Empat Faktor Ini Bikim Gubernur BI Yakin Rupiah Bisa Menguat ke Angka 15.000
BI meyakini arus modal asing akan masuk melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang sekarang memang masih seret
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ada empat faktor yang membuat dirinya yakin nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) bisa menguat ke Rp 15.000.
Pertama, yakni dilihat dari sisi fundamentalnya.
Baca: Wabah Virus Corona Bisa Membuat ASDP Merugi Hingga Rp 478 Miliar
Nilai tukar Rupiah sekarang di kisaran Rp 15.400 ini adalah di bawah nilai seharusnya atau undervalue.
"Kami sampaikan defisit transaksi berjalan tahun ini akan lebih rendah. Pada kuartal 1 itu dibawah 1,5 persen terhadap PDB dan untuk keseluruhan tahun di bawah 2 persen PDB," ujarnya saat telekonferensi di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Kedua, Perry menyampaikan, Bank Indonesia akan terus menjaga pasar untuk stabilitas nilai tukar Rupiah melalui intervensi via spot, DNDF, maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.
Ketiga, BI meyakini arus modal asing akan masuk melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang sekarang memang masih seret.
"Iya kadang masuk kadang keluar, tapi kalau lihat minat untuk membeli SBN misalnya itu juga akan meningkat. Sejarah menentukan dari 2011 sampai sekarang periode outflow itu sekira 4 bulan dengan rata-rata jumlah Rp 29,2 triliun dan akan selalu diikuti inflow lebih lama 21 bulan dengan jumlah Rp 229,2 triliun," kata Perry.
Baca: PKS Minta Jokowi Pertimbangkan Solusi Penanganan Covid-19 dari Siti Fadilah Supari
Terakhir, faktor keempat yakni aliran modal tersebut diharapkan sudah mulai masuk ke negara paling cepat pada awal kuartal III 2020 seiring premi risiko menurun.
"Semoga nanti mulai awal kuartal III maupun kuartal IV aliran modal masuk itu akan semakin besar. Sementara, faktor premi risiko sekarang masih relatif tinggi, dengan meredanya Covid-19 akan kembali ke periode sebelum Covid-19 yang lebih rendah," pungkasnya.