Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 4 Mei: Tambah 395 Kasus Baru, Pasien Positif Jadi 11.587

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan perkembangan penanganan virus corona di Indonesia.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kembali menyampaikan perkembangan update kasus corona di Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, Yuri menyebutkan, pasien positif Covid-19 meningkat 395 orang per 4 Mei 2020 pukul 12.00 WIB.

Total kasus positif Covid-19 di Indonesia kini telah mencapai 11.587 pasien.

Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Senin (4/5/2020) sore.

Baca: Pemerintah Diminta Hentikan Narasi-narasi yang Bisa Ciptakan Kecemasan Baru soal Covid-19

Baca: Pusing dan Mual Saat Pandemi Covid-19? Simak Solusi dari Dokter Kandungan untuk Ibu Hamil Muda

Sementara itu, dari total kasus positif tersebut, terdapat tambahan 19 pasien positif corona yang meninggal dunia.

Total kasus kematian akibat Covid-19 kini mencapai 864 pasien.

Kabar baiknya, terdapat tambahan 78 pasien yang dinyatakan sembuh.

Kini, total pasien sembuh bertambah menjadi 1.954 orang.

Sebelumnya, total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 11.192 pasien per 3 Mei 2020.

Sementara itu, total terdapat 1.876 pasien yang dinyatakan sembuh dan 845 pasien meninggal dunia.

Dalam kesempatan ini, Yuri kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin dalam melakukan physical distancing.

Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu mengenakan masker saat keluar rumah dan rajin mencuci tangan.

Pemerintah Pastikan Keterbukaan Informasi dalam Penyampaian Laporan Kasus Covid-19

Achmad Yurianto menegaskan pemerintah selalu mengedepankan keterbukaan atau transparansi data terkait pasien corona.

Ia mengatakan tidak ada untungnya jika pemerintah memanipulasi data corona.

"Pemerintah tidak dapatkan keuntungan apapun memanipulasi data, pemerintah tidak berkepentingan apapun dengan manipulasi data, justru akan merugikan, kacaukan kerja keras," ujar Yuri, seperti yang diberitakan Tribunnews.com, Kamis (23/4/2020).

Menurut Yuri, data yang dipaparkan pemerintah adalah data yang didapatkan secara berjenjang mulai dari daerah hingga pusat.

Baca: Data Covid-19 Telah Lewati Verifikasi dan Validasi Ketat, Kemenkes Sebut Tak Ada yang Ditutup-tutupi

Baca: Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Bantah Adanya Wacana Pelonggaran PSBB

Ia mengatakan data tersebut didapatkan dari dinas kesehatan kabupaten atau kota hingga tingkat provinsi.

"Data dibangun berjenjang dan terstruktur sejak tingkat desa, rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan bagian dari gugus tugas. Yang kemudian akumulasi dinas kesehatan provinsi yang bagian gugus tugas, akhirnya ditingkat Kementerian Kesehatan bagian gugus tugas tingkat nasional," jelas Achmad Yurianto.

Baca: Dituduh Sembunyikan Data Corona, Jokowi Buka-bukaan ke Najwa Shihab soal Sumber Data

Meski begitu, Achmad Yurianto mengatakan pihaknya tetap melakukan evaluasi dalam hal pendataan.

Dirinya menyebut sistem pendataan yang dilakukan pemerintab merupakan bantuan dari para pakar dan praktisi.

"Terus lakukan evaluasi dan perbaiki sistem pendataan. Kementerian Kesehatan terima kasih pada berbagai organisasi profesi, pakar, yang terus membantu untuk bangun sistem data yang akan jadi bahan komunikasi efektif detail baik dan transparan ke semua pihak," kata Achmad Yurianto.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Fahdi Fahlevi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved