Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

MUI Imbau Masyarakat Tidak Mudik di Tengah Wabah Corona: Jangan Sampai Niat Baik Sebabkan Malapetaka

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh meminta umat Islam untuk tidak pulang kampung atau mudik selama pandemi corona masih melanda tanah air

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Tangkap layar channel YouTube BNPB
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh meminta umat Islam untuk tidak pulang kampung atau mudik selama pandemi corona masih melanda tanah air.

Menurut Asrorun Niam Sholeh, sebetulnya silaturahmi sangat dianjurkan.

Namun, dalam kondisi pandemi corona saat ini, justru dikhawatirkan mudiknya seseorang dapat mendatangkan masalah.

"Mudik untuk bersilaturahim sangat dianjurkan. Namun, kalau dipaksakan alih-alih membawa manfaat malah bisa membawa masalah," ucap Asrorun Niam Sholeh di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (13/4/2020).

Baca: Belum Dinyatakan Negatif Virus Corona, Wali Kota Bogor Tunggu Hasil Tes Swab Ketiga

Ia menegaskan meski bertujuan baik, jika berakibat buruk akan mendatangkan dosa.

Asrorun Niam Sholeh meminta umat Islam untuk tidak mudik agar tidak mendatangkan malapetaka bagi keluarga di kampung halaman.

"Jangan sampai niat baik dilakukan dengan cara yang salah berdampak buruk bagi silaturahim. Tujuannya adalah silaturahim, tetapi justru menyebabkan malapetaka, tentu ini akan melahirkan dosa," ujar Asrorun.

Baca: DATA TERKINI Jumlah Pasien Positif Corona 4.557 Orang Per 13 April 2020, 399 Meninggal, 380 Sembuh

Asrorun mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang berisi larangan umatnya yang berada di daerah terkena wabah untuk keluar.

Umat yang berada di luar daerah wabah juga diimbau untuk tidak memasuki daerah wabah.

Kondisi ini menurutnya, sama dengan yang saat ini terjadi. Sehingga masyarakat yang ada di zona merah penyebaran corona tidak mudik.

"Kalau anda berada di kawasan Jabodetabek, berada di kawasan merah penyebaran, makan jangan keluar dari kawasan merah itu, yang jika anda keluar akan potensial menularkan kepada saudara-saudara kita," kata Asrorun.

Sehingga sebaiknya, umat Islam tidak mudik agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona.

4.557 Kasus Positif Corona di Indonesia

Pemerintah melaporkan perkembangan terkini kasus virus corona atau Covid-19, Senin (!3/4/2020).

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkap adanya penambahan kasus baru positif virus corona sebanyak 316 pasien.

Sehingga total saat ini ada 4.557 pasien positif corona di Indonesia.

"Kasus konfirmasi 316 orang, sehingga total menjadi 4.557," ujar Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin (13/4/2020).

Baca: Satpam yang Tampar Perawat Akui Khilaf, Tersinggung saat Diingatkan Pakai Masker, Ini Pengakuannya

Selain penambahan kasus baru, Achmmad Yurianto pun mengungkap penambahan pasien sembuh sebanyak 21 orang.

Total hingga saat ini ada 380 orang sembuh dari virus corona di Indonesia.

Baca: AS Pindahkan Sistem Pertahanan Rudal ke Irak setelah Muncul Serangan Milisi yang Didukung Iran

"Sudah ada 380 orang sembuh dari penyakit ini," katanya

Kemudian, ada tambahan kasus kematian akibat virus corona sebnyak 26 orang.

"Yang terpaksa harus meninggal 26, sehingga total menjadi 399," katanya.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Menurut Yurianto, adanya kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.

Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.

Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved