Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Seorang Warga 'Kabur' dari Isolasi Wilayah, Ternyata Dia Sakit dan Tinggal di Rumah Keluarganya

Pria paruh baya itu dikabarkan kabur dari penjagaan di tengah isolasi wilayah Banjar Munduk.

Editor: Dewi Agustina
Pemkab Jembrana
Distribusi logistik dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana dan Satgas Gotong Royong Desa Adat dan Dinas Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Sabtu (4/7/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Seorang warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana membuat panik Satgas Gotong Royong dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, Selasa (7/7/2020).

Pria paruh baya itu dikabarkan kabur dari penjagaan di tengah isolasi wilayah Banjar Munduk.

Petugas kemudian menelisik dan mencari keberadaannya.

Perbekel Kaliakah, I Gede Bagiarta saat dikonfirmasi, menepis kabar kaburnya seorang warga tersebut.

Menurut dia, warganya bukan kabur, melainkan karena sakit memilih untuk tinggal di rumah keluarganya di wilayah Banjar Ketugtug Kelurahan Loloan Timur Kecamatan Negara.

Distribusi logistik dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana dan Satgas Gotong Royong Desa Adat dan Dinas Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Sabtu (4/7/2020).
Distribusi logistik dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana dan Satgas Gotong Royong Desa Adat dan Dinas Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Sabtu (4/7/2020). (Pemkab Jembrana)

Hal itu dilakukan untuk memudahkan periksa ke dokter atau rumah sakit.

"Tidak kabur. Itu karena beliaunya ada sakit jadi memilih tinggal di rumah saudaranya. Supaya mudah periksa ke dokter. Tapi sudah dijemput oleh petugas dan dibawa lagi ke rumah," ucap Bagiarta melalui sambungan telepon.

Bagiarta mengatakan, sebenarnya Satgas Gotong Royong dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana sudah mengimbau, bagi warga sakit yang ke luar, akan diantar petugas menuju ke tempat peperiksaan kesehatan.

Setelahnya, akan diantar lagi ke rumah.

Baca: Seorang Ibu dan Bayi yang Baru Dilahirkan Reaktif Corona, Diisolasi dalam Kondisi Sehat

Baca: DPR Setujui Kementerian Pertanian Produksi Kalung Eucalyptus Anti-Corona

Sebab, isolasi banjar tidak hanya melayani logistik, namun juga memikirkan warga hendak periksa ke dokter jika sakit.

"Tadi (Selasa) sudah kami beri penjelasan. Bahwa petugas akan mengantar ketika nanti memang periksa ke dokter. Jadi diantar gitulah. Karena sudah mengerti maka warga itu sudah diam di rumah," ungkapnya.

Rapid Test Kedua

Mengenai rapid test warga, Bagiarta menerangkan, akan dilaksanakan untuk kedua kalinya dengan rentang 7 hingga 10 hari dari rapid test pertama.

Sejauh ini, pihaknya sudah maksimal melakukan rapid test massal terhadap kurang lebih 800 warga.

Sedangkan sisanya, warga itu tinggal di luar banjar.

"Ya ada yang tinggal di luar atau bekerja di luar. Jadi kita sudah maksimal melakukan rapid test," katanya.

Selasa (7/7/2020) kemarin adalah hari kelima isolasi wilayah Banjar Munduk Desa Kaliakah.

Selama dua pekan, warga banjar dilarang ke luar rumah atau wilayah banjar menyusul adanya lima kasus positif di banjar terdiri empat tempek itu.

Jumat (3/7/2020) lalu sebanyak 752 warga banjar menjalani rapid test, ditemukan enam yang hasilnya reaktif.

Baca: Fahri Hamzah Minta Temuan Kementan Soal Kalung Antivirus Corona Jangan Jadi Ejekan

Baca: Melihat Sebaran 66.226 Kasus Corona di RI, 4 Provinsi di Jawa Sumbang Pasien Positif Terbanyak

Dari data di banjar, ada 973 warga yang tercatat untuk menjalani rapid test.

Hanya saja, yang hadir hanya sekitar 752 orang di empat balai Tempek.

Kemudian rapid test susulan diikuti 12 orang sehingga total sudah 764 warga.

Sisanya, saat ini ternyata tinggal di luar banjar atau bekerja di luar daerah.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Seorang Warga “Kabur” dari Isolasi Wilayah, Satgas Banjar Munduk Panik

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved