Virus Corona
9 Negara dengan Kasus Covid-19 di Atas 50 Ribu, Turki dengan 61 Ribu Pasien
Hingga Selasa sore, terdapat 9 negara yang mencapai jumlah kasus Covid-19 di atas 50 ribu kasus.
TRIBUNNEWS.COM – Per Selasa (14/4/2020) sore ini, terdapat total 1.929.518 kasud Covid-19 di seluruh dunia.
Sebanyak lima ribu kasus bertambah dalam kurun waktu sehari terakhir.
Lalu total kematian mencapai 119.779 orang.
Baca: Viral Video Pria Pengantar Makanan Main Piano saat Malaysia Lockdown
Baca: Update Corona Dunia 14 April 2020 Siang: selama 9 Jam Tambah 3.000 Kasus di AS
Kabar baiknya, sebanyak 453.015 pasien sembuh, seperti data update dari Worldometers.info.
Angka-angka tersebut masih akan terus berubah mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona sebagai pandemi global.
Lalu bagaimana kondisi di berbagai negara di dunia terhadap Covid-19.
Hingga Selasa sore, terdapat 9 negara yang mencapai jumlah kasus Covid-19 di atas 50 ribu kasus.
Sementara di urutan ke-10 ada Belgia yang memiliki kasus total terkonfirmasi sebanyak 30.589 kasus.
Selisih dua kali lipat kasus dengan Turki di urutan ke-9 sebanyak 61 ribu.
Baca: Pramugari Ungkap Alasan Jangan Gunakan Tisu Antibakteri untuk Bersihkan Meja Lipat Pesawat
Berikut ini Tribunnews.com rangkum negara-negara yang memiliki kasus Covid-19 di atas 50.000 kasus.
1. Amerika Serikat
Kasus : 587.173
Kematian : 23.644
Sembuh : 36.948
2. Spanyol
Kasus : 170.099
Kematian : 17.756
Sembuh : 64.727
3. Italia
Kasus : 159.516
Kematian : 20.465
Sembuh : 35.435
4. Perancis
Kasus : 136.779
Kematian : 14.967
Sembuh : 27.718
5. Jerman
Kasus : 130.072
Kematian : 3.194
Sembuh : 68.200
6. Inggris
Kasus : 88.621
Kematian : 11.329
Sembuh : N/A
7. China
Kasus : 82.249
Kematian : 3.341
Sembuh : 77.738
8. Iran
Kasus : 73.305
Kematian : 4.585
Sembuh : 45.983
9. Turki
Kasus : 61.049
Kematian : 1.296
Sembuh : 3.957
Sementara masih dari Worldometers.info, lonjakan penambahan kasus terjadi di Rusia hari ini.
Total terdapat 2.774 tambahan kasus per Selasa ini.
Menjadikan kasus total di Rusia sebanyak 21.102 pasien.
Kendati mengalami lonjakan kasus, Rusia masih bertengger di urutan 15 negara jumlah kasus terbanyak di bawah Brasil.
Brasil mencatat 23.723 kasus dari 293 penambahan kasus hari ini.
Jumlah orang meninggal juga bertambah di Rusia maupun Brasil.
Di Rusia bertambah 22 orang meninggal sementara Brasil 27 orang meninggal.
Covid-19 Lebih Mematikan dari Flu Babi
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan Virus Corona (Covid-19) 10 kali lebih mematikan daripada pandemi flu babi, yang melanda dunia pada 2009 lalu.
Karena itu menurut WHO, vaksin akan diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus ini.
Baca: Polisi Benarkan Tangkap Sejumlah Ojol yang Video Bernada Ancamannya Viral, Tapi Tidak Ditahan
Tedros mengatakan, WHO masih terus mencari vaksin untuk virus mematikan yang menyebar di belahan dunia, yang kini telah menewaskan hampir 115 ribu orang dan menjangkiti lebih dari 1,8 juta orang.
"Kita tahu Covid-19 menyebar cepat, dan kita tahu itu adalah mematikan, 10 kali mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya dalam rilis yang dilakukan secara virtual, Senin (13/4/2020) waktu setempat.
Berdasarkan data WHO, 18.500 orang tewas akibat flu babi, atau H1N1, yang pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009 lalu.
Tetapi tenaga medis Lancet memperkirakan lebih dari itu, yakni antara 151.700 dan 575.400 orang.
Perhitungan Lancet termasuk perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.
Wabah tersebut, yang dinyatakan sebagai pandemi pada Juni 2009.
Tedros juga mengingatkan sejumlah negara karena beranggapan penyebaran kasus bisa ditekan jiika mereka berhasil melokalisir pasien positif, melakukan pemeriksaan, mengisolasi dan merawat setiap pasien yang terinfeksi.
Pun melacak dan memeriksa setiap individu yang melakukan kontak dekat dengan pasien positif.
"Dengan kata lain, jumlah kasus turun jauh lebih lambat daripada kenaikkan jumlah kasus, " katanya.
"Tindakan pengendalian harus dilakukan perlahan-lahan, dan dengan kontrol. Tidak dapat terjadi sekaligus. "
"Langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tepat, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak," katanya.
Terlepas dari upaya itu semua, WHO mengakui, "pada akhirnya, pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan laju penyebarannya."
Menurut WHO, sebuah vaksin akan ditemukan setidaknya 12 sampai 18 bulan lagi. (AFP/The Star)
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Srihandriatmo Malau)