Virus Corona
Kapan Ada Vaksin Covid-19? Lihat Upaya Peneliti Terkemuka Arab Saudi dan Rencana Uji Coba di Rusia
Sebuah tim peneliti terkemuka Arab Saudi mendapatkan dana pemerintah untuk membantu menemukan vaksin penyakit Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah tim peneliti terkemuka Arab Saudi mendapatkan dana pemerintah untuk membantu menemukan vaksin penyakit Covid-19.
Dilansir dari Arab News, kepala kesehatan Saudi pada Selasa (14/4/2020) mengumumkan dana untuk melakukan penelitian ilmiah utama yang bertujuan membantu penemuan vaksin untuk penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.
Tim tersebut terdiri dari 33 ilmuwan dan peneliti terkemuka Saudi. Para pakar medis tersebut akan mempelajari dan menjalan tes pada sifat virus.
Anggota kelompok itu terdiri dari sejumlah ilmuwan terkemuka dari Universitas Sains dan Teknologi (KAUST) King Abdullah.
Beberapa nama seperti Profesor Arnab Pain yang memimpin bagian genomik patogen, Dr Fathia Ben Rached, Dr Amit Subudhi, Sara Mfarrej dan Dr Qingtian Guan.
Mereka juga bergabung dengan dokter Asim Khogeer, Fadwa Alofi, Afrah al-Somali, Khaled al-Quthami dari kementerian kesehatan, dokter Naif al-Montashiri dan Ahmed Bakur dari Universitas Taibah juga para ahli dari Universitas King Abdul Aziz seperti Dr Anwar Hashem dan Dr Turki Abujamel.
“Setiap anggota kelompok kolaboratif ini memiliki sebuah proyek besar yang didasarkan pada penggunaan urutan genom skala besar dari individu-individu yang positif-Covid-19.
(hal itu) untuk menyelidiki genom virus SARS-CoV-2 (jenis virus yang menyebabkan COVID-19) yang beredar di Arab Saudi,” kata Dr Sharif Hala, seorang peneliti biomedis di Pusat Penelitian Medis Internasional Pengawal Nasional Raja Abdullah (KAIMRC).
"Proyek awal untuk membangun perbandingan genom dalam konteks global virus dan inang, adalah apa yang kami sebut studi sistem biologi yang didukung dengan menggunakan analisis bioinformatika dari dataset dan pekerjaan laboratorium basah."
Dia mengatakan kepada Arab News bahwa 600 sampel telah dikumpulkan dari kota-kota Madinah, Jeddah dan Makkah untuk awalnya fokus pada proyek-proyek tertentu.
Ini adalah untuk mengoptimalkan teknologi (bahan genetik) berbasis asam nukleat untuk deteksi dini virus dalam cairan tubuh.
untuk membandingkan teknologi deteksi yang ada dan mengembangkan alat visualisasi untuk memahami pandemi dari perspektif genetika, dan untuk melihat mengidentifikasi mutasi pada inang si virus. Dimana virus corona dapat mengakibatkan respon imun yang diamati dalam berbagai kasus pada penelitian ini.
Ketika menemukan obat untuk Covid-19, Hala mengatakan: “Vaksin tidak sulit untuk dikembangkan karena secara fundamental merupakan bagian dari patogen.
(bagian) yang diperkenalkan ke sistem kekebalan tubuh inang untuk mempromosikan produksi antibodi dan akhirnya mendidik sistem kekebalan untuk melindungi inang terhadap patogen spesifik ini. "
Dia menunjukkan bahwa keterlambatan dalam memproduksi vaksin bisa dipengaruhi karena kurangnya keuangan, skala produksi, keamanan atau masalah lainnya.
Setiap vaksin harus diuji pada sejumlah subyek untuk menentukan tingkat efisiensinya, yang bisa menjadi proses yang panjang.
“Saat ini, kelompok kolaboratif ilmuwan kami telah mengembangkan barcode genetik dari populasi global virus SARS-CoV-2 dengan secara sistematis melacak mutasi dalam materi genetik mereka dari waktu ke waktu sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Kami juga telah mengurutkan lebih dari 60 virus yang akan kami umumkan segera untuk membantu memerangi pandemi Covid-19 ini," kata Hala.
