Virus Corona
Kewaspadaan Perlu Ditingkatkan Agar Tak Terjadi Gelombang Kedua Covid-19
Pasalnya, ancaman gelombang kedua atau Second Wave penyebaran virus corona (Covid-19) masih membayangi wilayah Indonesia
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyoroti jumlah kasus virus corona yang semakin meningkat di tengah penerapan tatanan kehidupan baru atau new normal.
Meski penerapan new normal bisa dilaksanakan di 228 kabupaten/kota yang masuk kategori zona hijau dan kuning, namun ia meminta perlunya kewaspadaan yang tinggi.
Baca: Muncul Lonjakan Kasus Corona di Indonesia, Ahli Epidemiologi Sebut Penerapan PSBB Tidak Maksimal
Pasalnya, ancaman gelombang kedua atau Second Wave penyebaran virus corona (Covid-19) masih membayangi wilayah Indonesia.
Maka, ia meminta pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengambil langkah penerapan Pembatas Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali.
"Makanya kalau ada second wave harus berani seperti Korea Selatan. Begitu ada Second Wave batalin, jadi harus lockdown lagi. Kalau kita ada second wave harus berani mau PSBB lagi. PSBB yang ketat, bukan PSBB yang longgar," kata Zubairi Djoerban saat dihubungi wartawan, Kamis (11/6/2020).
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia inimenilai kewenangan yang diberikan Gugus Tugas Nasional Percepatan Penangan Covid-19 kepada Kepala Daerah dalam menentukan penerapan New Normal bisa saja dilakukan.
Akan tetapi, hal itu mesti tetap harus diawasi secara ketat oleh Gugus Tugas Nasional, dengan mempertimbangkan 10 parameter yang diusulkan WHO dalam hal penerapan New Normal, berdasarkan data Epidemiologi, Surveilans Kesehatan Masyarakat, dan Pelayanan Kesehatan.
Baca: Chris John Berbagi Tips Agar Dapat Meraih Prestasi, Ini Dia Penjelasannya
"Beberapa waktu yang lalu kan dari Gugus Tugas Pusat sudah menyampaikan, sebagai pertimbangan diberikan 10 parameter dari WHO. Walupun boleh memutuskan, tapi diberi petunjuknya," ucapnya.
"Jadi kalau memang dari kabupaten tidak ada yang meninggal, tidak ada infeksi baru saya kira oke saja new normal," jelas Zubairi.