Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pemerintah Apresiasi Umat Nasrani Dukung Penanganan Corona Dengan Jalani Ibadah Jumat Agung di Rumah

Achmad Yurianto mengapresiasi umat Nasrani di Indonesia melaksanakan ibadah Jumat Agung di rumah masing-masing.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Dok BNPB
Juru Bicara Presiden untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengapresiasi umat Nasrani di Indonesia melaksanakan ibadah Jumat Agung di rumah masing-masing.

Menurut Achmad Yurianto, langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap penanganan penyebaran virus corona di tanah air.

"Terima kasih kepada umat Nasrani bahwa pada hari ini diawali dengan perayaan Jumat Agung yang dilaksanakan di kediaman masing-masing, yang dilaksanakan kegiatan ibadahnya dengan keluarganya di rumah masing-masing," ujar Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (10/4/2020).

Baca: WHO Khawatir Indonesia dan India Jadi Pusat Episenter Virus Corona di Dunia

Baca: 20 Ucapan Paskah 2020, Cocok untuk Update di WhatsApp, Facebook, hingga Instagram

Baca: UPDATE Corona Global 10 April 2020 Pukul 18.30 WIB: Tembus 1,6 Juta, 329 Kasus Baru di Amerika

Achmad Yurianto menilai kesediaan umat Nasrani beribadah di rumah adalah upaya nyata Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terutama untuk warga Jakarta.

"Kami mengapresiasi, menghargai. Ini adalah bentuk nyata kita bersama untuk melaksanakan physical distancing. Dan untuk warga DKI Jakarta, ini adalah upaya nyata PSBB," ucap Yurianto.

"Karena itu kita bangga, bahwa kita sudah melihat kesungguhan siapapun untuk mematuhi ini. Karena ini saja kunci kita untuk memutus mata rantai penularan ini," tambah Achmad Yurianto.

3.512 Pasien Positif Corona di Indonesia

Peningkatan jumlah kasus positif corona (Covid-19) di Indonesia masih terjadi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan pasien positif corona di Indonesia naik menjadi 3.512 pasien, Jumat (10/4/2020).

Jumlah tersebut meningkat sebanyak 219 orang dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya, Kamis (9/4/2020). 

Sementara itu, terdapat 26 pasien postif corona yang meninggal dunia.

Kini total kasus kematian akibat Covid-19 berjumlah 306 pasien.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona hingga Gejala Ringan yang Tak Boleh Disepelekan

Baca: Anies Baswedan Bicara soal Sanksi Langgar PSBB Wabah Corona di Jakarta: Patroli akan Ditingkatkan

Kabar baiknya, terdapat 30 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh bertambah menjadi 282 orang.

Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Jumat sore.

Dalam kesempatan tersebut, Yuri pun mengajak masyarakat untuk memutus rantai penularan virus corona.

Ia mengimbau masyarakat untuk patuh dan disiplin dalam menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menggunakan masker, tidak keluar rumah bila tidak mendesak, dan tidak melakukan perjalanan kemana pun.

Yuri juga kembali menekankan masyarakat untuk tidak mudik karena hal ini memiliki risiko penularan yang besar.

Baik penularan yang terjadi saat perjalanan maupun penularan di kampung halaman.

"Insyaallah dengan upaya ini maka kita bisa mempercepat pandemi di tanah air kita, supaya kita bisa pulih seperti sediakala," kata Yuri.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Menurut Yurianto, adanya kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.

Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.

Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved