Virus Corona
Gubernur Jabar Ridwan Kamil Segera Berlakukan Jam Malam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil segera memberlakukan jam malam atau pelarangan warga ke luar rumah di malam hari.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil segera memberlakukan jam malam atau pelarangan warga ke luar rumah di malam hari sebagai upaya pendisiplinan physical dan social distancing dalam rangka menanggulangi penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.
Social dan physical distancing di Jabar, menurut Emil--sapaan akrabnya--masih belum maksimal dilakukan.
Pihaknya telah melakukan inspeksi ke sebagian kabupaten dan kota, dan terlihat masih tidak ada upaya serius warga untuk melakukan pembatasan fisik dan sosial tersebut.
Emil mengatakan pihaknya pun menyepakati agar merencanakan salah satu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan di Jabar, di antaranya pemberlakuan jam malam.
Yakni warga dilarang ke luar rumah, diawasi secara ketat pada malam hari.
"Kami mengarahkan kepada kota kabupaten segera melakukan upaya pemberlakuan jam malam. Ini bagian dari proses mendisiplinkan dan pembatasan sosial berskala besar di wilayah Jabar," katanya di Gedung Pakuan Bandung, Senin (6/4/2020).
Kapolda Jabar menurut Emil sudah menyetujui hal tersebut asal dikoordinasikan dengan kepolisian di tingkat bawah.
Baca: Cegah Penularan Covid-19, Ini Penampakan Masker Kain 3 Lapis yang Kini Wajib Dipakai
Hal ini seirama dengan pemberlakuan status orang dalam pemantauan kepada siapapun yang mudik ke kampung halamannya di Jabar dan diawasi perangkat pemerintah setempat.
"Yang harus dilacak adalah apakah ada mereka yang mudik tapi tidak karantina diri. Kalau ada harus ada tindakan. Saya belum ada laporan secara nyata ODP pemudik yang kabur-kabur itu, belum ada laporan," katanya.
Emil pun menagih gerak cepat pemerintah kota dan kabupaten yang sudah mendapatkan alat rapid test Covid-19 untuk secepat mungkin dapat memetakan persebaran Covid-19 di Jawa Barat.
Emil meminta semua bupati dan wali kota di Jabar untuk segera menyerahkan data hasil rapid test tersebut melalui dinas kesehatan masing-masing.
Semakin cepat data masuk, semakin mudah Jawa Barat memetakan persebarannya.
"Kan, dengan keberhasilan kita melakukan rapid tes masif, kita menemukan pola baru. Di antaranya virus ini beredar di sekolah berasrama yang dikelola oleh lembaga kenegaraan," katanya.
Pemprov Jabar akan selalu mengambil keputusan berdasarkan data, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Baca: Soraya Larasati Ceritakan Kronologi Pelecehan Seksual yang Dialaminya Saat Berolahraga