Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

22 Hari BIN Gelar Rapid Test di Surabaya, Angka Reaktif Perlahan Turun

Badan Intelijen Negara (BIN) secara maraton menggelar rapid test massal di Surabaya, Jawa Timur, guna memutus mata rantai penularan virus corona.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
istimewa
Head of Medical Intelligence, Dr Sri Wulandari, seorang dokter yang menangani rapid test Covid-19 yang digelar BIN di Surabaya. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Badan Intelijen Negara (BIN) secara maraton menggelar rapid test massal di Surabaya, Jawa Timur, guna memutus mata rantai penularan virus corona atau Covid-19.

Sudah 22 hari BIN berada di Surabaya menggelar rapid test massal dan swab test di Surabaya sejak 29 Mei 2020

Berdasarkan data, angka warga Surabaya yang dinyatakan reaktif perlahan mulai turun dibanding awal-awal rapid test dimulai di Surabaya.

Head of Medical Intelligence, Dr Sri Wulandari, seorang dokter yang menangani rapid test Covid-19 yang digelar BIN di Surabaya, mengatakan pada awal mulai digelarnya rapid test masal, BIN menemukan jumlah warga reaktif hasil rapid testnya cukup tinggi berkisar 20-25 persen.

Baca: KPK: Tidak Ada Relaksasi Penegakan Tindak Pidana Korupsi di Masa Pandemi Covid-19

Namun, memasuki hari ke-22 ini, angka reaktif perlahan mulai turun pada angka 10-15 persen.

"Kalau kita lihat awal awal rapid ini dimulai itu angka reaktif tinggi sekali. Misal jumlah yang ikut rapid 700, yang reaktif bisa 200 sampai 300 orang. Tapi dalam 3 hari terakhir ini mulai turun jumlah reaktifnya di bawah 100, dengan jumlah peserta sama," ucap Dr Wulan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/6/2020) dikutip dari keterangan yang diterima.

BIN masih menyisakan 1 hari lagi untuk melaksanakan rapid test massal di Surabaya yakni pada 20 Juni 2020.

Rapid test tersebut digelar berdasarkan arahan langsung dari Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baca: Panglima TNI dan Kapolri Pimpin Rapat Terkait Penanganan Covid-19 di Jawa Timur

Dr Wulan menyampaikan dari analisis selama pelaksanaan rapid test di Surabaya, warga yang reaktif adalah warga yang memang punya gejala ringan seperti flu atau batuk.

Mereka juga masuk dalam Orang Dalam Pengawasan (ODP) Pemkot Surabaya.

"Rata-rata mereka ada keluhan batuk atau flu. Mereka itu sudah ODP," ujarnya.

Sejak pelaksaan rapid test massal dimulai 29 Mei 2020, BIN sudah menggelar 42 kali rapid test di zona merah Covid-19 Surabaya.

Baca: Kemendagri Minta Petugas Penyelenggara Pilkada Paham Protokol Kesehatan Covid-19

Setiap harinya BIN menggelar rapid test diiringi swab test di dua lokasi yang berbeda.

Untuk hari ini, BIN tetap melaksanakan rapid test di dua lokasi yakni di Jalan Utama Kertopaten dan di halaman Lapangan Hockey.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved