.
Sebab, akan memungkinkan untuk digunakan dalam rangkaian pengaturan yang lebih luas.
Boris Johnson Tunda Relaksasi Lockdown
Perdana Menteri Inggri, Boris Johnson, meminta maaf atas keputusan pemerintah menunda relaksasi lockdown Covid-19.
Johnson mengumumkan penundaan ini karena melihat indikator peningkatan jumlah kasus harian Covid-19 di Inggris.
"Saya tahu langkah-langkah yang kami ambil ini menjadi pukulan besar bagi banyak orang."
"Saya benar-benar minta maaf soal ini tapi kami tidak dapat mengambil risiko," kata Johnson.
Adapun penghentian relaksasi lockdown dan penerapan pembatasan yang lebih ketat di Inggris bagian utara, merupakan kemunduran besar bagi negara ini dalam merintis jalan ke luar dari lockdown.
Menurut Johnson, penyebaran virus Corona ini semakin cepat di Amerika Latin dan Asia.
Sementara benua Eropa mengalami kesulitan untuk mengontrol agar tidak terjadi peningkatan kasus baru.
(Tribunnews.com/Maliana)