Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Respons Politikus PKS Sikapi Rencana Jokowi Blusukan di Tengah Pandemi: Harus Diiringi Kehati-hatian

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana untuk kembali melakukan blusukan dalam waktu dekat, meski masih pandemi Covid-19 belum berakhir.

KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana untuk kembali melakukan blusukan dalam waktu dekat, meski masih pandemi Covid-19 belum berakhir.

Terkait hal itu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan semangat presiden untuk kembali blusukan harus diiringi kesadaran dan kehati-hatian.

Alasannya blusukan tersebut bisa dijadikan pembenaran masyarakat untuk keluar rumah dan beraktivitas normal kembali.

Baca: Dalam Waktu yang Hampir Bersamaan, Ada Temuan Empat Mayat di Kota Semarang

"Semangatnya mesti diiringi kesadaran dan kehati-hatian. Pesan yang diterima publik bisa jadi pembenaran untuk keluar rumah, beraktivitas normal hingga melenakan," ujar Mardani Ali Sera, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (19/6/2020).

Kekhawatiran Mardani juga tak lepas dari grafik angka positif Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi.

Selain itu berdasarkan fakta di lapangan, disiplin publik menjalankan protokol kesehatan masih rendah.

"Presiden pasti dijaga semua tim support agar mampu terjaga dari Covid-19. Sementara masyarakat umum bisa bangkit semangatnya tapi tidak dapat menjaga diri untuk disiplin," kata dia.

Baca: Pandemi Covid-19 Hantam Ekonomi, Sandi: UMKM Butuh Fasilitas Likuiditas

"Angka positif Covid-19 kita masih tinggi dan fakta di lapangan disiplin publik serta fasilitas yang disediakan untuk publik masih jauh dari cukup. Angkutan publik saja masih susah menerapkan jaga jarak," lanjut Mardani.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mulai blusukan kembali dalam beberapa hari ke depan.

Rencananya Presiden akan menyambangi daerah di Jawa Tengah.

"Rencana (ke) Jawa Tengah," kata Heru, Rabu, (17/6/2020).

Sebelumnya dalam diskusi jarak jauh yang digelar Aktivis Lintas Generasi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa Presiden Jokowi sudah tidak tahan untuk blusukan.

Selama ini kegiatan blusukan Presiden terkendala pandemi Covid-19.

"Sebenarnya Presiden enggak tahan untuk blusukan, karena Presiden adalah karakteristiknya seperti itu," kata Pramono kemarin, Selasa (16/6/2020).

Baca: Komisi XI DPR Sebut Masuknya Investor Asing Berdampak Positif bagi Industri Perbankan

Presiden menurut Pramono berencana untuk blusukan kembali ke daerah-daerah yang tidak terpapar Covid-19 atau zona hijau.

Terdapat kurang lebih 100 daerah yang masuk klasifikasi zona hijau.

"Setelah melihat perkembangan (penyebaran Covid-19). yang ada hampir 100-an daerah yang hijau, Presiden tetap akan berkunjung ke beberapa daerah hijau," ujar Pramono.

Menurut politikus PDIP itu, Presiden akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, apabila blusukan nanti.

Hal itu menjadi pesan bahwa Indonesia siap memasukan fase new normal yakni masyarakat produktif dan aman dari Covid-19.

Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.

Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.

Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.

Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.

Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional

"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.

Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.

"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.

Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan

Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.

"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.

"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved