Jumat, 3 Oktober 2025

Ramadhan 2020

Penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang Salat Tarawih di Masjid Berdasarkan Hadist dan Ayat Al Qur'an

Pada acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (28/4/2020), Ustadz Abdul Somad menjelaskan perihal salat Tarawih di rumah selama wabah Covid-19 ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Youtube channel Ustadz Abdul Somad Official
Bagaimana Jika Imam Tak Banyak Hafal Ayat Quran ? Ini Kata Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNNEWS.COM - Pada acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (28/4/2020), Ustadz Abdul Somad menjelaskan perihal salat Tarawih di rumah selama wabah Covid-19 ini.

Ustadz memulainya dengan membacakan sabda Rasulullah yang menjelaskan kondisi wabah.

Berikut hadistnya dikutip dari Muhammadiyah.or.id

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Menurut ustadz yang biasa dipanggil UAS ini, hadits itu sudah menggambarkan kondisi saat ini yaitu harus melakukan jarak sosial.

Tujuannya tentu untuk mengurangi resiko penularan wabah yang menyerang sistem pernapasan itu.

"Inilah yang sekarang disebut sosial distancing, lockdown atau PSBB," kata UAS.

UAS bercerita bahwa wabah sudah pernah terjadi sejak zaman Nabi, tepatnya terjadi di Madinah, Arab Saudi.

"Jadi bahwa zaman dulu itu Kota Madinah Al Munawaroh zaman dulu itu ada tembok di sekelilingnya, lalu kemudian ada pintu gerbangnya," kisah UAS.

"Jadi kalau terjadi suatu wabah di negeri itu orang yang ada di dalam tembok itu tidak boleh keluar, dan orang yang berada di luar tidak boleh datang ke dalam," lanjutnya.

Sedangkan pandemi corona ini menurutnya sudah dalam skala yang lebih kecil lagi.

"Nah sekarang jangkauannya lebih kecil lagi, karena wabah ini tidak hanya di suatu negeri tapi sudah masuk ke dalam rumah, kita tidak tahu rumah siapa yang sudah didatangi virus Covid-19," jelas UAS.

"Jadi saya tidak tahu bahwa rumah tetangga saya ada, bahwa rumah orang yang kaya pejabat bisa kena, maka tidak ada solusi lain kecuali kita tetap di rumah masing-masing."

"Karena rumah kita saja yang steril," sambungnya.

Baca: Begini Cara Sedekah yang Baik saat Covid-19 Menurut UAS : Mereka Jangan Difoto

Baca: Ramadan di Rumah Aja, Yuk Dengar Tausiyah UAS hingga Aa Gym di TV dan Medsos, Catat Jam Tayangnya

Jadi UAS menjelaskan dulu sebarannya hanya cakupan satu negeri yang terisolasi.

Namun sekarang pembatasan sosial dilakukan dari masing-masing individu yakni dari rumahnya.

Kemudian UAS mengutip hadits lain yang memiliki arti:

"Larilah engkau dari orang yang terkena penyakit menular, seperti engkau lari dari singa."

Berdasarkan beberapa hadits ini, Nabi Muhammad SAW sebenarnya sudah mengajarkan untuk menanggapi wabah dengan sederhana.

"Jadi secara Fikih simpel saja sudah diajarkan Nabi Muhammad SAW sebelas abad lalu itu simpel, sederhana dan itu dilaksanakan."

UAS mengambil contoh pelaksanaan hadits ini di Maroko dan Mesir.

"Di Maroko, saya masih kontak dengan adik kelas saya, di sana sholat jumat berjamaah tidak ada, salat fardhu tidak ada, tutup semua di Mesir juga begitu," ungkap Ustadz Abdul Somad.

UAS juga menerapkan ajaran ini di masjidnya.

Bahkan untuk memudahkan jamaah, ustadz ini membuat berbagai tutorial dalam beribadah selama Ramadan di rumah.

"Oleh karena itu masjid tempat saya, saya ketua masjid saya sampaikan kepada jamaah masjid tutup kita salat di rumah."

"Saya buatkan video tutorial tarawih di rumah, witir di rumah, tadarus di rumah, salat dhuhur pengganti (salat jumat), bahkan video tutorial itu sampai kepada salat idul fitri di rumah lengkap dengan dalil-dalil Fikihnya," jelas UAS.

Namun UAS menyadari bahwa tidak semua ketua masjid yang menganjurkan ibadah di rumah bisa didengar warganya.

"Tapi yang jadi masalah, tidak semua ketua masjid tidak didengar jamaahnya."

"Di beberapa tempat justru ketua masjid itu dikudeta oleh jamaahnya, jadi dia dipecat dari ketua masjid."

Ustadz bercerita bahwa hal ini terjadi karena semua biaya operasional masjid dilakukan warga.

Sehingga ketua masjid hanya bisa melakukan upaya semampunya.

"Jadi sebenarnya masalahnya tidak sesimpel sederhana Fikih, di sana ada masalah sosial, ekonomi," jelas UAS.

Kembali ke salat Tarawih di rumah, Rasulullah di beberapa malam menjalankan salat sunnah itu di rumahnya.

"Tentang masalah salat tarawih, orang bisa salat tarawih di rumah karena Rasulullah salat tarawih malam pertama, malam kedua, malam ketiga, nabi tidak keluar lagi," jelas UAS.

Nabi khawatir bila beliau berjamaah terus akan membuat umatnya menganggap hal itu menjadi suatu kewajiban.

Menurutnya, salat Tarawih berjamaah bisa tetap dilaksanakan di dalam rumah bersama keluarga terdekat.

Begitupun ibadah yang diutamakan saat Ramadan, yakni tadarus dan salat witir.

Sementara itu untuk salat Jumat, dalam sebuah hadits dari Muslim.or.id disebutkan: 

مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ

"Barangsiapa meninggalkan shalat Jum’at sebanyak tiga kali karena lalai terhadap shalat tersebut, Allah akan tutupi hatinya." (HR. Abu Daud no. 1052, An Nasai no. 1369, dan Ahmad 3: 424. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih).

UAS mengatakan, bila takut dengan adanya wabah, dalam Islam diajarkan:

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Baqarah: 195)

"Hanya saja wabah zaman dulu berbeda dengan wabah zaman sekarang," ungkap UAS.

"Zaman dulu hanya terjadi di Mesir saja, pernah ditulis bahwa dulu 20 juta lalu ketika diserang wabah hanya ada 2,5 juta, sisanya habis," sambungnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved