Virus Corona
Update Covid-19 di Berbagai Negara: Masa Berkabung di Spanyol & Lockdown di India
Pandemi corona atau Covid-19 sudah menjangkiti setidaknya 202 negara di dunia.
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona atau Covid-19 sudah menjangkiti setidaknya 202 negara di dunia.
Menurut catatan Worldometers pada Senin (30/3/2020) pukul 15.23 WIB total kasus corona secara global mencapai 724.118 orang.
Sementara itu angka kematiannya sebanyak 34.007 jiwa.
Kabar baiknya, jumlah pasien sembuh jauh lebih banyak yakni 152.061kasus.
Amerika Serikat sudah beberapa hari ini bertengger di posisi pertama pasien infeksi corona terbanyak.
Bahkan kini jumlahnya sudah melampaui China dan Italia, yaitu 142.735 kasus.
Dari kasus keseluruhan, angka kematian tertinggi masih berada di Italia, dengan 10.779 jiwa.
Selain perkembangan kasus, pada Senin (30/3/2020) banyak hal terjadi di sejumlah negara terdampak corona.
Berikut perkembangan terkini viruc corona secara global dilansir Tribunnews dari Al Jazeera:
1. Lockdown India Membuat Pasien HIV Kesulitan
Lockdown karena Covid-19 yang ketat di India mempengaruhi para penderita HIV di India.
Mereka yang menderita sakit ini dan dalam keadaan kritis kesulitan mendapat obat-obatan.
Bagaimana tidak, lockdown membuat semua transportasi umum ditangguhkan.
Setidaknya National Aids Control Organization merangkum bahwa pada 2017 lalu di India memiliki 21,4 juta penyintas HIV.
India diyakini sebagai rumah bagi populasi orang HIV-positif terbesar ketiga di dunia.
2. Pemerintah Khawatir Ada Gelombang ke 2 Pandemi di Tiongkok
Al Jazeera melaporkan, kini warga Tiongkok khawatir dengan gelombang kedua pandemi corona.
"Di Wuhan, pusat penyebaran virus korona China, beberapa toko buka, dan mal mulai membuka pintunya setelah dua bulan."
"Orang-orang yang bekerja di industri-industri penting, seperti industri semen, baja dan mobil, juga mulai pergi kembali bekerja," kata Yu, koresponden dari Beijing.
Menurut Yu, otoritas Tiongkok merasa tertekan untuk melanjutkan kehidupan normal kembali.
"Dia (Xi Jinping) ingin mengembalikan perekonomian setelah dua bulan mangkrak."
"Ada kekhawatiran ini terlalu awal dilakukan dan bisa jadi ada gelombang kedua infeksi."
"Para pejabat juga di bawah tekanan untuk menekan angka (kasus corona), dan itu menyebabkan kekhawatiran pejabat mungkin tidak transparan saat melaporkan kasus-kasus baru."
3. Pekerja Migran Thailand Terlantar
Puluhan ribu buruh migran di Bangkok tiba-tiba kehilangan pekerjaannya.
Ini terjadi setelah Pemerintah Thailand melakukan lockdown lokal di Bangkok.
Beberapa migran itu bersikeras pulang ke Myanmar.
Tetapi bagi Ma Moe Moe kembali ke rumah bukanlah suatu pilihan.
Buruh 44 tahun itu dipecat dari pekerjaannya di sebuah pabrik garmen sutra baru-baru ini, tetapi dia bertahan bersama suaminya di Bangkok.
Dia khawatir tidak bisa kembali ke Thailand jika pergi.
"Karena dipecat dari pabrik, saya khawatir tentang tagihan karena hanya ada satu sumber pendapatan dari suami saya," katanya kepada Al Jazeera.
"Sekarang aku tidak punya pekerjaan, aku merasa tertekan."
4. Komedian Jepang Meninggal
Ken Shimura, salah satu komedian paling terkenal di Jepang, meninggal karena COVID-19 di sebuah rumah sakit di Tokyo.
Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 70 tahun.
Banyak penggemarnya menyampaikan bela sungkawa lewat media sosialnya.
5. Pemerintah Madrid Hormati Pasien Meninggal
Spanyol memiliki angka mortalitas yang tinggi yakni 6.803.
Melansir Guardian, banyaknya korban meninggal membuat pemerintah Madrid menyatakan masa berkabung.
Otoritas menyuruh gedung-gedung pemerintahan mengibarkan bendera setengah tiang.
Setelah itu orang-orang harus berdiam selama satu menit.
Rutinitas ini wajib dilakukan setiap hari.
Sementara itu, hari ini adalah hari pertama Spanyol memberlakukan lockdown lebih ketat lagi.
6. Taliban Mulai Waspada Corona
Sejumlah foto yang diunggah juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid menunjukkan kewaspadaan masyarakat pada Covid-19.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Afghanistan telah melaporkan 27 kasus baru corona dalam 24 jam terakhir.
Jadi kini total keseluruhan ada 145 kasus di sana.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)