Virus Corona
Cerita 2 WNI Saat Malaysia dan Filipina Lockdown: Polisi Rutin Patroli
Dua warga negara Indonesia (WNI) menceritakan suasana lockdown atau penguncian di Manila dan Malaysia.
TRIBUNNEWS.COM - Dua warga negara Indonesia (WNI) menceritakan suasana lockdown atau penguncian di Manila dan Malaysia.
Dua WNI tersebut diketahui bekerja di negara jiran di mana kedua negara itu telah memberlakukan kebijakan lockdown.
WNI yang terkena lockdown di Manila, Filipina, Patra Azwar bercerita, pemberlakuan isolasi kota sangat disiplin.
Setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengumumkan keputusan ini, karantina langsung dilakukan semua orang.
"Situasi di sini sepi, karena dilarang melakukan kegiatan di luar rumah sejak Presiden Duterte mengumumkan. Itu langsung dilakukan strict home quarantine," ungkap Patra dalam acara Mata Najwa, Rabu (19/3/2020).
Baca: Pandangan Ganjar Pranowo Soal Lockdown Terkait Corona: Menjadi Bahasa Politis
Baca: Arti Lockdown Corona yang Dilakukan 8 Negara di Dunia, Berikut 17 Istilah Lain
Sejak saat itu, sekolah dan perusahaan ditutup sehingga kini dirinya harus bekerja jarak jauh di rumah.
Namun, bukan berarti dirinya tidak boleh sama sekali keluar.
Ada waktu-waktu tertentu yang ditetapkan pemerintah terlebih bagi warga yang ingin membeli kebutuhan pokok.
"Jadi ada jam malam, mulai jam 8 sampai jam 5 pagi."
"Untuk day time, keluarga diizinkan untuk keluar rumah dengan tujuan membeli bahan pokok," ungkap Patra.
Selebihnya, akan dibatasi ruang geraknya sampai lockdown usai.
Baca: Penayangan Film Black Widow Ditunda karena Virus Corona
Baca: Jokowi Minta Rappid Test Massal untuk Cegah Corona, Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Menurutnya pemerintah Filipina dan Manila khususnya, berdedikasi melakukan aturan baru ini.
Bahkan polisi dan tentara dikerahkan untuk memonitor para warga.
"Sosial distance-nya benar-benar dilakukan pemerintah. Belum ada kasus yang melanggar hukum."
"Cuma polisi dan tentara diterjunkan ke seluruh wilayah di Metro Manila dan Luzon."
"Kalau ada orang di jalan, polisi akan menanyakan kepentingannya, kalau misalnya tidak ada kepentingan akan disuruh pulang ke rumah," jelas Patra.
Sementara itu, WNI yang mengalami lockdown di Malaysia, Ria Widayati menyebut masih ada beberapa orang yang melakukan kegiatan di luar rumah.
Sebelumnya, Malaysia memulai lockdown pada Rabu (18/3/2020).
Sesaat setelah pengumuman dari Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, warga Malaysia langsung melakukan panic buying.
Bahkan sejumlah pekerja Malaysia di Singapura memadati perbatasan karena kepanikan penguncian ini.

Ria mengaku tidak berani keluar dari rumahnya.
"Saya di rumah saja karena pihak perusahaan juga menginformasikan, tidak bisa masuk ke dalam perusahaan karena akan ada patroli dari polisi."
"Jadi kami tidak berani keluar, apalagi saya bukan warga negara Malaysia," ungkap Ria.
Meskipun dalam keadaan terisolasi, masyarakat memerlukan informasi yang relevan terkait kondisi perkembangan kasus Covid-19 di sana.
"Kalau untuk informasi mereka (pemerintah) intens karena ada beberapa media sosial yang dipakai."
"Mereka memberi batasan, pada pukul 5 sampai pukul 9 biasanya akan ada update terbaru untuk kasus-kasus baru."
"Jadi kalau di sini ada satu sumber informasi yang bisa kami percaya gitu," jelas Ria.
Saat disinggung terkait informasi dari KBRI, Ria mengaku, pihak KBRI kurang cepat memberikan informasi.
"Jadi kami harus masuk ke web-nya dulu baru dapat informasi. Selain itu, tidak ada pesan-pesan atau imbauan apapun dari KBRI," jelasnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)