Virus Corona
KSP Imbau Warga Tidak Bepergian Kecuali Indonesia Sudah Aman dan Bersih dari Corona
Moeldoko mengatakan kunci memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah kerja sama dari semua pihak termasuk masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Alarm waspada penyebaran virus corona atau Covid-19 terus dibunyikan daerah.
Regulasi lebih ketat digulirkan guna merespon masih besarnya gelombang perpindahan manusia antar wilayah.
Pemerintah pusat pun terus berupaya mencegah pergerakan manusia dari Jakarta menuju ke daerah.
“Kesadaran memang harus dimiliki seluruh masyarakat di perantauan. Mereka tidak melakukan perjalanan, kecuali Covid-19 sepenuhnya aman dan bersih dari Indonesia," kata Kepala Staf Presiden Moeldoko dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Jumat (10/4/2020).
Baca: Polri Siap Kawal Penerapan PSBB Dalam Rangka Memutus Rantai Penyebaran Corona
Moeldoko mengatakan kunci memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah kerja sama dari semua pihak termasuk masyarakat.
"Upaya ke arah sana sekarang ini terus dilakukan pemerintah pusat. Sebaran Covid-19 akan terputus apabila gotong royong seluruh elemen masyarakat berjalan,” katanya.
Pernyataan dari Moeldoko tersebut merespon beberapa suara dari daerah terkait banyaknya warga Jakarta ke daerah.
Baca: Ini Fakta Lagu Virus Corona Bimbo yang Disebut Sudah Dinyayikan 30 Tahun Lalu, Sudah Terlanjur Viral
Diketahui, Jakarta saat ini menjadi episentrum covid-19 .
“Pemerintah pusat harus lebih ketat mencegah pergerakan orang-orang tersebut. Bagaimana mereka ini tidak keluar dari kota atau daerah tersebut harus diupayakan maksimal,” ujar Bupati Madiun, Ahmad Dawami.
Hingga Selasa (7/4/2020), gelombang pergerakan manusia yang masuk ke Madiun mencapai 10 ribu orang.
Mereka rata-rata para perantau yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya.
Mengacu informasi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, Rabu (8/4/2020) pukul 23.30 WIB, Madiun memiliki 1 pasien positif covid-19. Sekitar 8 orang yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), lalu 172 nama Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Baca: UPDATE Corona di Indonesia, 10 April 2020: Tambahan Kasus Baru di Gorontalo, Jakarta Tertinggi
Untuk wilayah Jawa Timur jumlah total infeksi covid-19 mencapai 196 pasien. Rinciannya pasien sembuh 23,47% dan sedang dirawat 67,86%, lalu meninggal 8,67%.
Adapun jumlah PDP sekitar 1.185 orang. Komposisinya terdapat 67,93% nama dalam pengawasan, lalu 26,92% sudah selesai menjalani pengawasan.
Adapun mereka yang meninggal dunia mencapai 5,15%. Untuk status ODP jumlahnya sekitar 12.314 orang. Dari angka itu, sebanyak 67% sedang dipantau, lalu 32,9% dinyakan selesai.
Jumlah ODP yang meninggal mencapai 0,11%.
“Kami sedikit beruntung karena seluruh aparat sangat responsif. Mereka mencatat dan melaporkan tiap nama yang masuk ke wilayahnya masing-masing. Mengacu besarnya pergerakan manusia, khususnya yang masuk di Madiun ini, koordinasi lintas institusi semakin intensif dilakukan,” kata Ahmad.
Selain Bupati Madiun, sikap siaga juga ditunjukan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Mereka bahkan menjaga 7 pintu masuk selama 24 jam non stop.
Pos pantau pergerakan orang ini berada di Babadan, Sawoo, Sukorejo, Mlilir, Slahung, Sampang, dan Badegan.
Hanya saja, Ponorogo dihadapkan kepada masalah pelik. Para pendatang memiliki treatment khusus untuk mengelabui pemeriksaan petugas.
“Ponorogo terus membatasi sebaran covid-19. Tapi, pergerakan arus masuk orang-orang masih terjadi. Kami sudah siapkan 7 pos untuk mengawasi mereka. Tapi, ada beberapa orang yang berbohong. Dia datang dari Jakarta dengan bus dan turun di Wonogiri, lalu masuk ke sini dengan motor. Mereka tidak bawa barang dan mengaku dari wilayah lain di sekitar sini,” kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.
Selain Jawa Timur, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sementara waktu melarang warganya kembali dari perantauan. Sebab, banyak warga Tapanuli Tengah merantau di Jakarta, Medan, dan kota besar lain.
Apalagi, gejala Covid-19 sudah muncul di Tapanuli Tengah. Perantaranya salah seorang warganya yang baru kembali dari Malaysia dan menjalani sepekan karantina mandiri.
“Warga Tapanuli Tengah di perantauan jangan pulang. Bertahan di sana saja. Kami sedang fokus untuk memutus sebaran Covid-19. Selain pemantauan orang dari luar daerah, kami juga menyemprot cairan disinfektan, penyampaian imbauan, dan mendirikan banyak posko kesehatan,” kata Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani. (Willy Widianto)