Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Update Corona di Indonesia 20 Mei: 19.189 Kasus Positif, 4.575 Sembuh, 1.242 Meninggal Dunia

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kembali menyampaikan angka terbaru terkait perkembangan kasus Corona di Indonesia.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Update Corona di Indonesia per 30 Mei 2020 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kembali menyampaikan angka terbaru terkait perkembangan kasus Corona di Indonesia. 

Ia mengungkapkan hingga Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB, masih terdapat penambahan kasus corona di Tanah Air.

Hal ini disampaikan Yurianto dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha (BNPB), Jakarta, dan disiarkan langsung Rabu sore.

Tercatat kata Yuri pada hari ini,  terdapat penambahan kasus positif virus corona sebanyak 693 orang.

Penambahan ini membuat pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia secara total menjai 19.189 orang. 

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto (Tangkap layar channel YouTube BNPB)

"Ada kenaikan (kasus positif) sebanyak 693 orang, sehingga menjadi 19.189 orang," tegas Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Yuri menyebut seluruh provinsi di Indonesia telah terdampak virus corona.

"Sudah 391 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak," jelasnya. 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan terkait pasien virus corona yang meninggal dunia.

Data yang sama menyebutkan bahwa tercatat ada penambahan 21 pasien yang meninggal dalam 24 jam terakhir.

Sehingga angka kematian di Indonesia saat ini menjadi 1.242 orang.

Baca: Mendes: Jumlah ODP Corona di Desa Lebih Tinggi Daripada di Kota

Baca: Update Corona Global Rabu, 20 Mei 2020 Siang: Pakistan Geser Posisi Belanda dengan 1.932 Kasus Baru

Kabar baiknya, Yuri mengatakan penambahan juga terus terjadi dalam pasien yang berhasil sembuh dari virus tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada hari ini terdapat 108 pasien yang berhasil sembuh.

"Pasien sembuh meningkat 108 orang," kata Yuri. 

Penambahan ini membuat total pasien sembuh di Indonesia telah mencapai 4.575 orang.

Vaksin Belum Ditemukan, Pemerintah Ajak Masyarakat Hidup 'New Normal' di Tengah Corona

Achmad Yurianto menyebut hingga hari ini  vaksin atau obat untuk virus corona atau Covid-19 belum dapat ditemukan.

Oleh karenanya masyarakat diminta untuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new Normal).

Yakni menjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan, serta terus produktif selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (19/5/2020).

"Dalam situasi seperti ini, virus corona belum ditemukan vaksin dan obatnya," kata Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.

Lebih lanjut Yuri menuturkan belum ditemukannya vaksin ini dimaknai bahwa orang itu belum bisa dikebalkan dari Covid-19.

Sementara belum ditemukan obatnya dimaknai bahwa pengobatan terhadap pasien Covid-19 yang dilakukan masih akan menggunakan prosedur yang panjang.

Sebab itu, ia mengungkapkan cara yang paling baik dalam mencegah dan memutus penularan Covid-19, yakni dengan menyesuaikan pola hidup di tengah pandemi.

Baca: Update Corona Asia Tenggara Rabu, 20 Mei 2020 Siang: Laos Tak Ada Kasus Baru 37 Hari Berturut-turut

Baca: Ketua IDI Daeng M Faqih: Membangkitkan Kesadaran Masyarakat Menjadi yang Paling Penting Saat Ini

"Kita harus mengedapankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."

"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," ujar Yuri. 

Artinya kata Yuri masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

"Ini menjadi penting agar kita dapat terbebas dari cemaran Covid-19 atau penyakit yang lain," imbuhnya. 

Kemudian yang kedua, yakni masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.

"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagai physical distancing."

"Karena kita ingin menghindari percikan droplet dari orang yang sakit," ungkapnya. 

Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.

"Karena dengan menggunakan masker kita akan terlindung langsung dari percikan droplet orang yang sedang sakit itu."

"Dan yang lebih penting lagi bagi yang sakit, percikan droplet yang keluar dari mulutnya akan tertahan di masker dan ini akan melindungi orang lain yang sehat," ucap Yuri. 

Kemudian Yuri juga menekankan masyarakat selektif terkait kapan harus keluar rumah di tengah pandemi Covid-19. 

"Kalau tidak penting sekali tidak perlu ke luar rumah," tegas Yuri. 

Kendati demikian Yuri menuturkan berada di rumah tidak diartikan masyarakat tidak dapat produktif. 

Menurutnya, masayarakat masih dapat terus produktif dan berkarya, tetapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip untuk tetap aman dari Covid-19

"Artinya produktif dan aman dari Covid-19," ujarnya. 

Yuri, menekankan, ini upaya yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah di kehidupan normal yang baru.

"Ini yang disebut dengan normal yang baru (new normal)."

"Kita menginginkan kehidupan normal dalam artinya tetap bekerja, produktif dan bisa berkarya, tetapi barunya adalah kita aman dari Covid-19," jelasnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved