Selasa, 30 September 2025

Gejolak Rupiah

BEI Nilai Gejolak Ekonomi Tak Lama Karena "Made In China"

"Sekarang ini (gejolak ekonomi) made in China, mudah-mudahan cepet," kata Tito.

Harian Warta Kota/henry lopulalan
PAPAN PERGERAKAN SAHAM - Masyarakat berada di papan pergerakan saham perusahaan sekuritas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (21/8/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk menutup pekan. Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi tajam 2,39% atau 105,9 poin ke level terendah 4.335,9 pukul 16.15 WIB. Tercatat 234 saham bergerak turun, 59 saham bergerak naik, dan 63 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 5,2 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,8 triliun. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai gejolak ekonomi pada saat ini tidak akan berlangsung lama, seiring fundamental ekonomi dalam negeri yang masih terbilang kuat.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, mengatakan‎ beberapa isu pemicu turunnya kepercayaan pelaku pasar modal, yaitu spekulasi atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), tren penurunan harga minyak mentah dunia, serta tekanan perlambatan ekonomi global yang khususnya berasal dari negara Tiongkok.

"Sekarang ini (gejolak ekonomi) made in China, mudah-mudahan cepet. Kalau ditanya sampai kapan, saya enggak tahu, kalau saya tahu, sudah kaya saya," ujar Tito di gedung BEI, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

‎Meski kondisi ekonomi global yang kurang kondusif seperti saat ini, kata Tito, berdasarkan seluruh laporan keuangan emiten pada semester I 2015, sebanyak 329 emiten atau 73 persen dari total emiten yang melaporkan masih membukukan kinerja laba positif.

"Kalau tahun 1998 itu, malah 73 persen emiten rugi. Sekarang ini 73 persennya masih mencatatkan keuntungan walaupun turun," ucap Tito.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved