Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

2.629 Petugas Kesehatan Italia Terinfeksi Virus Corona

Kasus infeksi virus corona dan kematian melonjak di Italia.Setidaknya, 2.629 petugas kesehatan telah terinfeksi oleh virus corona, Kamis (19/3/2020).

MIGUEL MEDINA / AFP
Penduduk bepergian dengan mengenakan masker di jalan utama Corso Buenos Aires di Milan pada 12 Maret 2020, ketika Italia menutup semua toko kecuali apotek dan toko makanan dalam upaya putus asa untuk menghentikan penyebaran virus corona yang telah menewaskan 827 di negara itu hanya dalam dua minggu. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus infeksi virus corona dan kematian melonjak di Italia.

Angka baru menunjukkan tingkat penularan virus corona sangat besar di antara tenaga medis Italia.

Setidaknya, 2.629 petugas kesehatan telah terinfeksi oleh virus corona per Kamis (19/3/2020).

Melansir Al Jazeera, Gruppo Italiano per la Medicina Basata sulle Evidenze (GIMBE) menerbitkan laporan yang menyebut, sejak awal wabah muncul pada Februari, kasus infeksi tenaga medis itu mewakili 8,3 persen total kasus.

Lebih lanjut, Direktur Gimbe Nino Catabellotta, yang merupakan ahli kesehatan masyarakat mengungkapkan pihaknya mendapat data petugas medis yang terinfeksi dari data yang disediakan oleh National Health Institute.

Baca: UPDATE Korban Tewas Virus Corona Menyentuh Angka 10.046

Baca: Kondisi Rumah Sakit Terpadat Kasus Covid-19 di Italia: Ruang Tunggu Bagai ICU

"Angka-angka mengenai penularan di antara dokter, perawat, dan rofesional kesehatan telah diungkapkan pada 11 Maret 2020," kata Nino Catabellotta.

"Ratusan kasus baru telah dicatat setiap hari sejak itu," tambah Nino.

"Tenaga medis di garis depan harus menjadi orang pertama yang dilindungi," tambahnya.

Nino mengatakan, jumlah infeksi pada petugas medis yang aktual kemungkinan akan lebih tinggi.

Ia menjelaskan, petugas medis di Italia tidak selalu dites virus corona dan tindakan perlindungan dari rumah sakit tidak selalu memadai.

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun  pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis
Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Dua Kali Lipat

Lebih lanjut, banyak pasien corona cenderung hanya menggunakan masker bedah tanpa filter pelindung yang tepat untuk melindungi mereka dari penularan.

Persentase petugas kesehatan yang terinfeksi di Italia dua kali lipat dari jumlah di seluruh China.

Menurut artikel yang dipublikasikan JAMA Network Open, sebuah situs medis online dari Journal of American Medical Association, staf medis yang terinfeksi di China sekitar 3,8 persen dari total kasus dengan hanya lima kematian.

Lebih dari 60 persen staf medis yang terinfeksi berada di pusat wabah virus corona, Wuhan.

Orang-orang diizinkan untuk berjalan-jalan di luar sendirian di sekitar rumah mereka atau membawa anjing mereka jalan-jalan, asalkan mereka membawa formulir
Orang-orang diizinkan untuk berjalan-jalan di luar sendirian di sekitar rumah mereka atau membawa anjing mereka jalan-jalan, asalkan mereka membawa formulir "sertifikasi otomatis" dengan mereka (MARCO SABADIN / AFP)

Dokter Meninggal

Menurut harian Italia Corriere della Sera, seorang dokter umum dari Provinsi Lodi meninggal pada Rabu (18/3/2020).

Kematiannya menambah jumlah kematian dokter keluarga di daerah itu menjadi empat.

Daerah lain juga telah mencatatkan kerugian di antara staf medis.

Kurangnya peralatan, sumber daya dan personel telah menekan sistem kesehatan Italia.

Butuh Pasokan Alat Pelindung

Italia diketahui tidak menghasilkan masker.

Dengan menyebarnya pandemi, ditambah beberapa negara tetangga terdekat enggan mengekspor pasokan yang dibutuhkan Italia.

"Masalahnya sekarang adalah pasokan alat pelindung," kata Nino.

"Pemerintah seharusnya memikirkan hal ini beberapa waktu yang lalu," tambahnya.

"Saat pandemi global terjadi, negara-negara yang memproduksi masker dan alat pelindung lainnya, sekarang menyimpan untuk kebutuhan mereka sendiri dan menghentikan ekspor," tutur Nino.

Lebih lanjut, Nino menerangkan, jumlah dokter dan perawat di Italia sangat kecil.

"Dalam keadaan yang ekstrem, kami bahkan meminta mereka untuk tetap bekerja walaupun mereka positif virus corona," kata Nino.

"Mereka harus dilengkapi dengan alat pelindung untuk menghindari penyebaran virus lebih lanjut," tambah Nino.

Baca: Dokter Curhat ke Najwa Shihab soal Virus Corona, Senjata Tak Lengkap, Tak Ada Transparansi Data

Baca: Cegah Kenaikan Harga, Facebook Larang Iklan Hand Sanitizer Hingga Alat Tes Virus Corona

Baca: Hasil Tes Corona Yane Ardian, Istri Wali Kota Bogor Bima Arya yang Dampingi Kunker ke Azerbaijan

Baca: Kenali Tanda Terinfeksi Virus Corona, Cara Pencegahan hingga Sosial Distancing

Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan 3,8 miliar dolar terhadap sistem kesehatan Italia, Senin (16/3/2020).

"Kami mengimpor tenaga medis dari luar negeri dan menerjunkan tenaga medis yang muda tanpa lisensi," kata Nino.

"Jika kita tidak memberi mereka perlindungan yang memadai, akan berakhir seperti saat perang," ucap Nino.

"Namun, karena kurangnya peralatan semakin banyak tenaga medis yang terinfeksi," tutur Nino.

Per Jumat (20/3/2020) pukul 07.16 WIB, jumlah kematian di Italia tercatat melebihi angka kematian di China.

Data menunjukkan, angka kematian di China menunjukkan 3.245 korban.

Sementara, di Italia korban meninggal karena virus corona mencapai 3.405 jiwa.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved