Virus Corona
40.000 Pasien dari 45.000 Lebih Kasus Covid-19 di Singapura Telah Pulih
Hampir sepenuhnya kasus Covid-19 di Singapura dinyatakan pulih. Sebanyak 40.990 sembuh dengan 45.140 jumlah kasus keseluruhan.
TRIBUNNEWS.COM - Hampir sepenuhnya kasus Covid-19 di Singapura dinyatakan pulih.
Dikutip dari The Straits Times, total kasus Covid-19 di negara ini mencapai 45.140.
Jumlah rata-rata kasus baru di masyarakat per hari telah meningkat menjadi 14 dalam seminggu terakhir, dari delapan pada minggu sebelumnya.
Pada Selasa (7/7/2020), terdapat 285 kasus yang telah pulih.
Baca: KSAL dan Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Bahas Penguatan Keamanan Maritim
Baca: Bioskop di Singapura Dibuka Kembali 13 Juli 2020, Boleh Lepas Masker Hanya untuk Ini

Sehingga, kini total pasien yang telah sembuh sepenuhnya adalah 40.990.
Sebanyak 219 pasien masih di rumah sakit, termasuk satu di unit perawatan intensif.
Sedangkan ada 3.893 yang juga telah pulih dan berada di fasilitas masyarakat.
Singapura memiliki 26 kematian akibat komplikasi Covid-19.
Namun, 12 di antaranya dinyatakan positif dan meninggal karena sebab lain.
Di sisi lain, Worldometers pada Rabu (8/7/2020), mencatat 41.002 kasus corona yang telah sembuh di negara singa ini.
Tak Mengalami Gelombang Kedua Pandemi
Meski beberapa minggu ini muncul kasus infeksi impor dan lokal, Singapura mengatakan tidak mengalami gelombang kedua wabah Covid-19.
Dikutip dari Bloomberg, sejumlah kasus infeksi baru merupakan kelanjutan dari penularan yang ada di masyarakat.
"Meningkatnya jumlah kasus yang kami saksikan di komunitas mencerminkan peningkatan interaktivitas sosial, yang menyebabkan lebih banyak penularan, tetapi itu tidak selalu merupakan gelombang kedua," kata Kenneth Mak, direktur pelayanan medis kementerian kesehatan, pada Selasa (7/7/2020).
"Kami tidak melihat ini sebagai gelombang kedua pada saat ini," sambungnya.

Dalam sepekan terakhir, Singapura mencatat rata-rata kasus lokal baru naik menjadi 12 dari sekitar 8 pada minggu sebelumnya.
Selain itu, selama seminggu terakhir ada 20 kasus impor terdeteksi, setelah lama tidak ada.
Diduga ini terjadi karena Singapura mulai mencabut batasan untuk mengurangi risiko penularan.
Dikutip dari The Straits Times, pusat infeksi corona berubah sejak fase kedua pembukaan negara pada 19 Juni lalu.
Baca: Menteri Luhut Izinkan Pemerintah Singapura Usut Kebakaran Hutan yang Libatkan WNI
Baca: Adik PM Singapura, Lee Hsien Yang, Bergabung dengan Partai Oposisi untuk Pemilihan 10 Juli Mendatang

Kini infeksi di tempat kerja meningkat dari 22 persen sebelum fase dua, menjadi 36 persen saat ini.
Menteri Pembangunan Nasional, Lawrence Wong, mendesak masyarakat agar bekerja dari rumah bagi yang bisa melakukannya.
Sedangkan untuk pengusaha, harus meminimalisir kontak agar tidak terjadi transmisi.
"Pengusaha harus tetap mempekerjakan beberapa staf mereka dari rumah."
"Mereka hanya boleh kembali ke kantor untuk bekerja jika ada kebutuhan yang jelas dan karena karyawan perlu menggunakan beberapa peralatan khusus atau mesin di tempat kerja," jelas Wong.
Menteri Kesehatan, Gan Kim Yong, mengatakan pada konferensi pers orang-orang dengan gejala Covid-19 namun tidak terkait dengan kasus lain merupakan kelompok mengkhawatirkan.
Sebab kasus ini mencerminkan sumber infeksi yang tidak diketahui, katanya.
Dia menambahkan, meski Singapura belum melihat gelombang infeksi kedua, tetapi risikonya selalu ada.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)