Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Tambahan Kasus Harian Menurun, Total Pasien Positif Corona di Jakarta 6.220 Kasus

DKI Jakarta mencatat ada 6.220 kasus positif virus corona atau Covid-19 di wilayahnya, Kamis (21/5/2020).

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Dok. Pemprov DKI Jakarta
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyampaikan daily brief perkembangan Covid-19 di Jakarta, Selasa (5/5/2020) 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DKI Jakarta mencatat ada 6.220 kasus positif virus corona atau Covid-19 di wilayahnya, Kamis (21/5/2020).

Angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 70 kasus baru dari hari sebelumnya.

Namun, untuk angka penambahan kasus baru mengurun dari hari sebelumnya yang mencapai 97 kasus.

"Total 6.220 orang positif," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya, Kamis.

Baca: Kasus Covid-19 Indonesia Terus Meningkat hingga Capai 973 per Hari saat Negara Tetangga Mulai Landai

Adapun rinciannya sebanyak 1.536 orang telah dinyatakan sembuh, 1.955 dirawat di rumah sakit, 2.231 menjalani isolasi mandiri, dan 498 orang meninggal dunia.

Sebaran kasus positif corona ada di 20 dari 267 kelurahan.

Kelurahan terbanyak yang memiliki kasus positif yaitu Sunter Agung 142 kasus, Petamburan 126 kasus, Pademangan Barat 117 kasus, dan 90 kasus di Kebon Kacang.

Baca: Dipantau KPK, Gakeslab Diimbau Tidak Beri Gratifikasi kepada Pejabat Pemerintah

Sedangkan kelurahan yang warganya paling banyak jalani isolasi mandiri ada di Petamburan dengan 90 kasus, Pademangan Barat 79, dan Sunter Agung 66 orang.

Total secara kumulatif Pemprov DKI sudah memeriksa 120.321 sampel menggunakan metode PCR.

Per tanggal 20 Mei kemarin, telah dilakukan tes PCR terhadap 2.444 orang.

1.252 tes dilakukan guna melihat diagnosis kasus baru. Hasilnya 70 positif dan 1.181 dinyatakan negatif.

Rekor tertinggi penambahan kasus baru positif Covid-19

Angka kasus baru virus corona atau Covid-19 di Indonesi mengalami lonjakan yang cukup signifikan dalam beberapa hari belakangan ini.

Hari ini tercatat tambahan kasus baru sebanyak 973 orang dalam waktu 24 jam, Kamis (21/5/2020).

Ini menjadi rekor baru peningkatan tertinggi di Indonesia sejak pasien pertama diumumkan di tanah air.

"Kasus konfirmasi positif Covid-19, hari ini meningkat 973 orang," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui YouTube di Channel BNPB, Kamis (21/5/2020).

Baca: Catatkan 30 Penampilan, Victor Igbonefo Akui Tak Ada Laga yang Paling Diingat Bersama Persib

"Peningkatan ini luar biasa, peningkatan ini adalah yang tertinggi," jelas Achmad Yurianto.

Dengan begitu total kasus positif di Indonesia menjadi 20.162 orang.

Sementara jumlah pasien sembuh bertambah menjadi 1.278 orang.

Sedangkan kasus meninggal naik menjadi 4.838 orang.

Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia, 21 Mei 2020: Meningkat 973 Kasus Positif, Total 20.162

Sebelumnya rekor tertinggi kasus baru harian di Indonesia, pada Rabu (20/5/2020).

Tercatat tambahan kasus baru melonjak signifikan mencapai 693 orang.

Jumlah kasus baru pada hari ini adalah yang paling tinggi sejak 2 Maret 2020.

Sebelumnya, angka kasus baru tertinggi adalah 693 pada kemamrin dan 689 orang pada Rabu (13/5/2020) pekan lalu.

Baca: Update Corona di Indonesia 21 Mei: Bertambah 973, Total Kasus Positif Jadi 20.162

Sebelum itu ada 568 orang pada 14 Mei lalu, dan 533 orang, dilaporkan pada 9 Mei lalu.

Pada Selasa (19/5/2020) kemarin, jumlah kasus baru hanya 486 orang.

Di awal pekan ini, Senin (18/5/2020) tercatat 496 kasus baru infeksi Covid-19.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis."

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved