Ketua Umum Apindo was-was, Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Masih Rendah
Menurutya, tren selama sepuluh tahun kebelakang menunjukkan adanya penurunan penyerapan tenaga kerja.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyampaikan keprkhawatirannya terkait sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Menurutya, tren selama sepuluh tahun kebelakang menunjukkan adanya penurunan penyerapan tenaga kerja.
Meskipun begitu, ia tidak memungkiri adanya kenaikan yang signifikan jumlah investasi yang masuk ke Indonesia.
Hal itu disampaikannya dalam sambutannya pada Kongres Nasional Indonesia Kompeten di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Rabu (21/11/2018).
"Menjadi keprihatinan kami di Apindo melihat tren dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini penyerapan tenaga kerja kita itu agak tidak inline dengan jumlah investasi yang masuk," kata Hariyadi.
Hal yang menjadi keprihatinannya tersebut berdasar pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2010 sampai tahun 2026.
Baca: Bikin Macet Tol Japek, Menhub Stop Sementara Proyek LRT dan Kereta Cepat Jakarta-BDG Sampai Lebaran
Menurut data tersebut, kata Hamdani, BKPM mencatat terjadi jumlah investasi sebesar Rp 200 triliun pada tahun 2010.
"Pada waktu itu rasionya Rp 1 triliun menyerap 5.014 orang," kata Hariyadi.
Hamdani melanjutkan, pada tahun 2016 tercatat kenaikan tiga kali lipat dalam jumlah investasi. Namun, menurutnya ada penurunan di segi penyerapan SDM.
"Tapi di 2016 absolut investasinya adalah 608 triliun, naik tiga kali lipat lalu penyerapannya hanya 2.004 orang per Rp 1 triliun. Ini tentunya menjadi kekhawatiran kita bahwa kualitas penyerapan berbanding investasi itu tidak sama," kata Hariyadi.
Untuk itu, ia meminta para peserta kongres juga memperhatikan hal tersebut di samping perubahan-perubahan di bidang usaha yang terkait dengan industri 4.0.
"Ini yang menjadi pemikiran kami di APINDO untuk memperhatikan juga di samping yang terkait dengan industri 4.0," kata Hariyadi.