Sempat Turun 3,2 Persen, Tahun Ini Ekspor Tekstik Diprediksi Naik
Ini ditandai mulai banyaknya permintaan ekspor dari negara asing dan diperkirakan terus meningkat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat menyatakan, tingkat ekspor tekstil tahun 2016 turun sebanyak 3,2 persen.
Namun tahun ini Ketua Departemen Tekstil, Pakaian dan Sepatu dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ini optimis kondisinya membaik.
"Ini didasarkan fakta makin banyaknya pemesanan tekstil selama empat bulan terakhir ini meningkat," kata Ade saat ‘Apparel Tech-Up’ yang diadakan ThreadSol di Jakarta belum lama ini.
Dikatakannya, mulai banyaknya permintaan ekspor ini akan menjadi awal yang baik.
Tentang Apparel Tech-Up yang diinisiasi ThreadSol Indonesia, Ankit Awasthi selaku ThreadSol Indonesia Country Head menyatakan event ini merupakan inisiatif yang baik untuk networking bagi pengusaha tekstil.
"Secara garis besar, acara ini mengenai tema masa depan bagi para pengguna teknologi dengan inovasi yang tepat, dapat menolong perusahaan-perusahaan pakaian di Indonesia untuk mengubah tantangan menjadi sebuah kesempatan," kata Ankit.
Diskusi membahas mengenai kondisi tren sumber daya yang sedang terjadi, serta dampaknya ke industri pakaian di Indonesia dan bagaimana peran teknologi untuk menjadi sebuah solusi bagi industri-industri di Indonesia untuk tetap dapat bersaing.
Berasal dari Singapore, ThreadSol memperlebar sayapnya di Indonesia dengan solusi yang inovatif untuk mengurangi lmbah kain dan meningkatkan profitabilitas produsen pakaian.
Sejak tahun 2012, solusi dari Threadsol- intelloCut dan intelloBuy, telah berhasil menghemat 10% biaya produksi di lebih dari 90 pabrik di India, Sri Lanka, Vietnam, Cina, Pakistan, Bangaldesh, Jordon, Filipina dan Kamboja.
Setahun beroperasi di Indonesia, ThreadSol telah bekerja sama dengan pabrik-pabrik besar seperti PT Daese Garmin, PT Ameya, PT Pan Brothers dan PT Master Indonesia.