Virus Corona
Menko PMK Pastikan Harga Rapid Test Buatan Dalam Negeri Lebih Murah Dibanding Produk Impor
"Saya yakin produk dalam negeri nanti rapid test lebih murah, mampu bersaing," kata Muhadjir
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memastikan produk rapid test terkait virus corona atau Covid-19 buatan dalam negeri akan lebih murah dibanding dengan produk impor.
Meski begitu, dia memastikan kualitas produk rapid test bernama RI-GHA Covid-19 tetap bersaing dengan produk impor.
Baca: Kasus Covid-19 Melonjak Hingga 2.657, Jokowi: Ini Lampu Merah Lagi
"Saya yakin produk dalam negeri nanti rapid test lebih murah, mampu bersaing dan siap-siap, kalau ada produk luar yang banting harga, kita juga siap-siap banting harga," ujar Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Kementerian Kesehatan telah menetapkan harga maksimal sebesar Rp150 ribu untuk alat rapid test.
Namun, Muhadjir mengusulkan agar harganya diturunkan menjadi Rp75 ribu.
Langkah ini dilakukan agar alat rapid test dalam negeri mampu bersaing dengan produk luar negeri.
"Maksimum Rp150 ribu harga kita upayakan kita tekan semakin rendah, saya sudah sampaikan kepada kepala BPPT jadi Rp75 ribu. Ini kan bisa jadi patokan riil di lapangan, kalau ada produk yang harganya di atas ini, kan tidak laku," kata Muhadjir.
Baca: Ada 1.262 Kasus Positif Covid-19, Secapa TNI AD Bandung Diawasi Ketat dan Dilakukan Karantina
Seperti diketahui, RI-GHA Covid-19 merupakan alat rapid test yang dikembangkan bersama oleh Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.
Alat rapid test tersebut sudah telah teruji sensitivitas (98 persen) dan spesifitasnya (96 persen) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia.