Virus Corona
Tes Spesimen Corona Belum Penuhi Target Meskipun Sudah Ada 69 Lab PCR dan 35 Lab TCM di Indonesia
Achmad Yurianto mengatakan di Indonesia, terdapat lebih dari 60 laboratorium rapid test PCR dan lebih dari 30 laboratorium tes cepat molekuler (TCM)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan di Indonesia, terdapat lebih dari 60 laboratorium rapid test PCR dan lebih dari 30 laboratorium tes cepat molekuler (TCM)
Kedua tempat teraebut seperti diketahui beroperasi untuk memeriksa uji spesimen Covid-19.
"Telah ada 69 laboratorium rapid test PCR dan 35 laboratorium tes cepat molekuler yang kini aktif beroperasi memeriksa spesimen Covid-19," kata Achmad Yurianto dalam siaran BNPB, Jumat (22/5/2020).
Baca: Makanan Khas Idul Fitri di Berbagai Negara di Dunia, Kue Luih di Malaysia, Kue Kahk dari Mesir
Meski begitu, pemeriksaan harian yang dilakukan jumlahnya belum memenuhi target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, yakni 10 ribu spesimen per hari.
"Hari ini kami melakukan pemeriksaan spesimen dan kemudian validasi data untuk kepentingan tracing sebanyak 9.359 spesimen," katanya.
Baca: Kepedulian Kento Momota terhadap Penanganan Corona di Negeri Sakura
Sehingga jika ditotal akumulatif spesimen yang telah diperiksa, jumlahnya sebanyak 229.334 spesimen.
Dari spesimen tersebut, terdapat penambahan angka positif Covid-19 sebanyak 634 orang sehingga total kasus positif Covid-19 bertambah 20.796 orang.
Baca: Hingga Kini Total 5.057 Pasien Sembuh dari Covid-19 di Indonesia, DKI Jakarta Terbanyak 1.510 Orang
Angka kesembuhan bertambah 219 orang sehingga total kesembuhan mencapai 5.057 orang.
Adapun jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 pada hari ini naik menjadi 1.326 orang, setelah terjadi penambahan sebanyak 48 jiwa
"Sudah 395 kabupaten dan kota di 34 provinsi yang terdampak," kata Achmad Yurianto.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis."
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.