Fatima Al-Hamlan, seorang asisten profesor di Rumah Sakit Spesialis King Faisal dan departemen Pusat Penelitian infeksi dan imunitas, di Riyadh, yang juga berpartisipasi dalam program kementerian kesehatan, mengatakan,
“Ketika kita dihadapkan dengan virus yang sangat menular. Dalam penelitian ini begitu banyak pertanyaan penelitian yang perlu dijawab untuk mengungkap transmisi SARS-CoV-2.
Oleh karenanya, kami bertujuan dalam penelitian kami untuk memahami dinamika dan penularan virus pada pasien bergejala dan tidak bergejala.
Memahami faktor-faktor tersebut akan membantu petugas kesehatan untuk memerangi infeksi dan menyelamatkan nyawa.”
Rusia siapkan uji coba vaksin pada sukarelawan
Sementara itu di Rusia, sekompok relawan telah disiapkan untuk melakukan uji coba vaksin Covid-19 sebagaimana dilaporkan RT pada Sabtu (11/4/2020).
Para sukarelawan adalah orang sehat yang berusia antara 22 sampai 28 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Mereka akan mendapat pengawasan setidaknya selama satu bulan setelah diberikan vaksin. Selama 60 hari ke depan selanjutnya mereka harus tetap berhubungan dengan peneliti dan melaporkan segala komplikasi yang mungkin terjadi.
Uji coba ini akan mulai dicobakan pada manusia pada akhir Juni mendatang. Sebelumnya, pekerjaan ini telah dimulai sejak Februari di Institut Vektor, pusat penelitian bioteknologi terkemuka di Rusia.
Proyek ini berbasis di Novosibirsk, kota terbesar di Siberia. Sebelumnya pada bulan April, para peneliti mengumumkan bahwa vaksin telah berhasil melewati uji coba pada binatang tikus dan musang, dengan persiapan untuk pengujian manusia dalam kekuatan penuh.
Menurut Rinat Maksyutov, direktur umum Institut Vektor mengatakan pada media Rossiya-1, pada tahap pertama sebanyak 60 orang menyatakan siap berpartisipasi.
Sebagian besar orang dari Novosibirsk dan wilayah Rusia lainnya telah menawarkan diri mereka sebagai sukarelawan dalam proyek ini.
Daftar subyek uji telah disatukan, dan beberapa anggota tim sekarang sedang mengerjakan vaksin, termasuk pengembang utama mereka, Ilnaz Imatdinov, yang juga termasuk di antara para sukarelawan tersebut.
Maksyutov mengatakan bahwa para ilmuwan melangkah maju karena "mereka yakin akan efektivitas dan keamanan" agen yang mereka persiapkan.
Ada pun mantan wakil direktur umum Institut Vektor sekaligus kepala laboratorium, Sergey Netesov mengatakan kepada media RT bahwa awal percobaan terhadap manusia tidak berarti bahwa Rusia akan mendapatkan vaksin Covid-19 secara instan.
Hal ini dikarenakan pengujian merupakan "hal yang sangat saksama," terutama ketika menyangkut manusia.
Obat untuk penyakit Covid-19 akibat virus corona pun sangat penting karena sudah ada hampir 13.600 kasus infeksi virus corona dan 106 kematian dalam daftar di Rusia.
Jumlah kematian global adalah 134.603 orang dan lebih dari 2 juta orang telah terinfeksi penyakit yang sangat menular ini. Di lain pihak, vaksin juga sedang dikembangkan oleh China, AS, dan negara-negara lain.
"Pada prinsipnya, vaksin (dari Rusia) sebagai konsumsi massal tidak diharapkan hadir lebih awal dari September," ujar Netesov, yang sekarang mengepalai laboratorium mikrobiologi dan virologi di Novosibirsk State University.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Penemuan Vaksin, dari Peneliti Terkemuka Arab Saudi Sampai Persiapan Uji Vaksin di Rusia",
Penulis : Miranti Kencana Wirawan