Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Nusa Tenggara Timur Tercatat Nihil Kasus Covid-19 Selama 3 Hari Berturut-turut

Jawa Timur masih sumbang kasus terbanyak, sementara NTT tercatat nihil kasus Covid-19

DOK. BNPB/Toto Satrio
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah pasien positif virus corona atau Covid-19 pada Selasa (14/7/2020) bertambah sebanyak 1.591 pasien.

Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 hingga hari ini berjumlah 78.572 orang.

Baca: Polri Tangani 55 Kasus Penyelewengan Dana Bansos Covid-19, Ini Modus Operandinya

Sebanyak delapan provinsi dengan penambahan kasus terbanyak di antaranya Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Ada lima provinsi yang melaporkan hari ini tidak ada penambahan kasus baru," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam siaran BNPB.

Sementara itu, Yurianto menyebut ada 20 provinsi yang melaporkan kasus tambahan positif Covid-19 hari ini di bawah 10.

Adapun kesembuhan hari ini sebanyak 947 orang, sehingga total akumulasi kesembuhan menyentuh angka 37.636 orang.

Lima provinsi yang melaporkan tak ada penambahan kasus baru atau nol kasus baru positif Covid-19 yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimanta Utara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.

Tercatat, Nusa Tenggara Timur sudah tiga hari berturut-turut, sejak Minggu (12/7/2020) nihil kasus Covid-19.

Tes Spesimen Masih di Bawah Target

Pemerintah menginformasikan soal pemeriksaan spesimen terkait Covid-19, Selasa (14/7/2020).

Adapun pemeriksaan spesimen yang rampung diperiksa hari ini sebanyak 23.001 spesimen.

Angka tersebut diketahui masih berada di bawah target baru minimal tes spesimen dari Presiden Joko Widodo yang diumumkan, Senin (13/7/2020), yakni sebanyak 30 ribu spesimen.

"Sehingga hasil total pemeriksaan spesimen, sebanyak 1.097.468 spesimen," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam siaran BNPB, Selasa (14/7/2020).

Baca: Tak Ada Lagi Istilah ODP dan PDP, Kasus Suspek Covid-19 Per 14 Juli 2020 Tercatat Sebanyak 46.701

Pemeriksaan spesimen, dikatakan Achmad Yurianto dilakukan dengan dua metode.

Metode pertama yakni real time polymerase chain reaction (PCR).

Metode kedua lewat tes cepat molekuler (TCM).

Baca: Update: 1.591 Kasus Baru, Total Pasien Positif Covid-19 Hari Ini Sebanyak 78.572

Dari pemeriksaan tersebut, jumlah kasus positif yang terjadi di Indonesia mengalami penambahan lebih dari 1.500 pasien positif corona

"Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 1.591 orang sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 78.572 orang," ujar Achmad Yurianto.

Baca: Pegawai Reaktif Covid-19, Rapat Kerja Komisi D DPRD DKI dengan Dinas Perumahan Dibatalkan

Angka tambahan ini seperti diketahui meningkat ketimbang pada Senin kemarin yang mencapai 1.282 kasus.

Achmad Yurianto juga mengatakan penambahan kasus sembuh hari ini mencapai 947 pasien, sehingga total kasus sembuh sebanyak 37.636 orang.

"Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 3.710 orang setelah penambahan 54 orang," katanya.

Jokowi Prediksi Puncak Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia Terjadi pada Agustus-September

Presiden Joko Widodo memprediksi puncak penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada Agustus dan September 2020.

Hal itu disampaikan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (13/7/2020).

Baca: Menko PMK Jelaskan Prosedur Penangangan Covid-19 Zona Merah

"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Presiden.

Namun menurut Presiden, prediksi tersebut bisa berubah apabila tidak ada langkah antisipasi yang tepat dalam penanggulangan Covid-19

Oleh karena itu kata Presiden, ia terus mengingatkan ara Menteri untuk bekerja keras. 

"Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," katanya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan,  Jakarta, Senin, (13/7/2020). 

Ada yang berbeda dalam rapat terbatas kali ini, Presiden meminta jajaran kabinetnya tidak menyampaikan laporan hasil penanganan.

Melainkan, memberikan tanggapan atas lonjakan kasus yang terjadi.

"Tolong tidak usah memberikan laporan tapi apa yang saya sampaikan itu tolong diberikan tanggapan," kata Presiden.

Biasanya dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 setelah Presiden memberikan pengantar, para menteri menyampaikan laporan kerja yang telah dilakukan.

"Saya harapkan nanti yang disampaikan adalah bukan laporan, apa yang harus kita kerjakan, problem lapangannya apa dan pendek-pendek," katanya.

Dalam rapat tersebut Presiden menyinggung lonjakan kasus di dua wilayah yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Baca: Gugus Tugas: Papua Tunjukkan Penurunan Kasus Covid-19 Lewat Kearifan Lokal

Misalnya pada Kamis pekan lalu, lonjakan kasus terjadi di Jawa Barat dengan adanya temuan 1262 kasus positif di Secapa AD. 

Sementara itu pada Ahad kemarin lonjakan kasus terjadi di DKI Jakarta yakni 404 kasus dan rasio perbandingan antara jumlah pasien positif dengan jumlah spesimen yang diperiksa atau Positivity rate 10,5 persen atau melonjak 2 kali lipat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved