Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Presiden Minta Adanya Sosialisasi dan Simulasi  Sebelum Fase New Normal 

Prakondisi yang diantaranya sosialisasi dan simulasi tersebut menurut Presiden harus diterapkan secara ketat.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Abdul Rochim (22), sopir Bus Eka, menunjukkan surat keterangan sehat saat menunggu keberangkatan bus di Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Usai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 3 di Surabaya Raya, teminal terbesar di Jatim itu mulai beroperasi dengan penerapan tatanan normal baru (new normal) dan persyaratan memenuhi protokol kesehatan. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa perlu adanya masa prakondisi sebelum menerapkan tatanan kebiasaan baru (new normal) dalam menghadapi pandemi Covid-19

Prakondisi yang diantaranya sosialisasi dan simulasi tersebut menurut Presiden harus diterapkan secara ketat.

"Perlu saya ingatkan perlunya prakondisi yang ketat ini yang paling penting. Sosialisasi kepada masyarakat harus masif sehingga bagaimana penggunaan masker, mengenai jaga jarak, cuci tangan, jangan masuk kerumunan keramaian yang terlalu padat saya kira kalau ini terus disampaikan ke masyarakat," kata Presiden di Kantor Pusat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu, (10/6/2020). 

Baca: Ali Ngabalin: Mari Kita Semua Menyambut New Normal

Dengan adanya prakondisi, masyarakat diharapkan akan siap saat diterapkannya tatanan normal baru.

Masyarakat dapat beraktifitas dengan menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

"Ini prakondisi yang kita siapkan sehingga pakai masker, jaga jarak sering cuci tangan hindari kerumunan, tingkatkan imunitas. Itu terus disampaikan ke masyarakat," katanya. 

Selain itu, menurut Presiden, ia sudah memerintahkan kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis agar menempatkan personel di daerah, terutama yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk mengingatkan warga pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

Selain sosialisasi dan simulasi kepada masyarakt, Presiden juga mengingatkan kepada Gugus Tugas agar hati-hati dalam menerapkan new normal di suatu daerah. Penerapan new normal  harus merujuk pada data Penyebaran Covid-19.

Data yang dimiliki tersebut harus terus disampaikan ke daerah sehingga tercipta kewaspadaan. 

"Datanya sekarang kita ada, komplit semua. Saya minta kalau data-data sudah bagus seperti itu setiap hari diberikan peringatan kepada daerah-daerah  yang  kasusnya tertinggi, kasusnya meningkat, kematian tertinggi sehingga semua daerah punya kewaspadaan yang sama dalam penanganan di lapangan," katanya.

Selain berbasis data, penerapan tatanan baru  juga harus dilakukan secara ketat dengan tahapan yang hati-hati. Sehingga tidak menimbulkan gelombang baru penyebaran Covid-19 (new wave). 

"Pembukaan sebuah daerah menuju sebuah tatanan baru masyarakat produktif dan aman Covid perlu saya ingatkan harus melalui tahapan-tahapan  yang ketat, tahapan-tahapan yang hati-hati, jangan sampai ada kesalahan kita memutuskan sehingga terjadi kenaikan kasus di sebuah daerah karena tahapan-tahapan tidak kita kerjakan secara baik," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved