Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Wilayah Luar Seoul, Korea Selatan Alami Peningkatan Kasus Infeksi Corona

Kasus Covid-19 harian di Korea Selatan pada Jumat (3/7/2020) mencapai angka tertinggi dalam dua pekan terakhir.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Ahn Young-joon / AP Photo
Pasangan yang mengenakan masker naik sepeda tandem di sekitar taman di Seoul pada hari Sabtu. Lebih dari 7.000 orang di Korea Selatan telah didiagnosis dengan virus. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus Covid-19 harian di Korea Selatan pada Jumat (3/7/2020) mencapai angka tertinggi dalam dua pekan terakhir.

Dikutip dari Yonhap, wilayah luar ibu kota Seoul kini mengalami peningkatan berkelanjutan. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), ada 63 kasus baru dengan rician 52 infeksi lokal hingga kini totalnya mencapai 12.967.

Ini merupakan peningkatan tertinggi setelah rekor sebelumnya 67 kasus infeksi pada 20 Juni dan naik dari 54 sehari sebelumnya.

Baca: Korea Selatan Berharap Donald Trump Bisa Berdialog dengan Kim Jong Un November Ini

Baca: WNA Asal Korea Selatan Ditangkap di Bekasi Setelah Pesan Sabu Dari Pengedar Narkoba

Kantor KBRI dan IIPC di Seoul, Korea Selatan, yang ditutup sejak Jumat (28/2) karena temuan satu kasus virus korona di dekat lokasi kompleks itu. (courtesy: KBRI Seoul)
Kantor KBRI dan IIPC di Seoul, Korea Selatan, yang ditutup sejak Jumat (28/2) karena temuan satu kasus virus korona di dekat lokasi kompleks itu. (courtesy: KBRI Seoul) (Via VOA Indonesia)

Selain itu, penambahan baru-baru ini menandai pertama kalinya jumlah infeksi lokal meningkat di atas 50 sejak 18 Juni lalu.

Dari 52 transmisi lokal, enam kasus berasal dari Gwangju, 330 km barat daya Seoul.

Peningkatan kasus di kota ini disebabkan acara agama di kuil Buddha.

Jumlah kasus yang terkait dengan tempat itu naik sebanyak 30 hingga mencapai 49 pada Kamis (2/7/2020).

Ibu kota Seoul hanya melaporkan 12 kasus baru, sedangkan Provinsi Gyeonggi di sekitarnya menambah 16 infeksi baru.

Daegu, yang pernah menjadi pusat penyebaran virus negara itu, menambahkan 13 kasus baru.

Kota ini menyumbang lebih dari setengah kasus Covid-19 di Korea Selatan karena ribuan infeksi virus terhubung dengan sekte keagamaan di kota itu.

Baca: Masih Berstatus Perang Sejak 70 Tahun Silam, Korea Selatan Ingin Berdamai dengan Korea Utara

Baca: Moncong Artileri Korut dalam Posisi Terbuka Mengarah Ke Korea Selatan, Pertanda Siap Perang?

Staf medis di Rumah Sakit Daegu Dongsan khusus penanganan virus corona.
Staf medis di Rumah Sakit Daegu Dongsan khusus penanganan virus corona. (Keimyung University Dongsan Hospital via koreaherald)

Lonjakan kasus terbaru di wilayah ini disebabkan infeksi kluster dari sekolah akting.

Daejeon, sebuah kota pusat 164 kilometer selatan Seoul, juga melaporkan empat infeksi lagi.

Awal pekan ini, dua siswa sekolah dasar di Daejeon juga dinyatakan positif setelah melakukan kontak dengan seorang rekan.

Otoritas kesehatan mengatakan kemungkinan besar siswa itu terinfeksi di sekolah.

Jika benar demikian, ini akan menandai kasus penularan pertama di sebuah sekolah di Korea Selatan.

Sekolah diizinkan pemerintah mengadakan kelas offline pada Juni, tetapi beberapa di antaranya terpaksa ditutup karena infeksi kluster sporadis.

Sejauh ini tidak ada infeksi sekunder dari sekolah yang dilaporkan, tetapi orang tua semakin khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka.

Jumlah sekolah ditutup sementara karena wabah corona naik menjadi 522 pada Kamis, terbesar selama sebulan terakhir.

Selama dua bulan terakhir, Seoul menjadi pusat infeksi Covid-19 di Korea Selatan.

Oleh karena itu, pemerintah lebih fokus untuk menangani wabah di ibukota ini.

Lee Man Hee, pimpinan sekte di Gereja Shincheonji Yesus di Daegu meminta maaf pada publik Senin, (2/3/2020). Permintaan maaf tersebut karena lebih dari separuh pengikut sektenya menjadi satu dari sumber penyebaran virus corona yang kini mewabah di Korea Selatan. Dianggap sesat dan kontroversional, sumbangan 12 Miliar Won dari sekte Shincheonji dikembalikan.
Lee Man Hee, pimpinan sekte di Gereja Shincheonji Yesus di Daegu meminta maaf pada publik Senin, (2/3/2020). Permintaan maaf tersebut karena lebih dari separuh pengikut sektenya menjadi satu dari sumber penyebaran virus corona yang kini mewabah di Korea Selatan. Dianggap sesat dan kontroversional, sumbangan 12 Miliar Won dari sekte Shincheonji dikembalikan. (AFP/POOL)

Baca: Presiden Korea Selatan Serukan Pertemuan Kembali Kim-Trump Sebelum Pemilu AS

Baca: Media Korea Selatan Pastikan Shin Tae-yong Sudah Berada di Indonesia Bulan Juli

Namun, akhir-akhir ini justru banyak klaster yang muncul di luar Seoul hingga pemerintah berpikir akan menerapkan tindakan pencegahan infeksi tidak terbatas, sama halnya dengan Seoul.

"Telah ada serangkaian infeksi kluster kecil di seluruh negeri, yang memberi tekanan besar pada pemerintah provinsi dan otoritas kesehatan," kata Wakil Menteri Kesehatan, Kim Ganglip.

Kim juga menyatakan keprihatinannya karena para lansia menjadi korban utama lonjakan kasus baru di Gwangju.

Tidak ada kematian tambahan, dengan jumlah kematian setop di angka 282.

Tingkat kematian Korea Selatan adalah 2,17 persen.]

Negara ini telah melakukan 1.307.761 tes sejak 3 Januari.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved