Gejolak Rupiah
BEI Nilai Gejolak Ekonomi Tak Lama Karena "Made In China"
"Sekarang ini (gejolak ekonomi) made in China, mudah-mudahan cepet," kata Tito.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai gejolak ekonomi pada saat ini tidak akan berlangsung lama, seiring fundamental ekonomi dalam negeri yang masih terbilang kuat.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, mengatakan beberapa isu pemicu turunnya kepercayaan pelaku pasar modal, yaitu spekulasi atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), tren penurunan harga minyak mentah dunia, serta tekanan perlambatan ekonomi global yang khususnya berasal dari negara Tiongkok.
"Sekarang ini (gejolak ekonomi) made in China, mudah-mudahan cepet. Kalau ditanya sampai kapan, saya enggak tahu, kalau saya tahu, sudah kaya saya," ujar Tito di gedung BEI, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Meski kondisi ekonomi global yang kurang kondusif seperti saat ini, kata Tito, berdasarkan seluruh laporan keuangan emiten pada semester I 2015, sebanyak 329 emiten atau 73 persen dari total emiten yang melaporkan masih membukukan kinerja laba positif.
"Kalau tahun 1998 itu, malah 73 persen emiten rugi. Sekarang ini 73 persennya masih mencatatkan keuntungan walaupun turun," ucap Tito.