Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Angka Kematian di Inggris karena Corona Terbanyak Kedua di Dunia

Inggris menjadi negara teratas di Eropa dan kedua di dunia dalam jumlah kematian akibat virus corona.

Andolu New Agency
Ilustrasi Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Inggris menjadi negara teratas di Eropa dan kedua di dunia dalam  jumlah kematian akibat virus corona. Tingkat kematian di negara itu hingga Kamis (7/5)  melampaui 30 ribu orang.

Sebanyak 30.076 orang dinyatakan meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19, dengan tambahan 649 orang meninggal dunia pada Kamis  pagi. 

Menteri Perumahan, Kemasyarakatan, dan Pemerintah Daerah Inggris, Robert Jenrick mengatakan jumlah kematian itu merupakan kehilangan yang memilukan.

Baca: Virus Corona Bisa Ditularkan Lewat Hubungan Seks? Ilmuwan: Kecil Peluangnya

Baca: Donald Trump Klaim Wabah Corona Lebih Buruk Dibanding Serangan Pearl Harbor dan 9/11

Baca: Mundur Lagi, Peneliti Singapura Sebut Corona di Indonesia Akan Berakhir pada 7 Oktober 2020

Sehari sebelumnya, jumlah kematian di Inggris melampaui Italia. Saat ini, jumlah kematian di Italia mencapai 29.684 orang. Sedangkan Amerika Serikat tetap berada di urutan pertama, lebih  dari 70 ribu orang meninggal dunia.

Dalam konferensi pers perkembangan Covid-19 di Inggris, Jenrick mengatakan,

"Sangat sulit untuk membuat perbandingan internasional secara pasti, dibutuhkan waktu untuk melakukannya."

Profesor Sir David Spiegelhalter, anggota tim pakar yang memberi rekomendasi kepada pemerintah Inggris selama pandemi, mengatakan Inggris  seharusnya berkaca pada negara-negara lain untuk mempelajari mengapa angka kematian kita sangat tinggi".

Sebelumnya pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer mengatakan pemerintah terlalu lambat memberlakukan karantina wilayah dan terlalu lambat meningkatkan jumlah tes. 

Ia bertanya kepada Perdana Menteri Boris Johnson tentang peningkatan jumlah kematian di tempat perawatan.

"Dua belas pekan setelah Menteri Kesehatan mengumumkan kita dalam krisis kesehatan, saya harus bertanya kepada Perdana Menteri, mengapa pemerintah belum siap akan hal ini?”

Jumlah pengetesan virus corona di Inggris turun drastis ke angka terendah selama sepekan terakhir. Pemerintah hanya melakukan 69.463 tes dalam 24 jam terakhir.

Sebelumnya, Inggris berjanji  melakukan 100 ribu tes sehari sejak awal Mei, namun baru berhasil mencapai jumlah itu pada dua kesempatan.

Perdana Menteri  Boris Johnson mengatakan ambisinya meningkatkan kapasitas pengujian virus corona menjadi 200 ribu sehari pada akhir Mei.

Pada Selasa, Inggris mencatat 6.111 kasus baru Covid-19, jumlah harian tertinggi ketiga sejauh ini. Lebih dari sembilan pekan sejak Inggris mencatat kematian pertamanya pada 2 Maret, kisah-kisah  mereka yang meninggal terus muncul.

Kisah itu di antaranya adalah Jennie Sablayan, seorang perawat hematologi berusia 44 tahun yang bekerja di University College London Hospital selama lebih dari 18 tahun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved