Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Jokowi Soroti Masalah Isolasi Pasien, yang Positif Covid-19 Saja Bisa Lari Dari Rumah Sakit

Presiden Jokowi mengingatkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus dijalankan secara efektif, termasuk isolasi pasien.

TRIBUN/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus dijalankan secara efektif, termasuk soal isolasi pasien covid-19.

Pasalnya, Jokowi mendapat laporan di daerah PSBB dimana orang positif virus corona (Covid-19) bisa kabur dari rumah sakit.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (4/5/2020).

"Kemudian, apakah isolasi yang ketat juga dilakukan karena saya melihat sudah positif saja masih bisa lari dari rumah sakit, yang PDP masih beraktivitas kesana kemari," kata Jokowi.

Petugas medis menyiapkan fasilitas tambahan bed dan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien Covid-19 di Ciputra Hospital CitraGarden City, Jakarta Barat, Kamis (30/4/2020). Ciputra Group melalui Ciputra Hospital CitraGarden City Jakarta dan Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang mulai 1 Mei siap mengoperasikan ruang isolasi bertekanan negatif dengan total kapasitas 210 bed (tempat tidur) untuk menangani pasien Covid-19 sebagai bentuk aksi Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat dan dukungan kepada pemerintah. Tribunnews/Jeprima
Petugas medis menyiapkan fasilitas tambahan bed dan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien Covid-19 di Ciputra Hospital CitraGarden City, Jakarta Barat, Kamis (30/4/2020). Ciputra Group melalui Ciputra Hospital CitraGarden City Jakarta dan Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang mulai 1 Mei siap mengoperasikan ruang isolasi bertekanan negatif dengan total kapasitas 210 bed (tempat tidur) untuk menangani pasien Covid-19 sebagai bentuk aksi Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat dan dukungan kepada pemerintah. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Presiden juga mengingatkan, perlunya pengawasan dan perlindungan khusus bagi kelompok rentan hingga manula selama penerapan PSBB.

"Kemudian juga apakah warga yang berisiko yang manula, yang memiliki riwayat penyakit, riwayat kumorbid ini sudah diproteksi betul," tegas Jokowi.

Kepala Negara pun menyebut, evaluasi penerapan PSBB perlu dilakukan.

"Evaluasi evaluasi yang terukur seperti ini perlu dilakukan," jelasnya.

Baca: Minta Evaluasi PSBB Dilakukan Ketat dan Efektif, Jokowi: Mana yang Kebablasan Mana yang Kendor

Baca: Trump Sangat Yakin Amerika Akan Punya Vaksin Covid-19 Akhir Tahun Ini

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 melalui siaran video conference, Kamis (30/4/2020). / Capture Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 melalui siaran video conference, Kamis (30/4/2020). / Capture Youtube Sekretariat Presiden (Capture Youtube Sekretariat Presiden)

Target Terukur

Jokowi juga meminta para kepala daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memiliki target yang jelas.

Salah satunya, kata Jokowi, melakukan tes PCR Covid-19 secara massal hingga melakukan pelacakan terhadap potensi penyebaran virus corona.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (4/5/2020).

"Setiap daerah yang melakukan PSBB harus memiliki target-target yang terukur. Ada targetnya. Misalnya, berapa jumlah pengujian sampel yang telah dilakukan, tes PCR yang telah dilakukan, apakah pelacakan yang agresif telah dikerjakan, berapa yang telah ditracing setiap hari," kata Jowoki.

"Betul-betul ini yang harus dikerjakan," sambungnya.

Jokowi pun meminta adanya evaluasi PSBB karena penting untuk menilai tingkat keberhasilan yang telah dilalukan oleh kepala daerah dalam pencegahan virus corona.

Baca: Suka Duka Pasien Corona Dirawat di RSD Wisma Atlet, Ada yang Ingin Kabur, Ada yang Betah

Baca: 4 Kasus Pasien Covid-19 Kabur dari Rumah Sakit, Alasan ke Toilet hingga Mengancam akan Bunuh Diri

Selain itu, evaluasi ini diharapakan bisa melihat sisi-sisi mana yang masih perlu pengawasan ketat dan mana yang tidak.

"saya melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk tahap kedua. Ini perlu evaluasi. Mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan dan mana yang masih terlalu kendor," jelas Jokowi.

Kepala Negara menilai, evaluasi ini sebagai penilaian apakah penerapan PSBB perlu diperpanjang atau tidak.

"Evaluasi ini penting, sheingga kita bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota, kabupaten maupun provinsi yang melakukan PSBB," ucap Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved