Virus Corona
Cegah Corona, BNPB Ajak Publik dalam Penilaian Mandiri Risiko Covid-19 Lewat InaRISK
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta partisipasi masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta partisipasi masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19) yang saat ini tengah mewabah di Indonesia.
Adapun yang dapat dilakukan yakni dengan mengisi penilaian mandiri di InaRISK
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan pada Minggu (12/4/2020).
"Pencegahan menjadi kunci kita bersama dalam memutus rantai persebaran Covid-19 ini," ujar Lilik yang dikutip dari siaran langsung YouTube BNPB Indonesia.
Untuk memperkuat strategi pencegahan yang dibutuhkan oleh gugus tugas, Lilik menyebut diperlukannya data-data yang akurat dan jujur.
Sehingga BNPB akan meminta masyarakat untuk melakukan penilaian mandiri terkait corona melalui aplikasi InaRISK.

"Oleh karena itu, kami membutuhkan dukungan dari semua masyarakat yang hari ini ada dirumah," ucapnya.
"Kita secara bersama-sama akan melakukan penilaian mandiri baik pribadi, keluarga ataupun desa," imbuhnya.
"Kita menggunakan aplikasi InaRISK yang telah dikembangkan oleh BNPB bersama dengan kementerian lembaga lain dalam mendukung informasi-informasi lawan bencana.
"Untuk memulai penilaian mandiri ini kita bisa men-download aplikasi InaRISK melalui Playstore android maupun App store di iOS," jelas Lilik.
Lilik menuturkan kontribusi masyarakat mengisi penilaian mandiri ini akan membantu pemerintah dalam upaya pencegehan untuk percepatan penanganan Covid-19.
Ia juga menyebut data pribadi yang telah dimasukan dalam penilaian pribadi tidak akan bisa dilihat oleh publik, karena masuk faktor kerahasiaan.
Baca: 5 Upaya Presiden Jokowi Selamatkan Nasib Karyawan Selama Wabah Covid-19, Kartu Pekerja hingga THR
Baca: Selain Virus Corona, Ternyata Laboraturium di Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan Lain
"Lakukan penilaian mandiri dengan jujur untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat," tegas Lilik.
Lebih lanjut Lilik mengungkapkan terdapat tiga penilaian mandiri yang dapat didukung oleh partisipasi publik.
"Pertama adalah penilaian mandiri untuk pribadi tau personal," ucapnya.
"Ada 21 pertanyaan yang mendasarkan pada perilaku atau kebiasaan pribadi," imbuhnya.
Di antaranya yakni pertanyaan tentang potensi tertular di luar rumah, pertanyaan terkait penggunaan transportasi umum, masker.
Kemudian juga pertanyaan soal potensi tertular di dalam rumah, serta terkait dengan daya tahan tubuh atau imunitas.
Baca: Satgas NU Peduli Covid-19 Siapkan 25 Rumah Sakit untuk Tangani Pasien Corona
Sementara penilaian kedua adalah penilaian mandiri untuk keluarga yang juga mengandung 21 pertanyaan di dalamnya.
Adapun pertanyaannya terkait dengan pengetahuan Covid-19, lingkungan rumah, kondisi tempat tinggal, perilaku atau kebiasaan keluarga, rencana keluarga, dan kapasitas keluarga.
"Yang ketiga yakni penilaian mandiri untuk desa," jelas Lilik.
"21 pertanyaan terkait dengan kesiap siagaan desa terhadap Covid-19, relawan Covid-19, sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh relawan, pencegahan dan penyebaran virus tersebut, serta penanganan Covid-19.
Lebih lanjut Lilik menyerukan, setelah melakukan penilaian mandiri, masyarakat atau pihak desa akan mendapatkan informasi mengenai tingkat resiko baik pribadi, keluarga serta desa.
Serta rekomendasi apa yang harus dilakukan setelah mengisi penilaian mandiri, termasuk mendapatkan rumah sakit rujukan terdekat. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)