Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Anak Belajar dari Rumah Selama Wabah Covid-19, Arist Merdeka: Kesempatan Ubah Pola Asuh Otoriter

Arist Merdeka Sirait mengimbau para orang tua menjadikan masa belajar di rumah sebagai kesempatan mengubah pola asuh otoriter.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Wulan Kurnia Putri
Instagram.com/lpakotabekasi/
Ketua LSM Lembaga Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait 

TRIBUNNEWS.COM - Untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19), pemerintah menganjurkan masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.

Sejak kebijakan tersebut diterapkan, pembelajaran anak-anak usia sekolah pun dijalankan dari rumah masing-masing.

Ketua Umum Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyampaikan masa-masa sekolah berbasis rumah ini harus dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk meningkatkan kedekatan pada anak.

Selain itu, sebagai bagian dari komisi yang bertugas memberikan pembelaan dan perlindungan bagi anak Indonesia, Arist pun meminta secara tegas agar para orang tua di Indonesia dapat menciptakan rumah yang ramah dan bersahabat dengan anak.

Baca: Tips untuk Orang Tua Agar Anak Betah di Rumah Saat Pandemi Covid-19

Arist pun mendorong para orang tua untuk menjadikan momen ini sebagai kesempatan mengubah pola asuh otoriter menjadi pola asuh yang mengedepankan proses dialogis serta partisipatif.

"Inilah kesempatan bagi orang tua untuk semakin dekat dengan anak dan mengubah paradigma pola pengasuhan yang otoriter menjadi pola pengasuhan yang mengedepankan dialogis dan partisipatif," kata Arist dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (4/4/2020) pagi.

Arist menambahkan, anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah juga sebaiknya dimanfaatkan orang tua untuk merajut komunikasi yang lebih baik dengan anak.

Dengan demikian, diharapkan kebijakan sekolah berbasis rumah dapat berjalan efektif dan menguatkan ketahanan keluarga.

Ketua LSM Lembaga Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait
Ketua LSM Lembaga Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait (Instagram.com/lpakotabekasi/)

"Kesempatan bagi orang tua untuk membangun kedekatan antara anak dan orangtua, saling membagi, saling membantu bercengkrama, bermain dan menjadikan anak sebagai sahabat orang tua," tutur Arist.

"Sehingga kebijakan sekolah berbasis rumah dapat berjalan efektif dan dengan sendirinya terjadi penguatan atas ketahanan keluarga," sambungnya.

Arist menambahkan, membangun rumah ramah anak dan mengedepankan pola asuh yang dialogis dan partisipatif akan membuat anah lebih betah tinggal di rumah.

Anak pun akan memperoleh haknya atas pendidikan dan pengasuhan yang menyenangkan saat berada di rumah.

"Apabila rumah kita sudah menjadi rumah yang ramah dan kondusif serta kehadiran orang tua dan seisi rumah sudah bersahabat dengan anak, dengan sendirinya hak anak atas bemain dan hak anak atas pendidikan dan pengasuhan yang menyenangkan bisa terjadi," kata Arist.

"Ciptakan dan sepakatilah bentuk-bentuk bermain bersama dirumah yang melibatkan anak, orangtua dan seisi rumah menyenangkan", tambahnya.

Tingkatkan Kekebalan Tubuh Anak

Selain itu, Arist juga meminta para orang tua untuk membekali imunitas anak sebagai upaya mencegah penularan virus corona.

"Segera membangun rumah yang senantiasa terus beribadah (kecerdasan spiritualitas) dan selalu mengucap syukur dalam situasi apapun termasuk dalam menghadapi pandemi virus corona," lanjutnya.

Arist juga mengimbau orang tua untuk mengajarkan anak disiplin dalam menjalanan protokol kesehatan untuk melawan pandemi Covid-19.

"Senantiasalah hidup bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak keluar rumah, dan tidak berjabat tangan sesama teman di luar rumah," tambah Arist.

"Hindarkan anak dari kerumunan dan teruslah beribadah," sambungnya.

Menurut Arist, sebelum Indonesia diserang wabah virus corona, ditemukan fakta bahwa lingkungan terdekat anak lah yang umumnya menjadi pelaku pelanggaran hak anak termasuk kekerasan dan pelanggaran hak anak.

Lingkungan rumah, bahkan lingkungan sekolah, bisa menjadi sumber malapetaka bagi anak.

"Dengan demikian, kebijakan sekolah berbasis rumah ini adalah kesempatan bagi orangtua dan masyarakat untuk membangun rumah yang ramah dan bersahabat bagi anak," tekan Arist.

Perkembangan Virus Corona di Indonesia

Jumlah pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia naik menjadi 2.092 pasien, Sabtu (4/4/2020).

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengungkapkan jumlah itu meningkat sebanyak 106 orang, dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya, Jumat (3/4/2020). 

"Hari ini kami melakukan pendataan, Kita masih cukup berprihatin, pada hari ini masih terjadi penambahan kasus untuk konfirmasi positif sebanyak 106 kasus sehingga total menjadi 2.092 kasus konfirmasi positif dengan menggunakan pemeriksaan molekuler," tutur Yuri, dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube BNPB, Sabtu sore.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto. (BNPB)

Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 pun bertambah 10 orang, sehingga kini jumlah kasus kematian terhitung sebanyak 191 kasus.

Kabar baiknya, Yurianto menyampaikan, terdapat 16 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh bertambah menjadi 150 orang.

Menurut data sebelumnya, jumlah pasien positif corona terhitung 1.986 pasien per 3 April 2020.

Sedangkan total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 134 orang dan pasien yang meninggal dunia berjumlah 181 orang.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri menyampaikan, pemerintah telah melakukan pendorongan logistik berupa alat pelindung diri (APD) dan masker ke sejumlah daerah di Indonesia.

Ia menyebutkan, terdapat 5.000 hingga 7.000 APD yang disalurkan.

Sementara itu, jumlah masker yang disalurkan yaitu sekitar 20.000 hingga 150.000 masker.

"Kegiatan-kegiatan ini adalah bukti bahwa pemerintah berkepentingan dan sangat memperhatikan kebutuhan layanan di daerah, di semua lini pelayanan kesehatan," tegasnya.

Menurut Yuri, bantuan logistik tersebut tidak hanya disalurkan ke rumah sakit milik pemerintah saja namun juga ke berbagai rumah sakit swasta, klinik, hingga puskesmas.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved