Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Deteksi Covid-19, Lebih dari 229 Ribu Spesimen Telah Diperiksa dengan PCR dan TCM per 22 Mei

Hingga 22 Mei 2020, Pemerintah telah periksa lebih dari 229 ribu spesimen telah diperiksa menggunakan metode PCR dan TCM.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Daryono
https://covid19.go.id/
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah terus melakukan pelacakan terhadap kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) yang masih berada di tengah masyarakat.

Hingga Jumat (22/5/2020), lebih dari 229 ribu spesimen telah diperiksa.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta Jumat Sore.

"Untuk spesimen akumulatif yang kita periksa sampai hari ini sebanyak 229.334 spesimen," ujar Yuri yang dikutip dari tayangan YouTube BNPB Indonesia.

"Hari ini kami melakukan pemeriksaan spesimen kemudian melakukan validasi data untuk kepentingan tracing sebanyak 9.359 spesimen,"lanjutnya. 

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto (Tangkap layar channel YouTube BNPB)

Kemudian Yuri merinci data yang telah diterimanya terkait pemeriksaan tersebut.

"Dari jumlah ini kemudian yang kita dapatkan hasilnya kasus konfirmasi Covid-19 meningkat sebanyak 634 orang."

"Sehingga totalnya (kasus positif) menjadi 20.796 orang," tegas Yuri. 

Sementara angka kesembuhan kata Yuri bertambah 219 orang sehingga total kesembuhan mencapai 4.575 orang.

Di sisi lain jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 pada hari ini naik 48 orang .

Penambahan in membuat angka kematian di Indonesia menjadi 1.326.

Baca: Update Covid-19 di Indonesia 22 Mei: 20.796 Positif Corona, 1.326 Meninggal, dan 5.057 Sembuh

Baca: Pasien Positif Corona Naik Hampir 1000 Orang dalam Sehari, Ridwan Kamil Sindir yang Belanja Baju

Lebih lanjut, Yuri menyebut pemeriksaan spesimen terkait Covid-19 dilakukan melalui dua metode.

Yakni menggunakan real-time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

"Sudah ada 69 laboratorium PCR yang sekarang aktif, serta 35 laboratorium tes cepat molekuler (TCM)  yang aktif," ungkapnya. 

Kemudian Yuri mengungkapkan terkait data secara akumulatif Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga 22 Mei 2020.

"Saudara-saudara kita masih melakukan pemantauan terhadap ODP yang saat ini berjalan sebanyak 47.150 orang."

"Sementara kasus PDP yang saat ini sedang diawasi sebanyak 11.028 orang," ungkapnya.

Baca: Achmad Yurianto: Hingga Hari Ini, 11.028 Orang PDP dan 47.150 ODP

Melihat masih adanya penambahan jumlah kasus positif, Yuri menuturkan ini menggambarkan bahwa penularan masih terjadi di tengah masyarakat.

Ia mengungkapkan ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang belum dengan disiplin untuk mengikuti anjuran pemerintah guna memutus rantai penularan Covid-19

"Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang tidak rajin cuci tangan, tidak mengenakan masker, tidak menjaga jarak, dan masih suka masuk dalam kerumunan," tegas Yuri.

Pemerintah Ajak Masyarakat Hidup 'New Normal' di Tengah Corona

Achmad Yurianto menyebut hingga hari ini  vaksin atau obat untuk virus corona atau Covid-19 belum dapat ditemukan.

Oleh karenanya masyarakat diminta untuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new Normal).

Yakni menjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan, serta terus produktif selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (19/5/2020).

"Dalam situasi seperti ini, virus corona belum ditemukan vaksin dan obatnya," kata Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.

Sebab itu, ia mengungkapkan cara yang paling baik dalam mencegah dan memutus penularan Covid-19, yakni dengan menyesuaikan pola hidup di tengah pandemi.

Baca: Siapkah Indonesia dengan New Normal? Ahli Epidemiologi Jelaskan Tatanan Baru Kehidupan Ini

"Kita harus mengedapankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."

"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," ujar Yuri. 

Artinya kata Yuri masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

Kemudian yang kedua, yakni masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.

"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagai physical distancing," ungkapnya. 

Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.

Baca: Apa itu Herd Immunity dan New Normal? Bagaimana Dampak Kedepannya untuk Masyarakat?

Kemudian Yuri juga menekankan masyarakat selektif terkait kapan harus keluar rumah di tengah pandemi Covid-19. 

"Kalau tidak penting sekali tidak perlu ke luar rumah," tegas Yuri. 

Kendati demikian Yuri menuturkan berada di rumah tidak diartikan masyarakat tidak dapat produktif. 

Menurutnya, masayarakat masih dapat terus produktif dan berkarya, tetapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip untuk tetap aman dari Covid-19.

"Artinya produktif dan aman dari Covid-19," ujarnya. 

"Ini yang disebut dengan normal yang baru (new normal)."

"Kita menginginkan kehidupan normal dalam artinya tetap bekerja, produktif dan bisa berkarya, tetapi barunya adalah kita aman dari Covid-19," jelasnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved