Ajak Berdamai dengan Corona, Ganjar: Masyarakat Butuh Literasi Cukup Tentang Covid-19
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah literasi yang cukup mengenai virus corona covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah literasi yang cukup mengenai virus corona covid-19.
Hal ini disampaikan Ganjar saat melakukan telewicara video bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Selasa (19/5/2020).
Saat ditanya mengapa di Jateng hanya Kota Tegal yang melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Ganjar menyebut yang paling utama adalah literasi masyarakat.
"Sebenarnya PSBB atau PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang dibutuhkan adalah literasi cukup tentang covid, bagaimana sikap masyarakat bisa berubah," ungkap Ganjar.
Ganjar menyebut berbagai cara dapat digunakan untuk memberi literasi pada masyarakat.
"Caranya macem-macem, satu, melakukan pendekatan secara persuasif dan edukatif," ujar Ganjar.
"Kalau tidak bisa pakai regulasi, ini sebagai tool social re-engineering," imbuhnya.
Baca: Disebut Ingin Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir oleh Fadli Zon, Ganjar: Tidak Bos, Jangan Khawatir
Mengenai PSBB di Jawa Tengah, Ganjar menyebut telah menawarkan kepada para bupati maupun wali kota.
"Saya sampaikan kepada kawan-kawan, siapa yang mau PSBB ngacung (angkat jari)," ungkapnya.
Ganjar menyebut ada daerah yang sepertinya ingin mengajukan PSBB.
"Wonosobo kayanya pengen PSBB karena tiba-tiba ada peningkatan cukup tinggi karena sebaran klaster Gowa," ujarnya.
"Dan ini juga menjangkiti yang di Purworejo, Temanggung, Brebes, dan sebagainya," imbuhnya.
Ganjar mengungkapkan, pihaknya sedang tidak dalam pilihan untuk melakukan PSBB atau PKM.
"Kalau kami sebenarnya tidak pada pilihan mau apa, tapi masyarkat kita minta mari kita sikapi dengan kreativitas," ujarnya.
Baca: Jokowi, Gubernur Khofifah dan Emil Doakan Ari, Perawat Hamil yang Meninggal, Insya Allah Syahid
Pada intinya Ganjar menyebut masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan.
"intinya pake masker, intinya jaga jarak, intinya harus cuci tangan pakai sabun, intinya harusnya imun sehat, intinya itu. Pertanyaannya bisa nggak sampai di sana?" ujar Ganjar.
Ganjar menyebut kesadaran menjadi kunci utama dalam melawan pandemi covid-19.
"Mau PSBB boleh, PKM boleh, tapi harus ada membangun kesadaran bersama, kuncinya ada di sana," ujarnya.
Berdamai dengan Corona
Lebih lanjut Ganjar mengungkapkan masyarakat memiliki modal kuat untuk melawan virus corona.
"Kita ayo maju ke depan, kita jangan romantis terus dengan keadaan ini, kita mesti hidup, bertahan, dan menang," ujar Ganjar.
"Kita mesti menyiapkan masa depan, kira-kira mau selesai kapan, mau Juli, Agustus, atau September atau nggak selesai?" kata Ganjar.
Ganjar pun mengajak masyarakat untuk berdamai dengan covid-19.
Yakni dengan melakukan kewajiban baru dalam beraktivitas.
"Yuk kita berdamai dengan si covid, kita berdamai saja, perilaku kita rubah, menjaga jarak wajib, mengenakan masker wajib, membawa hand sanitizer wajib," kata Ganjar.
Baca: Kritik Jokowi, Akademisi UI Nilai Harusnya Berdamai dengan Covid-19 Ketika Kurva Melandai
Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto juga menegaskan soal hidup berdamai dengan virus corona.
Hal ini sebagaimana sempat dibicarakan Presiden Joko Widodo.
Yuri mengungkapkan, hidup damai dengan virus corona artinya beradaptasi dengan pola hidup baru dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
"Berdamai bukan menyerah, tapi kita harus beradaptasi untuk mengubah pola hidup kita dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, benar, disiplin," kata Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (16/5/2020) dilansir Kompas.com.
Yuri mengungkapkan, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), virus corona tidak akan hilang dalam sekejap.
Maka dari itu Yuri menekankan pentingnya mengubah perilaku diri demi menjaga kesehatan.
"Ini permasalahan yang akan menimpa seluruh negara. Maka, saatnya kita sekarang mengubah perilaku kita untuk hidup dalam kondisi bumi yang masih terancam dengan kondisi Covid-19," ucapnya.
(Kompas.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Tsarina Maharani)