Virus Corona
Jokowi Prediksi Puncak Covid-19 di Bulan Agustus atau September, Gerakan 3T akan Dimasifkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi puncak wabah virus corona Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus atau September 2020 nanti.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi puncak wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus atau September 2020 nanti.
Hal itu disampaikan Jokowi kala berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (13/7/2020).
"Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Jokowi dikutip dari pemberitaan Tribunnews.com sebelumnya.
Jokowi pada bulan Maret lalu juga sempat memprediksi puncak Covid-19 akan terjadi pada Mei.
Akan tetapi prediksi tersebut meleset.
Jokowi kini justru menemukan fakta kasus baru Covid-19 masih terus bertambah.
Baca: Covid-19 Menular Lewat Udara, Pakar: Minimalisir Penggunaan AC di Kantor
Seperti halnya di DKI Jakarta, positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 melonjak dari empat hingga lima persen menjadi 10,5 persen.
Prediksi terbaru pandemi Covid-19 akan mencapai puncaknya pada Agustus atau September juga masih bisa berubah.
Jokowi menilai hal tersebut bergantung dengan kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus Covid-19.
"Kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu, saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," ungkapnya.
Beri Arahan Masifkan 3T
Sementara itu, Jokowi juga memberikan arahan untuk memasifkan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment.
Hal itu disampaikan Jokowi kala membuka rapat terbatas, Senin (13/7/2020).
"Ada tiga hal yang ingin saya sampaikan pada pagi hari ini. Yaitu (pertama), tetap pada concern kita untuk memasifkan 3T dengan prioritas," ungkap Jokowi dikutip dari setkab.go.id.
Baca: Tingkat Risiko Penularan Covid-19 di Kota/Kab Jawa Timur, Hanya Ada 5 Wilayah Berisiko Rendah
Ada delapan provinsi yang diminta Jokowi untuk diprioritaskan.
Kedelapan provinsi tersebut ialah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
Jokowi juga meminta ditingkatkannya kemampuan tes PCR per hari.
"Untuk tes harus ditingkatkan jumlah PCR test dengan menambah jumlah lab-lab yang ada di daerah plus mobile lab PCR."
"Yang kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan supaya bisa tercapai, 30 ribu," ungkapnya.
Jokowi juga meminta agar tracing dilakukan secara masif.
"Tracing atau penelusuran untuk ODP maupun PDP, kemudian memberikan isolasi mandiri dan treatment."
"Ini peningkatan fasilitas kesehatan rumah sakit khususnya bed, APD, obat-obatan, ventilator, kamar isolasi yang ini juga masih memerlukan tambahan-tambahan untuk provinsi-provinsi yang tadi saya sebut," ungkap Jokowi.
Baca: Jokowi: Bidang Pertahanan Bukan Sekadar Urusan Alutsista
Jokowi pun meminta Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
Arahan kedua Jokowi ialah pengendalian wilayah perbatasan dan transportasi.
"Kemudian yang kedua, pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan serta transportasi lintas wilayah ini betul-betul kita harus jadikan perhatian lagi. Karena imported cases dari luar negeri juga kita lihat meningkat," ungkap Jokowi.
Adapun arahan ketiga Jokowi ialah adanya komunikasi yang partisipatif.
"Komunikasi yang membangun kepercayaan, membangun trust, yang berbasis pada ilmu pengetahuan, sains, dan data sains guna membangkitkan partisipasi masyarakat, terutama yang rentan," ungkapnya.
Selain itu, Jokowi juga meminta untuk memasifkan kembali gerakan nasional disiplin terhadap protokol kesehatan.
"Mengenai jaga jarak, penggunaan masker, dan cuci tangan. Karena dari survei yang kita lihat misalnya, saya mendapatkan laporan saat ke Jatim, survei mereka di Jatim itu 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker," kata Jokowi.
"Ini mobilisasi yang saya inginkan, mobilisasi di TNI, Polri, relawan, ormas, tokoh, di kampus semuanya digerakkan untuk ikut mengampanyekan ini dan sekaligus melakukan pengawasannya," imbuhnya.
Update Kasus di Indonesia

Sementara itu kasus Covid-19 di Indonesia masih menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (13/7/2020) pukul 12.00 WIB, ada 1.282 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Sehingga akumulasi jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 76.981.
Secara persebarannya, DKI Jakarta dan Jawa Timur kembali mencatat jumlah penambahan harian tinggi.
DKI Jakarta mencatat 281 kasus baru, sedangkan Jawa Timur mencatat penambahan 219 pasien.
Kemudian, Sulawesi Selatan dengan 124 kasus baru, Jawa Tengah dengan 100 kasus baru, dan Papua dengan 98 kasus baru.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Taufik Ismail)