Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Doni Monardo: Di Indonesia, 1 Dokter Paru Layani 130 Ribu Warga

Letjen Doni Monardo mengingatkan agar masyarakat agar tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi

Istimewa
Doni Monardo saat kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan, Minggu (7/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengingatkan agar masyarakat agar tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Pasalnya, kekuatan tenaga medis di Indonesia sangat terbatas. 

Doni lantas mencontohkan dokter paru di Indonesia jumlahnya kurang dari 2 ribu orang.

Artinya, 1 orang dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga. Dengan jumlah tersebut, menurut Doni sulit menangani Covid-19 jika hanya mengandalkan tim kesehatan.

Baca: Dokter Reisa: Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

"Dokter paru kita kurang dari 2.000 orang, artinya 1 dokter paru itu menangani lebih dari 130 ribu warga negara kita," kata Doni saat memberi pemaparan di depan Presiden Joko Widodo di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (10/6).

Apa yang dipaparkan Doni itu sesuai dengan data yang dimiliki Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). PDPI sebelumnya juga pernah merinci bahwa jumlah dokter spesialis paru di Indonesia hanya 1.106 orang.

Karena itu PDPI memprediksi Indonesia bakal kekurangan dokter spesialis paru jika kasus positif corona terus melonjak tiap harinya.

Baca: Sepekan Jelang Liga Inggris Dimulai, Ditemukan Satu Kasus Positif Baru Covid-19

"Tentunya kurang kalau kasusnya tambah banyak," kata Ketua PDPI, Agus Dwi Susanto pada pertengahan Maret 2020 lalu.

Secara umum, jumlah dokter di Indonesia pada tahun lalu 81.011 orang. Persebaran terbanyak masih terpusat di Pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta 11.365 orang, Jawa Timur 10.802, Jawa Tengah 9.747, dan Jawa Barat 8.771.

Meski jumlah tenaga medis sangat terbatas, Doni Monardo tak mau pesimis dengan penanggulangan virus Covid-19.

Dia yakin penanggulangan tetap bisa dilakukan secara optimal asalkan didukung penuh oleh masyarakat. Menurut Doni, langkah yang harus diutamakan saat ini adalah pencegahan terpapar virus corona.

Baca: Update Corona di Dunia Kamis 11 Juni Pagi, Total Kasus 7,4 Juta, Brasil Tambah 30.332 Sehari

Dodi mengatakan, upaya pencegahan ini membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. "Kami titik beratkan di upaya pencegahan, di sinilah kekuatan kita gotong royong," ucap Doni.

Langkah selanjutnya, kata dia, yakni melalui pendekatan keilmuan baik kesehatan, epidemiologi dan teknologi. Kemudian, memperkuat rantai komando dari pemerintah pusat hingga ke tingkat RT/RW untuk mengubah perilaku masyarakat agar terhindar dari Covid-19.

"Kalau kita mampu ubah perilaku masyarakat, maka upaya kita pencegahan adalah langkah terbaik. Kalau ada rumah sakit, sebagaimana yang disampaikan Pak Menkes dan Presiden, hanya untuk yang sakit berat," ujarnya.

Doni juga menegaskan komitmennya terkait arahan Presiden Jokowi untuk tetap mempertahankan masyarakat yang tak tertular Covid-19 untuk tetap sehat.

Sebaliknya, bila masyarakat yang positif Covid-19 akan terus diobati sampai sembuh seperti sedia kala. Doni menyatakan tim gugus tugas yang terstruktur dari pusat hingga daerah akan
bekerja sesuai dengan tahapan yang ditetapkan dan penuh kehati-hatian.

"Inilah yang kami lakukan secara pararel. Karena apa? Karena ternyata jumlah masyarakat yang kehilangan pekerjaan juga semakin banyak. Jadi kami mencoba untuk

merangkum, merumuskan sebuah program sehingga pararel agar tidak terpapar covid tetapi juga tidak terpapar PHK," kata dia.

Pesan Jokowi

Usai mendengarkan pemaparan Doni, Presiden Jokowi atas nama Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh anggota tim Gugus Tugas Covid-19 yang telah lebih dari tiga bulan secara konsisten mengawal pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda negeri Indonesia.

"Saya paham semua pasti lelah, tapi perjuangan kita masih belum berakhir. Kepada seluruh Kepala Daerah saya perintahkan untuk terus memantau perkembangan Covid- 19 di daerahnya masing-masing. Terus membuka komunikasi dengan tim Gugus Tuga untuk melaporkan situasi terkini," pesan Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan kepada seluruh Kepala Daerah di Indonesia, pembukaan suatu daerah menuju tatanan masyarakat yang produktif dan aman Covid-19 harus melalui tahapan-tahapan yang ketat dan hati-hati sehingga tidak terjadi kenaikan kasus baru.

Tahapan-tahapan tersebut masing-masing; perlunya prakondisi yang ketat, penentuan waktu yang tepat, tentukan prioritas sektor apa yang akan dibuka lebih dulu, harus diperkuat konsolidasi antara pusat dan daerah, serta lakukan evaluasi secara rutin.

"Harus diingat untuk penanganan Covid-19 sangat diperlukan kedisiplinan semua pihak. Jika di suatu daerah yang semula sudah masuk zona hijau namun tiba-tiba melonjak lagi persebarannya maka terpaksa dilakukan penutupan kembali. Intinya kita tidak ingin terjadi serangan Covid-19 gelombang kedua," tegas Jokowi.(tribun network/fik/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan