Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Update Corona di Indonesia 21 Mei: Bertambah 973, Total Kasus Positif Jadi 20.162

Achmad Yurianto menuturkan berdasarkan data yang didapatkan hingga Kamis (21/5/2020), masih terjadi penambahan pasien positif Corona di Indonesia

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Tangkap layar channel YouTube BNPB
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah kembali memberikan update terkait jumlah kasus positif virus corona di Indonesia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menuturkan berdasarkan data yang didapatkan hingga Kamis (21/5/2020) pukul 12.00 WIB, masih terjadi penambahan pasien positif Corona di tanah air.

Hal ini ia sampaikan dalam dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, dan disiarkan langsung Kamis, sore. 

Tercatat kata Yuri pada hari ini,  terdapat penambahan kasus positif virus corona sebanyak 973 orang.

"Ada kenaikan (kasus positif) sebanyak 973 orang," tegas Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.

Yuri menyebut penambahan kasus pada hari ini merupakan peningkatan tertinggi dibanding hari-hari sebelumnya.

"Peningkatan ini luar biasa dan peningkitan inilah yang tertinggi," imbuhnya.

Penambahan ini membuat pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia secara total menjai 20.162 orang. 

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto (istimewa)

Dalam kesempatan itu, Yuri menyebut seluruh provinsi di Indonesia telah terdampak virus corona.

"Sudah 392 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak," jelasnya. 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan terkait pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Data yang sama menyebutkan bahwa tercatat ada penambahan 36 pasien Covid-19 yang meninggal dalam 24 jam terakhir.

Sehingga angka kematian di Indonesia saat ini menjadi 1.278 orang.

Baca: Jusuf Kalla Sebut Herd Immunity Bisa Timbul Banyak Korban, Bocorkan Strategi Ini untuk Atasi Corona

Baca: Update Corona Global, Kamis 21 Mei 2020: Total Kasus Tembus 5 Juta, Kematian di AS Hampir 95 Ribu

Kabar baiknya, Yuri mengatakan penambahan juga terus terjadi dalam pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada hari ini terdapat 263 pasien yang berhasil sembuh.

Adapun ke-263 pasien ini telah dinyatakan sembuh setelah secara dua kali berturut-turut menjalani pemeriksaan PCR-nya yang hasilnya adalah negatif.

Serta sudah tidak ada keluhan klinis lagi yang dialami oleh pasien-pasien tersebut.

Penambahan ini membuat total pasien sembuh di Indonesia telah mencapai 4.838 orang.

 Vaksin Belum Ditemukan, Pemerintah Ajak Masyarakat Hidup 'New Normal' di Tengah Corona

Achmad Yurianto menyebut hingga hari ini  vaksin atau obat untuk virus corona atau Covid-19 belum dapat ditemukan.

Oleh karenanya masyarakat diminta untuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new Normal).

Yakni menjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan, serta terus produktif selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (19/5/2020).

"Dalam situasi seperti ini, virus corona belum ditemukan vaksin dan obatnya," kata Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.

Lebih lanjut Yuri menuturkan belum ditemukannya vaksin ini dimaknai bahwa orang itu belum bisa dikebalkan dari Covid-19.

Sementara belum ditemukan obatnya dimaknai bahwa pengobatan terhadap pasien Covid-19 yang dilakukan masih akan menggunakan prosedur yang panjang.

Sebab itu, ia mengungkapkan cara yang paling baik dalam mencegah dan memutus penularan Covid-19, yakni dengan menyesuaikan pola hidup di tengah pandemi.

Baca: MUI Kecewa dengan Reaksi Berbeda Pemerintah Cegah Corona pada Kerumunan di Masjid & Mall

"Kita harus mengedapankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."

"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," ujar Yuri. 

Artinya kata Yuri masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

"Ini menjadi penting agar kita dapat terbebas dari cemaran Covid-19 atau penyakit yang lain," imbuhnya. 

Kemudian yang kedua, yakni masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.

"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagai physical distancing."

"Karena kita ingin menghindari percikan droplet dari orang yang sakit," ungkapnya. 

Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.

"Karena dengan menggunakan masker kita akan terlindung langsung dari percikan droplet orang yang sedang sakit itu."

"Dan yang lebih penting lagi bagi yang sakit, percikan droplet yang keluar dari mulutnya akan tertahan di masker dan ini akan melindungi orang lain yang sehat," ucap Yuri. 

Baca: Kecewa Lihat Bandara dan Mall Padat Saat Wabah Corona? Aa Gym Beri Pesan Sejuk Ini

Kemudian Yuri juga menekankan masyarakat selektif terkait kapan harus keluar rumah di tengah pandemi Covid-19. 

"Kalau tidak penting sekali tidak perlu ke luar rumah," tegas Yuri. 

Kendati demikian Yuri menuturkan berada di rumah tidak diartikan masyarakat tidak dapat produktif. 

Menurutnya, masayarakat masih dapat terus produktif dan berkarya, tetapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip untuk tetap aman dari Covid-19

"Artinya produktif dan aman dari Covid-19," ujarnya. 

Yuri, menekankan, ini upaya yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah di kehidupan normal yang baru.

"Ini yang disebut dengan normal yang baru (new normal)."

"Kita menginginkan kehidupan normal dalam artinya tetap bekerja, produktif dan bisa berkarya, tetapi barunya adalah kita aman dari Covid-19," jelasnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved