Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Kebiasaan Baru Para Pejabat di Masa Covid: Ketua KPK Langsung Mandi, Jenderal Polisi Bawa 10 Masker

Sepulang dari kantor, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu langsung menuju kamar mandi dan bersih-bersih.

Tribunnews.com/Chaerul Umam
Ketua KPK Firli Bahuri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah hampir tiga bulan ini Firli Bahuri punya beberapa kebiasaan baru. Saat baru pulang dari kantor atau beraktivitas di luar rumah, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu langsung menuju kamar mandi dan bersih-bersih.

”Pulang dari kantor, setelah masuk rumah wajib langsung ke kamar mandi. Llepas pakaian, masukkan ke keranjang, kemudian langsung mandi," kata Firli kepada Tribunnews.com, Senin (8/6/2020).

Bukan hanya itu kebiasaan baru yang dilakukan Firli. Mantan Kapolda Sumatera Selatan itu kini juga menyediakan sebiah wastafel di depan rumahnya, lengkap dengan sabu cuci tangan.

Baca: Ojek Online Beroperasi di Masa PSBB Transisi: Pertaruhan Keselamatan dan Kebutuhan Ekonomi

Kini, siapapun yang berkunjung ke kediamannya wajib mencuci tangan sebelum masuk rumah. "Sejak ada wabah Covid-19 saya buatkan wastafel di depan rumah dengan air mengalir dan ada sabun cair,” kata Firli.

Dengan jabatannya sebagai ketua KPK, Firli memang tak bisa terus-terusan bekerja dari rumah.

Baca: Ini Daftar 66 RW di DKI Jakarta yang Masuk Zona Merah Covid-19

Sesekali ia tetap harus ngantor di Gedung Merah Putih di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

KPK sendiri sudah menerapkan kebijakan new normal atau kelaziman baru sejak Jumat (5/6/2020).

Kebijakan itu diterbitkan pimpinan KPK melalui Surat Edaran Nomor 17 Tahun 2020 tanggal 3 Juni 2020 tentang Penyesuaian Sistem Bekerja di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Baca: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Ini Alasan Khofifah Penuhi Permintaan Risma Akhiri PSBB di Surabaya

Selain mandi setiap pulang dari kegiatan di luar rumah, Firli juga menerapkan protokol kesehatan lain untuk dirinya sendiri.

"Sekarang ini saya juga tetap bekerja di kantor. Pakai masker, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, menyiapkan hand sanitizier dan selalu membawanya," tutur Firli.

Stok Masker

Lain Firli lain pula Istiono. Sejak merebaknya wabah Covid-19, Kepala Korps lalu Lintas (Korlantas) Polri itu tidak pernah absen mengantongi hand sanitizer dan masker.

Terlebih dalam 45 hari terakhir, jenderal bintang dua ini harus wara-wiri mengecek Operasi Ketupat 2020, mulai dari Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur.

"‎Saya selalu kantongi hand sanitizer yang kecil. Saat di lapangan kalau tidak bisa cuci tangan ya pakai hand sanitizer dulu supaya praktis," ucap Istiono saat ditemui di kantor Korlantas Polri, Senin (8/6).

 Demi menjaga kebersihan dan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, Istiono juga ‎selalu membawa masker cadangan hingga tisu basah.

Semua perlengkapan itu disiapkan oleh ajudannya.

Bahkan semua perlengkapan itu selalu tersedia di saku celana anggota yang mengawal mantan Kapolda Bangka Belitung tersebut.

"Saya lengkap semua, hand sanitizer bawa sendiri yang kecil. Anggota bawa yang besar untuk cadangan kalau punya saya habis. Ada juga masker dan tisu basah," ungkap Istiono.

Bukan hanya satu atau dua, Istiono minimal selalu membawa 10 masker ke manapun pergi.

Selain untuk ganti-ganti, masker itu juga dibagikan ke anggota ataupun pengendara yang tidak memakai masker.

"Saya masker satu hari satu kali ganti. Masker kain ya, yang bisa dicuci. Masker cadangan juga selalu bawa. Bahkan saya minta anggota untuk bawa minimal 10 masker cadangan. Kalau ada pengendara yang tidak pakai, kasih saja," tambahnya.

Baca: Potret Hari Pertama Ngantor di Jakarta: Jalanan Macet, Antrean Penumpang Mengular di Stasiun KA

Seperti halnya para penegak hukum, politisi di Senayan kini juga memiliki kebiasan baru dalam menghadapi wabah corona.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengaku dirinya kini selalu mencuci tangan pakai masker, menjaga jarak dan berolahraga.

"Saya paksakan diri untuk hidup dengan empat budaya. Selalu cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan olahraga," ujar anggota Komisi II DPR RI itu.

Mardani juga memiliki sejumlah masker kain yang tiap hari harus diganti setelah dipakai. Selain itu Ia juga selalu menyediakan hand sanitizer di dalam mobil maupun di dalam tas.

"Saya pakai masker kain, ganti tiap hari. Dicuci dan dipakai kembali sesudah dicuci. Hand sanitizer selalu dibawa di mobil dan dalam tas," jelasnya.

 Mengkonsumsi madu dan vitamin C juga jadi kebiasaan baru Mardani dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Kebiasaan baru rapat virtual, sebisa mungkin salat di rumah dan banyak konsumsi madu dan vitamin C," ucapnya.

Hampir sama dengan Mardani, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin juga mengaku selalu menyiapkan perlengkapan untuk mencegah Covid-19.

Setiap anggota keluarganya juga menerapkan kebiasaan yang sama yakni menyiapkan hand sanitizer, masker dan jaga jarak.

"Saya juga menyiapkan thermometer gun, hand sanitizer, masker, disinfectant dan jaga jarak," ujar Wakil Ketua Umum Golkar itu.

Bahkan kata Nurul, selama pandemi dia tidak menerima tamu di rumah.

Kalau pun harus menerima tamu, Nurul memastikan penerapan protokol kesehatan dan social distancing. "Ada teman anak-anak yang kalau ke rumah ya pakai protokol kesehatan. Jaga jarak tetap di jalan kan, juga pake masker," jelasnya.

Perubahan Perilaku

Pandemi Covid-19 memang telah mengubah banyak kebiasan masyarakat.

Hampir seluruh aspek kehidupan terpengaruh akibat adanya wabah virus SARS Cov-2 tersebut. Pola kehidupan yang berubah akibat pandemi Covid-19 itu sering kali disebut sebagai 'new normal' atau kehidupan normal yang baru.

Ada aspek baik yang sebenarnya bisa dimanfaatkan manusia dari kenormalan yang baru itu.

"Kita tahu Covid enggak bisa kita prediksi kapan selesainya. Selama keadaan masih seperti ini, banyak kebiasaan baru selama pandemi. Kebiasaan baru itu yang kita sebut new normal. Yang paling penting dari kebiasaan baru yang kita adopsi adalah perilaku hidup bersih dan sehat," kata Medical Expert Combiphar dr. Sandi Perutama Gani dalam virtual media briefing, beberapa waktu lalu.

Perilaku hidup sehat dan bersih, sambungnya, memang telah diajarkan sejak kecil. Namun akibat adanya wabah virus corona, manusia jadi semakin perhatian dalam menjaga kesehatan.

Hal itu yang menurut Sandi, akan menjadi salah satu dalam new normal pasca pandemi berakhir.

Bukan hanya itu, Sandi mengatakan new normal itu juga bertujuan untuk mencegah kembali infeksi Covid-19.

Sandi menyampaikan berdasarkan survei McKinsey, wabah virus corona telah menyebabkan orang-orang menjadi lebih memperhatikan kebersihan tangan.

"Imbasnya 85 persen lebih memperhatikan kebersihan tangan. Itu kan simpel sebenarnya. Tapi kenapa kita baru sadar sekarang, baru melakukan sekarang," papar Sandi.

Perubahan perilaku lainnya, 55 persen orang menjadi lebih sering konsumsi air mineral dan 57 persen lebih banyak makan sayur dan buah.

Sedangkan 18 persen menjadi lebih rajin olahraga. Meski olahraga ringan seperti lari atau pun berjemur. "Hal-hal ini yang nantinya akan kita sebut sebagai new normal," ucap Sandi.

Selain berguna untuk mencegah infeksi virus corona di kemudian hari, menurut Sandi, new normal akan sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit lain.

Terutama yang banyak disebabkan penularan melalui tangan.

"Penyakit dan ancaman kesehatan dapat menyebar dengan tidak mencuci tangan. Dua penyakit utama yang ditularkan di tangan adalah diare dan ISPA (flu dan batuk)," ucapnya.

Karenanya, Sandi menyarankan agar gaya hidup bersih dan sehat harus selalu diterapkan meski tidak ada wabah penyakit.

Sebab jika pandemi Covid-19 berakhir tetapi manusia kembali pada kebiasaan hidup tidak sehat dan bersih, yang dikhawatirkan bisa menyebabkan gelombang Covid-19 lanjutan.(tribun network/ilh/thr/mal/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved