Virus Corona
Dirjen Hubud: Dampak Covid-19 Membuat Trafik Penumpang Berada Pada Level Terendah
Ia juga mengungkapkan, akibat dampak Covid-19 ini secara global membuat 26 maskapai dunia bangkrut atau berhenti beroperasi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto menyebutkan, pada Maret hingga Mei 2020 penurunan penumpang pesawat akibat Covid-19 sangat signifikan.
"Pada April 2020 penurunan penumpang pesawat menurun hingga level terendah, karena dampak Covid-19 dan adanya pembatasan pergerakan masyarakat," ucap Novie dalam webinar, Selasa (29/9/2020).
Tetapi Novie juga mengatakan, pada Juni 2020 terlihat ada peningkatan penumpang.
Baca: Maskapai Penerbangan Eropa Turunkan Harga Tiket untuk Bertahan di Tengah Covid-19
Meski begitu kenaikan tersebut tidak signifikan dan masih merangkak.
Ia juga mengungkapkan, akibat dampak Covid-19 ini secara global membuat 26 maskapai dunia bangkrut atau berhenti beroperasi.
"Kemudian ada juga pengurangan frekuensi penerbangan oleh maskapai dunia, menjadi 83 penerbangan akibat dampak Covid-19," kata Novie.
Sementara itu pada maskapai nasional, lanjut Novie, dampak Covid-19 ini membuat PT Transnusa Aviation Mandiri berhenti beroperasi sementara sejak September 2020.
"Selain itu rute penerbangan internasional juga mengalami pengurangan, seperti Garuda Indonesia yang biasanya melayani 30 rute menjadi 11 rute saja," ujar Novie.
Novie juga menjelaskan, untuk mengembalikan angka penumpang pesawat adalah dengan membuat masyarakat kembali percaya menggunakan angkutan udara.
"Dengan kepercayaan itu, trafik penumpang pesawat akan berangsur naik dan pulih. Tetapi tentu setelah kepercayaan itu kembali, harus didukung dengan jaminan protokol kesehatan," kata Novie.