Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Ganjar Pranowo Memprediksi Hingga Lebaran Ada 1 Juta Warganya Mudik ke Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memprediksi akan ada 1 juta warganya yang mudik ke Jawa Tegah pada hari raya ldul Fitri tahun ini.

Tribunnews.com/ Seno Tri Sulistiyono
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memprediksi akan ada 1 juta warganya yang mudik ke Jawa Tegah pada hari raya ldul Fitri tahun ini.

"Hari ini tercatat sejak Februari 2020 sudah masuk ke Jawa Tengah sekitar 860 ribuan dan sampai lebaran kurang lebih sekitar 1 juta warga yang pulang ke Jateng," kata Ganjar Pranowo dalam diskusi secara virtual, Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Ganjar menjelaskan, warga Jawa Tengah yang merantau ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Jabodetabek) kurang lebih sebanyak 7 juta orang.

Baca: Update Perkembangan Virus Corona di Indonesia, Pasien Positif Jadi 19.189 Orang, Ada 693 Kasus Baru

"Tahun lalu itu yang mudik ke Jawa Tengah sebanyak 5,9 juta orang, dan tahun ini diperkirakan 1 juta orang. Artinya, lebih banyak yang mau bertahan," tutur Ganjar.

Dalam menjaga warganya tetap terpenuhi kebutuhan bahan pokok, Ganjar mengaku berkomunikasi dengan kepala daerah seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kami bekerjasama dengan baik dengan Pak Anies, per hari ini sudah disiapkan untuk warga Jawa Tengah (di Jakarta) kurang lebih 7 ribuan paket," ucap Ganjar.

Baca: WNI Repatriasi yang Dikarantina di Wisma Atlet Mengeluh, Ini Penjelasan Wakil Panglima Kogasgabpad

Di sisi lain, Ganjar berharap warganya yang sedang merantau untuk tetap bertahan dan tidak mudik secara diam-diam, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Kalau sudah PSBB, maka ya sudah tidak boleh mudik," ucap Ganjar.

Rekor Tertinggi Angka Kasus Baru Covid-19

Pemerintah melaporkan rekor baru tertinggi kasus baru harian di Indonesia, Rabu (20/5/2020).

Tercatat tambahan kasus baru melonjak signifikan mencapai 693 orang.

Angka itu adalah level tertinggi sejak pasien pertama diumumkan di tanah air.

Pemerintah melaporkan total kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia naik menjadi 19.189 orang hingga Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB.

Baca: Iuran BPJS Naik Lagi, KPCDI Daftarkan Judicial Review Perpres 64 Tahun 2020 ke MA

"Konfirmasi kasus Covid-19 yang kita dapatkan pada hari ini meningkat 693 orang. Ada 693 orang terinfeksi dari pencatatan laboratorium hari ini," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui YouTube di Channel BNPB, Rabu (20/5/2020).

Jumlah kasus baru pada hari ini adalah yang paling tinggi sejak 2 Maret 2020.

Sebelumnya, angka kasus baru tertinggi adalah 689 orang pada Rabu (13/5/2020) pekan lalu.

Baca: Jenazah ABK Indonesia Dilarung ke Perairan Somalia, Ini Kronologinya Hingga Diduga Dianiaya

Sebelum itu ada 568 orang pada 14 Mei lalu, dan 533 orang, dilaporkan pada 9 Mei lalu.

Pada Selasa (19/5/2020) kemarin, jumlah kasus baru hanya 486 orang.

Di awal pekan ini, Senin (18/5/2020) tercatat 496 orang terinfeksi Covid-19.

Sementara kasus meninggal naik menjadi 1.242 dari sebelumnya 1.221 orang.

Baca: Update Corona di Indonesia 20 Mei: 19.189 Kasus Positif, 4.575 Sembuh, 1.242 Meninggal Dunia

Sedangkan jumlah pasien sembuh naik menjadi 4.575 orang, dari sebelumnya 4.467 orang.

Lebih lanjut Achmad Yurianto melaporkan ada 44.703 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang tercatat Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB.

Data tersebut dihimpun secara berjenjang dari kabupaten atau kota hingga tingkat provinsi.

"Kasus ODP yang masih kita pantau ada 44.703 orang" jelas Achmad Yurianto.

Sebagaimana diketahui sejak Senin (18/5/2020) lalu, pemerintah hanya mengumumkan ODP per hari.

Kemudian jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) naik menjadi 11.705 orang.

Achmad Yurianto mengatakan kasus positif corona saat ini telah merambah 391 kabupaten/kota di 34 Provinsi.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis."

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved