Virus Corona
Soal Jenazah PDP Corona di Kolaka Dipeluk Keluarga, Semua jadi ODP hingga Kurangnya Pemahaman
Jenazah seorang perempuan yang berstatus PDP Covid-19 di Kolaka menjadi viral di media sosial karena keluarga mencium dan memegangnya.
TRIBUNNEWS.COM - Jenazah seorang perempuan yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi viral di media sosial.
Keluarga pasien membuka kantong plastik yang membungkus jenazah perempuan berstatus PDP tersebut.
Tak hanya membuka bungkus jenazah dan dilihat banyak pelayat, bahkan pihak keluarga juga memegang dan menciumnya.
Diketahui seorang PDP Covid-19 berusia 34 tahun itu dinyatakan meninggal dunia pada Senin (23/3/2020) sekitar pukul 11.00 Wita di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas.
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), dr Panji Hadisoemarto, pun menanggapi hal tersebut.
Baca: FAKTA PDP Corona di Kolaka Dimakamkan Tak Sesuai Prosedur, Keluarga Bongkar Plastik Jenazah
Baca: UPDATE RS Darurat Wisma Atlet Rawat 215 Pasien: 14 Positif Covid-19, 157 PDP, 44 ODP
Panji menyebut, jenazah yang meninggal karena suatu penyakit pada umumnya tidak akan menularkan penyakitnya ke orang lain.
Akan tetapi, ia menambahkan, jenazah yang terjangkit Covid-19 tetap bisa menimbulkan risiko penularan.
"Dalam arti, penularan secara droplet tidak akan terjadi karena jenazah tidak batuk-batuk."
"Tapi karena virus (Covid-19) bisa menular secara tidak langsung, lewat tangan misalnya, bisa timbul risiko penularan kalau jenazah disentuh atau dicium," kata Panji, Kamis (26/3/2020), dilansir Kompas.com.
Jenazah PDP Covid-19 bisa menularkan virus tersebut ke orang lain dengan disentuh dan dicium sebelum dimakamkan.
Panji menjelaskan orang yang mencium dan menyentuh jenazah PDP otomatis statusnya menjadi orang dalam pemantauan (ODP).
Baca: PDP yang Meninggal di RST dr Soedjono Kota Magelang Sabtu Lalu, Terkonfirmasi Positif Covid-19
Baca: Viral Keluarga PDP COVID-19 di Kolaka Paksa Buka Bungkus Jenazah, Sekampung Bisa Jadi ODP?
"Jadi, ya. Kalau keluarga membuka, menyentuh, dan mencium jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19, semua (yang ada di sekitarnya dan melakukannya) jadi ODP," kata Panji.
Oleh sebab itu, mereka yang kontak dengan jenazah PDP perlu dilakukan uji swab untuk mengetahui positif terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Terlebih hingga saat ini belum ada studi yang menunjukkan berapa lama virus corona bertahan dalam jenazah.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dr Rabiul Awal, menyesalkan sikap keluarga yang tidak mematuhi prosedur pemakaman jenazah dengan standar korban terjangkit Covid-19.
Dikutip dari Kompas.com, dokter ahli bedah yang akrab disapa Wayong juga sempat melihat video sejumlah keluarga pasien melakukan kontak dekat dengan jenazah di rumah duka di Kolaka.
Wayong menyebut, situasi seperti ini karena kurangnya pemahaman tentang standar pemakaman jenazah yang sudah suspect, meski belum ada hasil laboratorium.

Baca: Pandemi Corona Kian Merebak, Sebagian Perawat Mulai Double Job
Baca: Alasan DPRD DKI Jakarta Nekat Ingin Gelar Pemilihan Wagub di Tengah Pandemi Virus Corona
Bongkar Plastik Jenazah
Keluarga jenazah PDP virus corona tersebut nekat membongkar plastik penutup jenazah sebelum dimakamkan.
Aksi keluarga tersebut terekam kamera dan videonya viral di media sosial.
Selain itu jenazah yang terbungkus plastik kedap dibawa pulang menggunakan mobil pribadi oleh pihak keluarga.
Wayong menjelaskan, jika plastik kedap pembungkus jenazah dibuka itu sangat tidak diperbolehkan.
Kendati demikian, dalam penanganan jenazah terinfeksi Covid-19 harus dilakukan oleh tim medis sesuai prosedur.
"Sebenarnya, dari rumah sakit sudah dibungkus plastik, tapi keluarga membuka plastik itu."
"Perlakuan kepada jenazah itu dengan standar Covid-19, yang memandikan pun harus memakai APD dilakukan oleh tenaga medis langsung," ujar dia.

Baca: Imbas Corona, Arab Saudi Tutup Kota Riyadh, Makkah, dan Madinah
Baca: Cegah Penyebaran Corona, MRT Lakukan Perubahan Kebijakan Jarak Antar Kereta
Wayong mengungkapkan, bagi keluarga maupun pelayat secara otomatis langsung masuk kategori ODP dan wajib mengisolasi diri di rumah.
Ia menambahkan, data warga yang melayat juga akan ditelusuri karena berisiko jika pasien yang meninggal itu positif terinfeksi Covid-19.
"Kalau positif, masuk kategori ODP, isolasi diri, utamanya yang kontak langsung."
"Jadi, sudah koordinasi antara Dinkes Kabupaten Kolaka maupun Provinsi untuk melakukan pendataan atau mencari warga yang datang melayat," tegas dia.
Wayong menekankan, untuk pihak keluarga seharusnya tidak boleh mendekati jenazah setelah dibungkus plastik kedap di rumah sakit.
Kurang Pemahaman

Baca: Penjelasan Ahli Jawab Pertanyaan Kapan Pandemi Virus Corona Bakal Berakhir
Baca: Status Tanggap Darurat Virus Corona di Kabupaten Tangerang Berlaku Hingga 23 Mei 2020
Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, Kompol dr Mauluddin, menjelaskan penanganan jenazah infeksi corona yang dilakukan pihak RSUD Bahteramas sudah sesuai standar.
Yakni membungkus jenazah dengan pakaiannya, mengkafaninya lalu dibungkus plastik kedap.
Mauluddin mengatakan, tujuan dilakukannya tindakan itu agar keluarga tidak membuka bungkus jenazah dan virus tersebut tidak menular ke orang lain.
"Maksudnya apa, supaya kuman ataupun cairan tubuh tidak berpindah ke orang lain."
"Sehingga diharapkan memang, pada saat penyerahan jenazah ini, keluarga tidak membuka lagi bungkus dari jenazah tersebut," ungkap Mauluddin, dikutip Kompas.com.
Menurutnya, sikap keluarga terhadap jenazah akibat kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penanganan pasien infeksi Covid-19.
Baca: Masa Isolasi Mandiri Juventus Berakhir, Bonucci Akui Beruntung Tidak Menunjukan Gejala Virus Corona
Baca: Warga Nekat Gelar Pesta dan Sengaja Langgar Social Distancing, Berakhir 1 Orang Positif Corona
"Meski kami bisa pahami sebagai bentuk kasih sayang."
"Namun, dengan adanya virus dari orang ke orang atau dari jenazah ke orang, sehingga perlu masyarakat memahami sehingga tidak terjadi kembali jenazah disentuh, meski masih PDP, kami anggap sebagai jenazah infeksi," ujar dia.
Mauluddin menegaskan, kondisi yang telah terjadi di Kolaka dapat dijadikan pembelajaran.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Sultra untuk saling menguatkan dan tidak saling menyalahkan.
"Ini semata-mata untuk melindungi masyarakat dan keluarga."
"Kami berharap semoga hasil tesnya negatif Covid-19," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Gloria Styvani/Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati)