Di Bawah Kepemimpinan Donald Trump, AS Alami Defisit Anggaran Terbesar Sejak 2012
AS mencatat defisit terbesar dibandingkan enam tahun terakhir, terpukul oleh langkah pemangkasan pajak korporasi.
Laporan Reporter Kontan, Sanny Cicilia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menutup anggaran tahun fiskal 2018 sebesar US$ 779 miliar di zona merah.
AS mencatat defisit terbesar dibandingkan enam tahun terakhir, terpukul oleh langkah pemangkasan pajak korporasi.
Sementara di sisi lain pengeluaran pemerintah meningkat, termasuk untuk membayar beban utang yang lebih mahal.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan AS, ada surplus anggaran US$ 119 miliar pada Bulan September saja. Angka ini sejatinya lebih besar ketimbang perkiraan, tetapi tak cukup menutup defisit sepanjang tahun.
Defisit anggaran AS dalam 12 bulan hingga September mencapai US$ 113 miliar atau naik 17% lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Baca: Fakta-fakta Mengejutkan di Kasus Laka Honda CR-V Terjun ke Jurang 200 Meter di Magetan
Ekonom melihat, pemangkasan pajak individu dan korporasi yang disetujui Kongres AS di akhir tahun lalu mulai berdampak pada pendapatan AS.
Baca: Rizal Ramli: Tuntutan Lawyer Nasdem Salah Arah, Salah Orang, dan Salah Alamat
Hal itu ditambah anggaran belanja lebih besar yang disepakati Februari lalu, kedua faktor ini menjadi penyebab membengkaknya defisit AS.
Donald Trump dan tim Republik di Kongres memutuskan memangkas pajak untuk mendorong pajak dan pertumbuhan pada akhirnya.
"Booming ekonomi AS nantinyaakan meningkatkan pendapatan pemerintah, yang menjadi langkah penting dalam menciptakan keberlanjutan fiskal jangka panjang," tulis Mick Mulvaney, Direktur Office of Management and Budget Gedung Putih AS, seperti dikutip Reuters.