Tragedi Priok Berdarah
Industri Rugi Puluhan Miliar
Kerusuhan di Pelabuhan Tanjung P
"Kerugian untuk sektor angkutan saja bisa Rp 10 miliar," kata Toto, (15/4/2010). Perhitungan kerugian ini didasarkan pada 6.000 kontainer yang datang dan pergi dalam sehari di Pelabuhan Tanjung Priok. Angka ini belum menghitung barang yang tidak bisa masuk dan keluar pelabuhan. Kerugian paling besar adalah akibat keterlambatan pengiriman barang ekspor.
Kerusuhan yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tak hanya menimbulkan korban tiga tewas dan ratusan orang luka-luka, namun juga mengakibatkan terganggunya aktivitas ekonomi di kawasan tersebut. Bahkan, Terminal Petikemas (TPK) Koja, Tanjung Priok, lumpuh.
Ketua Umum Perusahaan Angkutan Pelayaran Niaga Nasional (Indonesia National Shi-powners Association/ INSA) Johnson W. Sutjipto mengkhawatirkan kerusuhan itu akan menyebabkan naiknya premi asuransi kapal yang masuk ke pelabuhan.
“Saat ini Pelabuhan Tanjung Priok sudah dikategorikan pelabuhan yang berisiko,” katanya. Joint War Committee (JWC), organisasi pengidentifikasi layanan dan keamanan pelabuhan dunia yang bermarkas di London, memasukkan Tanjung Priok sebagai pelabuhan rawan dan berisiko terhadap kerusuhan atau bentuk lain.
Nah, dengan insiden itu, Tanjung Priok akan tetap masuk kategori berisiko. Dengan demikian, pemilik kapal harus membayar premi asuransi 0,00125% dari nilai kapal.
Hingga kemarin, akses jalan menuju TPK Koja masih belum bisa dilewati truk kontainer karena terhalang bangkai-bangkai mobil yang dibakar massa. Tapi, manajemen TPK Koja tetap mengoperasikan bongkar muat barang.
"Sejak pukul 07.00 WIB hari ini (kemarin) sudah normal. Namun barang dikeluarkan tidak melewati pintu depan, tetapi memanfaatkan empat gerbang yang terhubung dengan area Jakarta International Container Terminal (JICT)," kata Doso Agung, General Manager TPK Koja.
Sampai kemarin, kata Doso, potensi kerugian yang dialami TPK Koja minimal Rp 2 miliar karena berhentinya kegiatan operasi selama sehari penuh pada saat kerusuhan terjadi.
Menteri Negara Mustafa Abubakar menyatakan tidak ada kerugian yang diderita oleh pihak Pelindo. "Saya sudah terima laporan, tak ada peralatan Pelindo yang terganggu," katanya. (kontan.co.id)