Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Indonesia Bisa Adopsi Cara Hadapi Corona dari Editorial Ini: Jangan Sampai Orang Miskin jadi Korban

Editorial ini mengungkap langkah-langkah yang bisa diupayakan untuk menanggulangi sebaran Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/PAOLO MIRANDA
Seorang tenaga medis menghibur rekannya saat pergantian jam kerja di RS Cremona, Lombardy, tenggara Milan, Jumat (13/3/2020). Italia adalah negara dengan tingkat pandemi virus corona tertinggi di dunia mengalahkan Cina, dengan jumlah kasus positif di atas 85 ribu jiwa dan lebih dari 9 ribu orang meninggal dunia hingga 29 Maret 2020. Ganasnya penyebaran Covid-19 di Italia membuat tenaga medis yang terbatas mulai kewalahan. AFP/PAOLO MIRANDA 

TRIBUNNEWS.COM - Editorial ini mengungkap langkah-langkah yang bisa diupayakan untuk menanggulangi sebaran Covid-19.

Pada tulisannya, Hemant Barkshi memaparkan hasil hipotesisnya terkait pertumbuhan kematian corona antara negara bersuhu rendah dan tinggi.

Hipotesisnya adalah suhu tinggi membatasi penyebaran Covid-19.

Dilansir Medium, suhu ini tidak menghilangkannya, tetapi penyebarannya lebih lambat.

Kemudian Barkshi juga melakukan pengujian lebih lanjut, dan hasilnya sama yakni pada suhu di bawah 10 derajat celcius (rata-rata) perkembangan penyakit adalah geometris dan di atas 20 derajat celcius (rata-rata) adalah linear.

Baca: Keputusan Jabodetabek Lockdown Dibahas Hari Ini, Anies Baswedan Sebelumnya Kirim Surat ke Presiden

Baca: Satu dari 6 Pasien Positif Corona di Balikpapan Meninggal Dunia

Sang penulis, Hemant Bakshi memulai analisisnya pada peringatan tahunan warga Tiongkok, Tahun Baru China 2020 yang jatuh pada 25 Januari lalu.
Sang penulis, Hemant Bakshi memulai analisisnya pada peringatan tahunan warga Tiongkok, Tahun Baru China 2020 yang jatuh pada 25 Januari lalu. (https://medium.com/)

Bahkan ada studi medis lainnya yang mendukung kesimpulan ini.

Temperatur yang lebih tinggi akan memperlambat penyebaran penyakit yang ditakuti ini.

Menurut Barkshi ini adalah momen yang penting bagi generasi selanjutnya.

Kini semua negara menghadapi dua tantangan, menyelamatkan nyawa dan pekerjaan atau ekonomi.

Barkshi mengaku dia berasal dari India dan kini tinggal di Indonesia.

Dia sudah mengalami hidup di tengah kondisi kemiskinan dan kelaparan.

Menurutnya saat ini semua orang harus belajar dari negara maju.

Tapi bukan berarti juga solusi bagi mereka bisa berjalan untuk negeri berkembang, layaknya Indonesia.

Baru-baru ini sejumlah negara Asia melakukan lockdown namun berujung pada perekonomian yang memburuk.

Orang yang paling miskin dan menerima upah harian akan menjadi korban dan dampak perekonomiannya akan bertahan dalam waktu lama.

Baca: Update Corona Global Senin, 30 Maret 2020 Pukul 10.00 WIB: Kasus Baru Korsel Tambah 78, Total 9.661

Baca: Di Tengah Pandemi Corona, Anggota DPR Gelar Rapat Paripurna Siang Ini

Ini akan memicu tragedi yang lebih besar lagi.

Mengingat peningkatan penyebaran Covid-19 tidak eksponensial di negara-negara ini (Asia Tenggara), ada beberapa cara yang bisa meringankan masalah penyebaran namun resikonya cenderung kecil:

1. Melakukan penguncian pada area terdampak dan menegakkan aturan jarak sosial atau jarak fisik dengan tegas.

Tapi lakukan hal ini dengan jangka waktu terbatas yakni antara 2 sampai 3 minggu saja.

Sementara itu, lakukan persiapan selama periode tersebut untuk menyusun rencana selanjutnya.

2. Lakukan Tes secara Luas

Identifikasi cluster atau pusat dimana penyakit itu bermula dan menyebar, disusul menguji semua orang di sana.

Amerika Serikat saat ini setiap harinya menguji 100.000 orang.

Negara-negara ini perlu melakukan pengujian para level yang sama atau lebih tinggi lagi.

Mulailah dengan populasi yang terdampak dan dilakukan seluas mungkin.

3. Karantina Bertarget dan Vertikal

Karantina orang-orang yang positif, manfaatkan teknologi untuk memastikan tidak ada kebocoran.

Punya mekanisme penghargaan dan hukuman yang kuat di tempat karantina itu.

Beri apresiasi bagi mereka yang melakukan karantina diri dan jangan mendiskriminasinya.

4. Membangun Infrastruktur Kesehatan dengan Masif

Harus jadi perhatian pemerintah adalah ribuan bangsal isolasi, jumlah besar pekerja terlatih yang terampil memberikan perawatan kesehatan, APD untuk tenaga kesehatan dan yang paling penting adalah kapasitas ventilator yang memadai.

Ini akan diperlukan, berpacu dengan waktu untuk siap menghadapi situasi terburuk.

5. Lindungi Mereka yang Paling Rentan

Tingkat kematian sangat tinggi di antara orang tua dan mereka yang memiliki kondisi mendasar.

Cobalah yang terbaik untuk menyelamatkan mereka.

Tetapi fakta yang menyedihkan adalah kita masih akan kehilangan banyak dari mereka selama melalui ujian pandemi ini.

6. Membuka Diri Lagi setelah Lockdown Terbatas

Mulai ekonomi dengan paket stimulus sekuat mungkin.

Suruh bangsa dan masyarakat kembali bekerja.

Lindungi mata pencaharian seperti halnya melindungi jiwa.

7. Tetapkan Norma Sosial Baru

Kebersihan tangan yang ketat, tidak menyentuh wajah Anda, mengenakan masker di tempat umum, menjaga jarak sosial, membersihkan permukaan.

Ini bukan untuk beberapa hari, minggu, bulan saja tetapi selamanya.

Musim panas akan memberikan sedikit kelonggaran bagi wabah ini, tapi harus bersiap bila November nanti datang krisis ke dua dari pandemi Covid-19.

Bila sampai saat itu belum ada obat yang ditemukan, maka seluruh dunia akan menghadapi musuh yang lebih kuat dan tangguh lagi.

Jadi kini masih ada 6 bulan ke depan untuk menyelesaikan masalah ini.

Negara-negara di belahan bumi selatan khususnya Afrika akan dihadapkan pada tantangan yang lebih besar.

Di waktu yang akan datang, mereka tidak akan memiliki proteksi dari suhu yang tinggi.

Asia bisa mengalahkan pandemi corona, tapi mekanisme mitigasi saat ini terutama lockdown horizontal yang dilakukan beberapa negara miskin di Asia justru menyebabkan kerusakan lebih besar.

Selain itu terjadinya lebih berkelanjutan pada kehidupan dan mata pencaharian.

Ini adalah penyakit orang kaya, di negara-negara ini, tapi Barkshi khawatir orang miskin yang akan membayar harganya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved